,

Indahnya, Bunga Bangkai Raksasa Mekar di Kebun Penangkaran Holidin

Empat bunga bangkai (Amorphophallus) mulai bermekaran di kebun penangkaran milik keluarga Holidin di Desa Tebat Monok, Kabupaten Kepahiang, Bengkulu. Empat puspa mengagumkan tersebut meliputi dua jenis Amorphophallus gigas dan dua jenis Amorphophallus variabilis.

“Untuk bunga A. gigas, yang mekar sempurna baru satu, Senin (21/3/2016) dan mulai layu Jumat (25/3/2016). Sedangkan satunya lagi, kemungkinan mekar sempurna Sabtu nanti,” ujar Bambang Hakim kepada Mongabay Indonesia sembari memandu pengunjung, Senin.

A. variabilis, sambung Bambang, yang satunya diperkirakan mekar sempurna Rabu ini. Sedangkan satunya lagi akan mekar sempurna Senin depan (28/3/2016).

“Mekarnya A. gigas ini merupakan kali kedua sejak kebun penangkaran Holidin dibuat. Pertama pada 21 Maret 2013 dengan ketinggian mencapai 4 meter 25 centimeter. Untuk yang mekar sempurna hari ini, ketinggiannya sekitar 4 meter 10 centimeter,” terang Bambang yang berdomisili di Desa Tebat Monok.

Holidin berserta keluarganya mulai bejalar menangkarkan Amorphophallus sejak 1998. Ada lima jenis Amorphophallus yang ditangkarkan, yakni A. titanum, A. gigas, A. paeonifolius, A. muellerim, dan A. variabilis. Pertama kali Amorphophallus yang ditangkarkannya berbunga pada 2003.

Amorphophallus merupakan tumbuhan yang termasuk dalam marga talas-talasan (Araceae) dan tersebar di Sumatera, Jawa, Kalimantan hingga Sulawesi. Bentuk umbinya bulat, bulat gepeng hingga silindris memanjang. Di seluruh dunia, Amorphophallus diperkirakan sekitar dua ratus jenis yang 25 jenisnya ada di Indonesia. Dari jumlah tersebut, 18 jenisnya endemik.

Tumbuhan ini memiliki fase generatif dan vegetatif bergantian. Pada fase vegetatif hanya tumbuh batang daun sementara pada fase generatif dikenal dengan tumbuhnya bunga. Apabila mengalami penyerbukan, bunga akan berubah menjadi buah.

Rafflesia arnoldii (kiri) dan bunga bangkai raksasa Amorphophallus titanum (kanan) yang seriang dianggap jenis yang sama. Sumber: Wikipedia

Menyebar

Kabar mekarnya Amorphophallus gigas melalui jejaring sosial ini disambut baik masyarakat. Perlahan, pengunjung mulai berdatangan. Di lokasi, Mongabay Indonesia bertemu enam pengunjung dari Kota Bengkulu. “Baru kemarin (Minggu, 20/3/15) dibuka secara umum,” ujar Bambang yang merupakan adik ipar Holidin.

Walau hujan cukup deras, pengunjung tetap bersemangat menuruni jalan setapak sepanjang 60 meter untuk melihatnya. “Penasaran, apalagi informasi yang beredar di Facebook menyebutkan A. gigas sebagai bunga majemuk tertinggi di dunia,” kata seorang pengunjung, Yogi Pratomo.

Yogi sempat bertanya kepada Bambang mengenai cara menangkarkannya. Setelah mendapatkan penjelasan, Yogi menilai cara penangkarannya tidaklah sulit. “Sepertinya mudah. Dari penjelasan tadi, umbinya dipotong-potong dan ditanam. Menunggu waktu untuk berbunga yang cukup lama,” kata Mahasiswa Unit Program Belajar Jarak Jauh – Universitas Terbuka (UPBJJ-UT) Bengkulu.

Yogi berpendapat, pemerintah daerah harus mengoptimalkan potensi Amorphophallus untuk pengembangan pariwisata. “Kalau pemerintah memprogramkan pembibitan, misalnya untuk A. gigas  sebanyak 1.000 umbi, begitu juga jenis lainnya, maka potensi yang tumbuh hingga bunganya mekar akan lebih banyak. Sangat mungkin, pada waktunya nanti, setiap bulan ada A. gigas yang mekar.”

Menurut Yogi, pemerintah perlu melakukan langkah tersebut. Apalagi, Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya – LIPI, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Pemda Provinsi Bengkulu dan Dewan Riset Daerah Bengkulu telah menyusun Strategi dan Rencana Aksi Konservasi (SRAK) Rafflesia arnoldii dan Amorphophallus titanum 2015 – 2025.

Dalam dokumen SRAK disebutkan pengembangan ekowisata berbasis masyarakat dengan pola kemitraan multipihak merupakan strategi utamanya. “Saya baca seperti itu di Mongabay Indonesia. Jadi, tinggal bagaimana pemerintah daerah saja mengimplementasikannya,” ujar Yogi.

Bunga Amorphophallus variabilis yang diperkirakan mekar Senin, 28 Maret 2016. Foto: Dedek Hendry
Bunga Amorphophallus variabilis yang diperkirakan mekar Senin, 28 Maret 2016. Foto: Dedek Hendry
Artikel yang diterbitkan oleh
,