,

Banjir dan Ombak Besar Hantam Sumut, Tiga Tewas

Hujan lebat sepanjang Senin (8/2/16) menyebabkan sejumlah sungai di tiga kabupaten di Sumatera Utara, meluap. Korban tak hanya harta benda, seorang anak tewas terseret arus. Di laut, ombak besar mengaramkan tiga kapal nelayan, dua orang tewas.

Data Polsek Sunggal, Deli Serdang, berbatasan dengan Kota Medan, banjir terparah di Kelurahan Beringin, Lingkungan VI Medan Selayang. Setidaknya 100 keluarga, dihantam banjir ketinggian air rata-rata mencapai dua meter.

Kompol Harry Azhar Hasry, mengatakan, dari pendataan bersama tim evakuasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Medan, dari Kecamatan Sunggal, warga mengungsi 400 orang. Mereka mengungsi seperti ke masjid dan rumah penduduk. “Kami terus mendata kerugian materil warga korban banjir, ” katanya Selasa (9/2/16).

Dalam banjir ini, seorang anak 2,5 tahun, Aqila Aldera Ardana, warga Desa Sunggal Kanan, Deli Serdang, meninggal dunia, karena terbawa arus deras sungai irigasi persawahan. “Selasa siang korban dikebumikan.”

Dari Medan, dilaporkan banjir menggenangi ratusan rumah warga di sekitar Sungai Deli dan Babura. Hingga Senin malam, warga mengungsi ke lokasi aman. Sebagian meminta sumbangan di Jalan Brigjen Katamso, untuk membeli makanan. Selasa siang, air mulai surut, hanya sebetis orang dewasa. Warga saling bergotong royong membersihkan rumah mereka.

Data BPBD Medan, daerah terkena banjir tujuh kecamatan, yaitu Kelurahan Beringin (Kecamatan Medan Selayang), Medan Johor, Medan Maimun, Medan Baru, Medan Helpetia, Medan Sunggal, dan Medan Petisah. Ketinggian air antara 1,5-1,7 meter.

Human deras dan angin kencang mengaramkan tiga kapal nelayan di Perairan Belawan. Dua nelayan tewas. Foto: Ayat S Karokaro
Human deras dan angin kencang mengaramkan tiga kapal nelayan di Perairan Belawan. Dua nelayan tewas. Foto: Ayat S Karokaro

“Banjir membuat sekolah di Sunggal dan Medan, libur karena air menggenangi sekolah. Logistik dan posko kesehatan kita buka. Obat-obatan, vitamin, kain dan baju hangat diberikan pada anak dan orangtua serta perempuan, ” kata Kepala BPBD Medan, Hannalore Simanjuntak.

Dari Binjai, banjir menggenangi ratusan rumah warga. Banjir kali ini menurut sejumlah warga terparah selama 25 tahun terakhir. Jembatan penghubung Kecamatan Binjai Timur dan Binjai Selatan, rusak. Praktis akses jalan dari dan menuju kedua daerah ini terputus total. Aparat kepolisian mengalihkan lalulintas ke daerah lain.

Banjir Binjai 5 meter!

Banjir terparah di Kampung Setiap, Kampung Tanjung, Binjai, menggenangi ratusan rumah di Perumahan Berngap. Ketinggian air mencapai lima meter, hingga rumah warga tergenang sampai atap rumah. Sungai Mencirim meluap. Selasa pagi, air mulai surut.

Menurut Dexli Purba (51), warga Kampung Tanjung, mengatakan, air datang dan mulai tinggi pada Senin siang pukul 12.13. Air terus naik hingga setinggi pinggul orang dewasa. Melihat kondisi ini, dia bersama aparatur desa, berinisiatif memberitahu warga mengungsi. Air terus naik.

“Anak-anak muda membantu evakuasi warga menggunakan perahu PMI Binjai. Gak berapa lama, pasukan TNI dari Batalyon Infrantri 100/Raider, Kodim 0203, bersama BPBD Binjai datang membawa perahu karet dan membantu.”

Hingga Selasa siang, ratusan korban banjir Binjai, masih di tenda darurat. Tampak selimut hangat, obat-obatan, dan makanan buat pengungsi disiapkan Pemerintah Binjai. Pasukan TNI membuka dapur umum. Selasa siang, sebagian anak muda, melihat kondisi rumah.

Kapal nelayan karam

Dari perairan Belawan, dilaporkan, hujan deras dan angin kencang, menyebabkan sejumlah kapal nelayan yang melaut karam dihantam ombak tinggi. Data Pangkalan Utama Angkatan Laut (Lantamal–I) Belawan, dari laporan, ada tiga kapal nelayan karam.

Laksamana Pertama TNI Yudo Margono, Danlantamal I Belawan mengatakan, setelah mendapatkan informasi kapal nelayan karam di tengah laut, langsung memerintahkan pasukan mencari.

Setelah beberapa jam, menemukan tiga kapal karam dihantam ombak kencang. Adapun identitas tiga kapal itu adalah kapal pukat Hela KM MBF 938, nakhoda Suyatno, membawa tujuh anak buah kapal (ABK). Kapal Pancing KM Bintang Terang XII, nahkoda Ahmad Nasution, membawa empat ABK, dan Kapal Pancing Cumi tanpa nama, nakhoda Ali Nur Lubis, membawa dua ABK.

Menurut Yudo, satu ABK, Irwansyah, tewas. Korban tak bisa tertolong karena dihantam ombak kencang. Wardi, Senin sore hingga Selasa pagi, masih dicari. Selasa siang ditemukan tewas. Selebihnya, nelayan berhasil diselamatkan dan dibawa ke Dermaga Belawan, untuk pengobatan di rumah sakit.

Ketiga kapal karam itu, katanya, awalnya akan bersandar ke TB Pancaran XLV-1215 di sekitar Bouy 1 Alur Belawan. Gelombang tinggi dan cuaca buruk membuat mereka diterjang gelombang tinggi dan gagal sandar.

Banjir menggenangi tiga kabupaten di Sumut, Selasa pagi, air mulai surut. Foto: Ayat S Karokaro
Banjir menggenangi tiga kabupaten di Sumut, Selasa pagi, air mulai surut. Foto: Ayat S Karokaro
Artikel yang diterbitkan oleh
, , , ,