, ,

Banjir Bandang Hantam Dua Kabupaten di Sumut, Potongan Kayu Bergelimpangan. Ada Apa?

Cuaca bagus di dua kabupaten yang dihantam banjir bandang. Tak hujan. Air bah datang berasal dari sungai yang mengalir dari dataran tinggi. Air datang bersama potongan kayu-kayu hutan. Tak pelak, rumah hancur lebur. Mengapa banyak potongan kayu?

“Air bah datang, banjir bandang, woi selamatkan diri. Awas kayu besar, jangan dekat sungai. ” Begitu teriakan Supiani, warga Desa Silinda, Serdang Bedagai (Sergai) Sumatera Utara kala panik banjir datang dan menghancurkan rumah mereka Rabu malam (9/12/15).

Dengan berurai air mata, dia menyaksikan air sungai menghantam apa saja yang dilintasi. Supiani lemas. Sayup-sayup dia mendengar jeritan warga. Setelah itu, dia tak mendengar apapun. Pingsan. Suami dan anaknya, berusaha menyelamatkan ibu sepuh. Rumahnya juga hancur.

Rumah rata dengan tanah dihantam banjir bandang. Foto: Ayat S Karokaro
Rumah rata dengan tanah dihantam banjir bandang. Foto: Ayat S Karokaro

Harapuddin Saragih, Camat Silinda, Sergai, kala pembersihan daerah banjir, mengatakan, banjir bandang ini, mengakibatkan dua desa di Silinda, terisolasi, dan rusak parah. Dua desa itu Desa Pagar Manik dan Kulasar. Di Pagar Manik dua rumah rusak parah, dan puluhan terendam. Di Desa Kulasar, lima rumah hancur, rata dengan tanah, puluhan ternak sapi, ayam, dan lain-lain hanyut.

Silinda, katanya, berdampingan dengan Desa Mabar, Dusun IV. Disini ada rumah hancur. Dusun V Pagar Gunung 16 rumah hancur. Dua dusun di Kecamatan Bangun Purba, Deli Serdang ini, sangat berdekatan dengan bibir sungai. “Juga dihantam air bah cukup deras,” katanya.

Banjir bandang ini, katanya, terparah selama 25 tahun terakhir. Tiga tahun ini, memang banjir datang hingga warga terbiasa dan menganggap tak berbahaya. Rabu malam, air menghantam begitu kuat.

Ratusan warga pun terpaksa mengungsi ke rumah kerabat. Sebagian mengungsi di tenda-tenda yang dipasang Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sergai dan Deli Serdang. Logistik dan pakaian hangat buat anak-anak serta orang tua, tersedia.

Banjir juga menghancurkan jembatan penghubung dua kabupaten ini. Pada Jumat pagi, jembatan yang putus, sementara waktu diperbaiki dengan memasang titi darurat terbuat dari kayu-kayu besar yang terbawa arus deras.

Kayu-kayu yang terbawa banjir bandang dan menghantam desa-desa di Serdang Bedagai dan Deli Serdang. Foto: Ayat S Karokaro
Kayu-kayu yang terbawa banjir bandang dan menghantam desa-desa di Serdang Bedagai dan Deli Serdang. Foto: Ayat S Karokaro

“Cuaca baik Selasa hingga Rabu malam. Tak hujan sama sekali. Ini murni hujan gunung. Terparahlah kali ini. Ngeri saya melihatnya, kerugian mencapai ratusan juta rupiah. Korban jiwa tidak ada.”

Saat banjir bandang besar datang terlihat puluhan batang kayu ukuran besar ikut menghantam sejumlah rumah warga. Salah satu sempat menyangkut di rumah Komat Saragih. Rumah itupun hancur.

Kayu-kayu ini tampak baru ditebang. Jika dirunut berasal dari hutan di Simalungun. Aliran sungai ini dari Simalungun. Kayu damar dan sembarang berkualitas bagus. Dia menduga kuat banjir bah ini karena pembabatan pohon sekitar sungai di atas.

“Diatas tidak ada lagi penyangga air. Banyak kayu hanyut dibawa air. Illegal logging sudah terjadi menyebabkan bencana alam ini. Kami mendesak aparat penegak hukum mengusut kasus ini. ”

Hingga Jumat petang, ratusan warga di dua kabupaten ini bergotong royong memperbaiki rumah mereka yang. Bunyi alat pemotong kayu, berbunyi seharian memotong kayu-kayu ukuran besar yang menyangkut di rumah dan badan jalan maupun sekitar bibir sungai. Tak sedikit warga berharap sama mendesak tindakan tegas pelaku perusak hutan ini.

Soekirman, Pendiri BITRA Indonesia, mengatakan, prosedur penanggulangan bencana diharapkan bisa baik, termasuk rekonstruksi dan rehabilitasi. Soekirman pernah jadi wakil bupati dan Bupati Sergai.

Kayu-kayu besar yang terbawa banjir bandang. Foto dari video Ayat S Karokaro
Kayu-kayu besar yang terbawa banjir bandang. Foto dari video Ayat S Karokaro

Pemerintah Sergai, Deli Serdang, Simalungun dan Karo, serta Sumut, katanya, harus duduk bersama membahas soal daerah aliran sungai (DAS) di Sungai Ular dan Sungai Buaya yang rusak parah.

Saat menjabat, dia pernah mencoba menginisiasi mengatasi kerusakan DAS yang melintasi sejumlah kabupaten itu. Dia terkendala dukungan penjabat kabupaten lain, hingga tak tuntas.

Bersama peneliti BITRA Indonesia, dia sempat mengumpulkan data faktor utama penyebab banjir bandang selalu datang jika hujan di gunung. Penyebab utama, penebangan liar di hutan Sumalungun. Ribuan kubik kayu ditebang dari hutan yang diangkut menggunakan truk besar. Ada dihanyutkan ke sungai, kala area penebangan kayu jauh ke dalam hutan. Pembuangan sampah dan pengerukan pasir juga menyebabkan kerusakan DAS.

“Nah, kayu-kayu yang sekarang kita lihat ini, kami duga hasil illegal logging. Saat hujan lebat terbawa arus menghantam apa saja. Ini harus mendapar perhatian khusus aparat penegak hukum.”

Langkah yang harus dilakukan, katanya, mau tak mau harus menghilangkan ego sektoral masing-masing kepala daerah. “Masalah ini cukup berat. Banjir bandang ini hanya contoh kecil bagaimana jika bencana datang.”

Konservasi lingkungan daerah hulu, kata Soekirman, tak bisa sebatas administrasi, harus batas ekologis, agar mendapatkan jalan keluar mengatasi kerusakan DAS dan illegal logging di hulu aliran sungai. Khusus kerusakan hutan hulu,dia sudah menyampaikan temuan itu kepada penegak hukum. Namun dia tak tahu apakah ada penindakan atau tidak.

“Gubernur Sumut dan Bupati Karo bersama Bupati Simalungun harus duduk bersama membicarakan masalah ini. Kami di kabupaten ini akan terus menjadi korban dari kerusakan lingkungan di hulu.” Dia akan meminta bantuan organisasi lingkungan buat meneriakkan masalah ini.

Warga saling bergotong royong memperbaiki rumah dan desa yang hancur dihantam banjir bah di dua kabupaten yaitu Sergai dan Deli Serdang. Foto: Ayat S Karokaro
Warga saling bergotong royong memperbaiki rumah dan desa yang hancur dihantam banjir bah di dua kabupaten yaitu Sergai dan Deli Serdang. Foto: Ayat S Karokaro
Artikel yang diterbitkan oleh
, , , , ,