,

Tulus Jualan Merchandise Demi Kampanye Gajah

Semuanya bermula dari Yongki dan empat gajah lain yang masuk dalam klip videonya, Gajah, pada Agustus 2014 lalu. Saat itu penyanyi Muhammad Tulus Rusydi atau dikenal dengan nama  Tulus membuat video musik dengan gajah-gajah tersebut di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, Lampung selama empat hari. Dalam video tersebut, Tulus mengangkat kehidupan asli gajah yang menjadi binaan WWF Indonesia itu.

Namun, kejadian menyedihkan menimpa salah satu gajah yang ikut dalam video tersebut, gajah Yongki dibunuh dan dicuri gadingnya, September 2015 lalu. Yongki, gajah jinak di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, Lampung ini pernah ikut aksi menggagalkan perseteruan manusia dan gajah liar. Dia dilatih untuk menjadi gajah patroli. Berita kematian gajah Yongki sempat ramai di media sosial dengan tagar#RIPYongki.

Tak terbilang kesedihan Tulus mengetahui nasib buruk gajah yang memberi warna dalam video musiknya. Dia bahkan absen dalam acara pemberian penghargaan musik bergengsi. Padahal saat itu Tulus sedang dalam posisi puncak, dinobatkan sebagai penyanyi pria terbaik tahun tersebut.

Tetapi penyanyi Tulus tak berhenti dengan kesedihan dan keprihatinan dengan nasib gajah Yongki dan gajah-gajah lain yang terancam bernasib sama di Indonesia. Dengan kejadian itu, Tulus berinisiatif memulai aksi untuk ikut menyelamatkan nasib gajah Indonesia. Aksi Tulus ini dimulai dengan tagar #JanganBunuhGajah.

Pada 2014, Tulus menyatakan bersedia menjadi spoke person dalam kampanye konservasi gajah sumatera. Hal ini setelah dia mendapatkan pengalaman tak ternilai di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan bersama gajah-gajah anggota Elephant Patrol. Dia berpendapat masyarakat harus ikut menghormati eksistensi gajah sumatera dan ikut aktif mengupayakan perlindungan gajah. “Caranya mudah dengan ikut membantu dan menyebarluaskan informasi tentang upaya konservasi gajah.”

Tulus melanjutkan aksinya dengan penggalangan dana, yang keuntungannya untuk disumbangkan ke WWF guna membeli alat pendeteksi hewan berupa kalung GPS untuk gajah-gajah liar di alam. Penggalangan dana dilakukan dengan penjualan merchandise #JanganBunuhGajah berupa t-shirt, tumbler, tas belanja dengan ilustrasi gajah karya Elfandiary dan mug buatan tangan yang merupakan hasil kerja sama dengan Pori Keramik. “Harganya mulai Rp150 ribu, sudah dimulai sejak 10 Maret 2016 ini,” ujar Tulus saat mempromosikan aksi dan lagu terbarunya “Pamit” di sebuah acara stasiun televisi swasta.

Saat ini, Tulus sibuk menyiapkan album ketiganya dengan merilis karya lagu Pamit tersebut. Lagu ini diaransemen oleh Ari Renaldi yang juga produser dua album sebelumnya. Karya terbarunya itu didukung 50 musikus. Proses rekamannya dilakukan di Indonesia dan Praha, Republik Cek. Lagunya bernuansa balada yang melibatkan string section dari The City of Prague Philharmonic Orchestra.

Artikel yang diterbitkan oleh
, , ,