Navicula: Dukung Kampanye Soal Air dan Belajar Kepada Masyarakat Lokal

Setelah sekian lama, akhirnya Robi dan kawan-kawanya di grup band Navicula memenuhi janjinya. Mereka tampil unjuk kebolehan bermusik dan menutup acara Festival Mata Air 2016 di kolam Pemandian Muncul dan Sitinggil Muncul, Banyubiru, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Sabtu-Ahad, 20-21 Februari 2016 lalu.

“Kontak dengan panitia sudah lama, karena kan masih satu jaringan. Tapi baru bisa kali ini karena kemarin-kemarin terbentur waktu,” ujar Robi, vokalis grup band Navicula melalui jaringan telepon seluler pada Senin, 22 Februari 2016.

Grup band asal Bali ini memang sudah dikenal sebagai band yang peduli dengan masalah lingkungan. Makanya, ketika jaringan Komunitas Tanam Untuk Kehidupan (TUK) mengadakan acara festival ini, dengan antusiasme tinggi kami ikut terlibat memeriahkannya. “Seru acaranya, sayang ngga sempat ikutan main air karena harus ketemu banyak orang,” ujar Robi.

Navicula, kata Robi, sangat mendukung acara yang digelar oleh TUK. Karena menurutnya, isu air ini sangat esensial bagi kehidupan manusia. Air, merupakan hak individu yang harus terpenuhi. Isu air ini juga sama pentingnya dengan isu deforestasi, menyuarakan konservasi hutan yang juga diserukan oleh Navicula. “Ini kan juga satu mata rantai, mata air ini di hulu. Menjaga mata air dari hulunya, juga menjaga hutan.”

Sebagai band, Navicula sadar isu-isu lingkungan semacam ini  membutuhkan kolaborasi banyak pihak untuk dilibatkan. Seperti isu deforestasi ini pemerintah bisa menjadi masalah tapi juga menjadi pihak yang memecahkan masalah. Penting juga gerakan-gerakan akar rumput yang  tidak mustahil menjadi gerakan pendorong yang kuat. Karena itu, sebagai bagian kolaborasi, Navicula terlibat berkontribusi bergerak melalui seni budaya. ”Lewat musik, video, konser, dan kampanye.”

Robi juga menegaskan secara umum kampanye soal air ini, air merupakan hak setiap orang. Menurutnya air tidak bisa diprivatisasi. Karena jika sudah dikapling-kapling secara privat akan mengganggu hak setiap manusia.

Pria yang juga aktif bertanam organik ini  juga mengatakan cukup banyak gerakan yang bagus di sekitar Kabupaten Semarang dan Salatiga untuk melindungi air. Mereka cukup mengetahui wilayah mereka dan mempunyai kebijakan lokal.  Saat ikut mendukung kampanye dan melakukan gerakan ini, katanya, dia dan anggota Navicula  juga ikut belajar dari masyarakat. “Kami juga lebih banyak belajar, mendengar dan membantu gerakan. Kami jadi lebih mendukung kawan-kawan.”

Ahad malam itu, Navicula tampil membawakan beberapa lagu sebagai penutup festival yang dirintis sejak 2006 itu. Sebelumnya tampil beberapa band dan acara yang digelar panitia untuk meramaikan festival itu. Selama dua hari, panitia juga menggelar berbagai diskusi lingkungan, pemutaran film lingkungan, pameran seni instalasi, kegiatan komunitas, pameran dan pagelaran wayang kontemporer oleh kelompok Wayang Sebelah.

Artikel yang diterbitkan oleh
, ,