Ternate Dibanjiri Wisatawan yang  Ingin Melihat Gerhana Matahari Total

Ternate, kota terbesar di Propinsi Maluku Utara, gegap gempita menyambut ribuan orang yang datang dari seluruh dunia dan kota-kota lain di Indonesia. Kota Ternate yang terletak di pulau vulkanis seluas 46 km2 ini dipenuhi oleh spanduk dan poster terkait Gerhana Matahari Total (GMT) mulai dari keluar airport, tengah kota, hingga sampai ke daerah-daerah di punggung Gunung Gamalama.

Ada yang istimewa bagi para pengunjung Ternate di masa GMT ini. Para turis yang membanjiri kota ini sejak seminggu yang lalu tak hanya disuguhi penorama laut dari Ternate yang indah dan Gunung Gamalama yang menjulang 1715 mdpl, namun juga salah satu ikon Ternate dan kepulauan Maluku, yakni rempah-rempah.

Ribuan turis mancanegara dan domestik yang menginap di hotel-hotel maupun penginapan, diberikan cinderamata gratis berupa handicraft berbentuk cengkeh dan buah pala. Pemerintah kota ingin menunjukkan dan membukakan sejarah panjang Ternate sebagai penghasil kedua komoditas rempah dunia yang sejak abad ke-15 tersebut.

Seorang wisatawan melihat gerhana matahari total (GMT) di pantai di Kota Ternate, Maluku Utara pada Rabu (09/03/2016). Foto : Akhyari Hananto
Seorang wisatawan melihat gerhana matahari total (GMT) di pantai di Kota Ternate, Maluku Utara pada Rabu (09/03/2016). Foto : Akhyari Hananto

Diperkirakan lebih dari 2116 wisman datang ke Ternate, termasuk diantaranya para ilmuwan dan astronom dari berbabai negara di dunia, untuk melakukan pengamatan dan penelitian terhadap fenomena alam ini. Banyak di antara mereka yang mengaku pertama kalinya melihat GMT  dan sebagian yang lain ingin menyaksikan GMT di negara tropis.

Propinsi Maluku Utara dalah satu dari 12 propinsi di Indonesia yang dilewati oleh GMT pertama di abad 21 ini. Indonesia adalah satu-satunya negara di dunia yang bisa melihat GMT dari daratan.

Artikel yang diterbitkan oleh
,