,

Masuk Kebun Warga, Harimau Ini Terkena Jeratan…

Kebun warga berbatasan dengan Taman Nasional Batang Gadis. Dari penjelasan warga, tak ada niat menjerat harimau. Jerat disiapkan buat babi dan rusa tetapi terkena harimau.

Nasib malang menimpa harimau Sumatera asal Taman Nasional Batang Gadis (TNBG) ini. Kala masuk kebun warga di Desa Batu Madinding, Kecamatan Batang Natal, Mandailing Natal, Sumatera Utara, harimau betina usia sekitar lima tahun ini terkena jeratan.

Satwa ini mulai menampakkan diri ke perkampungan sejak dua bulan lalu. Selama sepekan terakhir, harimau tak lagi muncul. Kamis (26/11/15), diketahui harimau terkena jerat warga di kebun dekat hutan. Jerat dibuat untuk rusa dan babi.

“Yang buat jerat itu si Matondang. Itu untuk jerat babi hutan dan rusa. Waktu kami dikasih tahu ada harimau kena jerat, aku langsung telepon petugas TNBG. Kulihat nyesal kali si Matondang itu. Dia gak ada niat menjerat harimau,” kata jelas Hakiman Nasution, warga Desa Batu Mandinding, Sabtu (28/11/15).

Dari perbicangan dengan warga lain di lapo (warung) ada dua harimau yang sering terlihat. Cakar dan jejak sering ditemukan di kayu atau tanah kebun warga. Meski mereka takut diserang, namun tidak ada yang menyarankan membuat jerat membunuh satwa ini.

Warga mengetahui, kalau harimau tidak akan menyerang jika tidak diganggu. Pasca temuan harimau terkena jerat ini, ada sedikit kekhawatiran balas dendam dari harimau lain di hutan TNBG.

“Agak was-was juga. Karena itu masih harimau remaja. Induknya pasti nyari anak itu. Mudah-mudahan tidak balas dendam. Jika terjadi, bisa konflik dengan manusia.”

Nadzrun Jamil, Kepala Sub Bagian Tata Usaha Taman Nasional Batang Gadis (TNBG), mengatakan, masih menyelidiki apakah ada unsur kesengajaan atau tidak.

Namun, katanya, langkah prioritas sekarang menyelamatkan nyawa harimau. Setelah evakuasi, lalu perawatan di kantor TNBG Mandailing Natal. Dari pemeriksaan tim dokter hewan, yang terjerat kaki kanan depan harimau. Ada jaringan telapak kaki yang mati kemungkinan terikat (terjerat). Kini, harimau diberi obat perangsang jaringan.

Balai TNBG membuat kandang sementara untuk istirahat dan perawatan harimau. Area parkir kendaraan disulap menjadi kandang sementara.

Dia mengatakan, selama ini tak ada tekanan dalam kawasan, tak pula pebukaan lahan baru maupun perkebunan sawit. Lahan harimau ditemukan perkebunan lama jauh sebelum TNBG ada. Titik koordinat temuan harimau satu setengah kilometer dari batas TNBG.

Jamil meragukan pernyataan warga yang melihat harimau di desa dan perkebunan mereka. Jika melihat jejak, katanya, bisa diterima.

Saat ini, katanya, masa harimau TNBG melintas, termasuk di area ladang warga. Sebab, perkebunan itu sejak dulu wilayah jelajah harimau. “Mustahil satwa muncul ke desa atau perkebunan untuk mencari makanan. Makan atau buruan berlimpah di kawasan. Ini dibuktikan, dari penelitian dan pemantauan menggunakan camera trap TNBG. Mangsa harimau cukup banyak seperti rusa, babi, tapir, kera, ayam hutan.”

Dari hasil analisis mereka, tak ada tekanan manusia, hingga menyebabkan harimau muncul dan keluar dari kawasan. Khusus kasus ini, kata Jamil, harimau terjerat di wilayah jelajah murni wilayah jelajah.

“Harapannya, jika sembuh harimau bisa dirilis ke TNBG. Tergantung rekomendasi tim dokter hewan. Jika tak memungkinkan, mau tidak mau ditempatkan di lembaga konservasi,” katanya.

Untuk populasi harimau di TNBG, dia belum bisa memastikan tetapi hasil pemantauan, selalu tertangkap kamera pengintai diperkirakan 22 individu, meski itu belum tahu angka pasti.

Hingga Sabtu malam, 28 November 2015, tim dokter hewan masih terus merawat harimau yang luka terkena jerat. Foto: Ayat S Karokaro
Hingga Sabtu malam, 28 November 2015, tim dokter hewan masih terus merawat harimau yang luka terkena jerat. Foto: Ayat S Karokaro
Artikel yang diterbitkan oleh
, , , , ,