Foto: Orangutan-orangutan Ini Akhirnya Pulang Kampung Halaman…

Suasana di Manggala Wanabhakti, Rabu sore (9/2/16), tak seperti biasa. Di halaman depan Kantor Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan itu, satu mobil bertuliskan Taman Safari Indonesia. Ternyata mobil itu berisi tujuh orangutan yang bersiap pulang kampung setelah selama ini tinggal sementara di Taman Safari, Bogor. Gerimis mengiringi keberangkatan mereka yang akan menjalani rehabilitasi di kampung halaman, Kalimantan dan Sumatera. Ada Moza, Junior dan Puspa, Sampit, Sawade dan Warna dan Malee. Mereka ini bagian dari 17 orangutan yang berhasil diselamatkan dalam 2015. Dua dari Kuwait, satu sitaan dari Bandara Soekarno Hatta, dan 14 orangutan repatriasi dari Thailand. Mereka pulang kampung menggunakan Sriwijaya Air.

Puspa, dan Moza sesaat sebelum pulang kampung. Foto: Sapariah Saturi
Puspa, dan Moza sesaat sebelum pulang kampung. Foto: Sapariah Saturi

Tachrir Fathoni, Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem, mengatakan, pemberangkatan tujuh orangutan ini, satu ke Sumatera, enam ke Kalimantan. Di Kalimantan, orangutan-orangutan ini akan direhabilitasi di Pusat Rehabilitasi di Yayasan Borneo Orangutan Survival (BOS) Nyaru Menteng dan orangutan Sumatera di Sumateran Orangutan Conservation Programme (SOCP).

“Sebelumnya mereka semua dipelihara sementara di Taman Safari Indonesia. Kita mengapresiasi kerja keras semua pihak,” katanya di Jakarta.

Puspa, bayi orangutan Sumatera berusia tujuh bulan ini akan direhabilitasi di SOCP, sebelum lepas liar. Foto: Yayasan BOS
Puspa, bayi orangutan Sumatera berusia tujuh bulan ini akan direhabilitasi di SOCP, sebelum lepas liar. Foto: Yayasan BOS

Orangutan yang akan direhabilitasi ini menjalani proses tes ahli yang dibentuk Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutunan, berdasarkan DNA, usia dan perilaku dan kesehatan.

Dia mengatakan, setelah orangutan-orangutan ini kembali ke Indonesia, KLHK membentuk tim persiapan mengembalikan orangutan ini ke habitat asli. Tim terdiri dari Pusat Penelitian Biologi LIPI, perguruan tinggi, Perhimpuan Kebun Binatang Seluruh Indonesia (PKBSI), dan Forum Orangutan Indonesia.

Timpun, katanya, menganalisis, menguji, tes DNA. “Ternyata satu diketahui dari Sumatera dan 16 Kalimantan.” Dari uji kesehatan, katanya, ternyata siap dilepasliarkan tujuh orangutan. Sisanya, masih harus diamati kembali.

Jamartin Sihite, CEO BOS mengatakan, BOS akan berusaha sebaik mungkin menyelamatkan orangutan dan mengembalikan mereka ke alam liar.

Moza, akan pulang kampung ke Kalimantan. Sebelum lepas liar ia akan menjalani rehabilitasi di Yayasan BOS, Nyaru Menteng. Foto: Yayasan BOS
Moza, akan pulang kampung ke Kalimantan. Sebelum lepas liar ia akan menjalani rehabilitasi di Yayasan BOS, Nyaru Menteng. Foto: Yayasan BOS

Guna menghantikan perdagangan satwa liar ini, katanya, perlu komitmen besar seluruh pihak, hingga hal yang dialami, Puspa dan Moza, terdampar di Kuwait, tak terjadi.

Untuk itu, katanya, upaya hukum memberantas perdagangan satwa ini harus preventif dan represif. Pencegahan dengan melindungi satwa di kawasan prioritas harus serius dan penegakan hukum tegas. “Apapun upaya penegakan hukum tapi kalau pintu keluar tak dipagar ya akan keluar…”

KLHK, Kepolisian, Kejaksaan, Karantina dan Bea Cukai harus kompak. “Semua harus berkomitmen tinggi. Hukum tak boleh pandang bulu, meski ada oknum sekalipun sebagai pelaku,” ucap Sihite.

Sampit dan Sawade, pulang ke Kalimantan. Foto: Yayasan BOS
Sampit dan Sawade, pulang ke Kalimantan. Foto: Yayasan BOS

Ian Singleton, Direktur SOCP mengatakan, mereka siap merehabilitasi Puspa sampai lepas liar ke alam. “Jika sudah sehat dan layak, Puspa akan dilepasliarkan bisa di Jambi atau Aceh, hingga berperan dalam meningkatkan populasi liar baru dari jenis sangat terancam punah ini.”

Dia senang, penyelamatan orangutan dilakukan atas kerjasama berbagai pihak. “Dulu, lamban karena kerja masing-masing. Sekarang, LSM, pemerintah, kerja bersama-sama. Ada JAAN sampai Sriwijaya Airlines. Ini tren positif,” katanya.

Warna dan Malee, pulang kampung ke Kalimantan. Foto: Yayasan BOS
Warna dan Malee, pulang kampung ke Kalimantan. Foto: Yayasan BOS
Orangutan-orangutan yang bersiap pulang kampung. Mereka diberangkatkan dari Kantor KLHK di Manggala Wanabhakti, Jakarta. Foto: Sapariah Saturi
Orangutan-orangutan yang bersiap pulang kampung. Mereka diberangkatkan dari Kantor KLHK di Manggala Wanabhakti, Jakarta. Foto: Sapariah Saturi
Acara pengembalian tujuh orangutan di Kantor KLHK, dari kiri ke kanan, Rasio Ridho Sani, Direktur Jenderal Penegakan Hukum KLHK, Dirjen Konservasi SDA dan Ekosistem, Tachrir Fathoni, Jamartin Sihite (CeO Yayasan BOS) dan Ian Singleton (Direktur SOCP). Foto: Sapariah Saturi
Acara pengembalian tujuh orangutan di Kantor KLHK, dari kiri ke kanan, Rasio Ridho Sani, Direktur Jenderal Penegakan Hukum KLHK, Dirjen Konservasi SDA dan Ekosistem KLHK, Tachrir Fathoni, Jamartin Sihite (CEO Yayasan BOS) dan Ian Singleton (Direktur SOCP). Foto: Sapariah Saturi
Artikel yang diterbitkan oleh