Butuh Pembiayaan Perikanan, KKP Gandeng Perbankan Asing

Setelah melibatkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 2015, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) semakin gencar mencari mitra untuk pembiayaan sektor kelautan dan perikanan. Pada 2016, KKP menggandeng sektor perbankan dengan cakupan lebih luas, termasuk perbankan internasional.

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti di Hotel Kempinski, Jakarta, Selasa (29/03/2016) menjelaskan, Pemerintah Indonesia menyadari bahwa pengembangan sektor kelautan dan perikanan tidak cukup hanya dengan cara-cara yang dilakukan sekarang saja.

“Sebenarnya pemberantasan illegal fishing sangat bagus untuk perkembangan sektor perikanan dan kelautan, tetapi itu masih belum cukup. Dibutuhkan sektor perbankan untuk mengembangkannya lebih jauh,” ungkap dia.

Susi menyebut, pada 2015 KKP sebenarnya sudah berhasil melaksanakan program JARING hasil kerja sama dengan OJK. Dari program tersebut, pembiayaan berhasil disalurkan hingga Rp6,69 triliun atau melebihi dari target sebesar Rp5,3 triliun,” jelas dia.

“JARING bagus, tapi harus ada sinergi lain dengan perbankan dalam mendukung pengembangan perikanan dan kelautan. Makanya, kita gandeng perbankan sekarang,” tambah dia.

Di antara perbankan yang sudah diajak komunikasi, menurut Susi, adalah Rabo Bank dan West Cargo. Keduanya adalah lembaga perbankan asing yang dinilai bagus untuk diajak kerja sama dengan Indonesia.

Susi menuturkan, pembiayaan dari perbankan pada 2016 ini akan dikerahkan untuk semua stakeholder yang ada di sektor perikanan dan kelautan. Jadi, kata dia, pembiayaan tidak hanya akan diberikan kepada sektor pengangkutan atau kontraktor saja.

Di luar itu, Susi mengaku, pihaknya saat ini juga fokus untuk promosi investasi 15 pulau kecil dan kawasan perbatasan. Dengan demikian, diharapkan ada sinergitas dengan perbankan dalam melaksanakan program di 15 pulau tersebut.

Kenapa Perbankan Asing?

Pada kesempatan yang sama, Direktur Produksi Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya KKP Coco Cokarkin menjelaskan, masuknya dua perbankan asing dalam daftar perbankan yang ditawari pembiayaan sektor kelautan dan perikanan, terjadi karena perbankan lokal masih belum paham dengan bisnis perikanan.

“Itu juga disampaikan OJK tadi, kenapa perbankan lokal tidak ada. Mungkin karena lack of trust. Jadi karena lack of information, para banker belum mengenal perikanan. Kalaupun kenal, hanya kulitnya saja, sehingga antusiasnya nggak sebaik bank asing,” ucap dia.

Coco mengungkapkan, kekurangpahaman dari perbankan lokal itu juga yang menjadi penyebab hingga saat ini masih sedikit pembiayaan yang dikucurkan oleh mereka. Padahal, jika sudah paham, itu potensinya sangat besar.

“Mereka masih khawatir. Perbankan belum berani beri pinjaman besar. Masih kecil-kecil saja (jumlahnya). Dan OJK juga belum memberi solusi terkait hal ini,” kata dia.

Nelayan melakukan bongkar muat ikan hasil tangkapan, termasuk ikan tuna di Pelabuhan Perikanan Sadeng, Gunung Kidul, Yogyakarta pada akhir November 2015. Foto : Jay Fajar
Nelayan melakukan bongkar muat ikan hasil tangkapan, termasuk ikan tuna di Pelabuhan Perikanan Sadeng, Gunung Kidul, Yogyakarta pada akhir November 2015. Foto : Jay Fajar

Karena perbankan asing sudah paham dengan bisnis perikanan, Coco menambahkan, mereka sudah paham dengan potensi yang ada di dalamnya. Oleh itu, perbankan asing sudah siap untuk mengucurkan dana banyak untuk membiayai sektor kelautan dan perikanan nasional.

Coco mencontohkan, potensi pembiayaan untuk kawasan 15 mil dari bibir pantai saja, besarnya bisa mencapai 15 juta USD per tahun per perusahaan. Angka tersebut berasal dari omset rerata masing-masing perusahaan.

“Angka tersebut bisa membengkak, karena itu hanya omset saja. Dan untuk pembiayaan, itu kan terserah dari perbankan asing dan juga kebutuhan dari masing-masing perusahaan,” tandas dia.

Untuk kepastian perbankan mana saja yang akan terlibat dan berapa nilai pembiayaannya, Coco memastikan bahwa itu akan muncul pada pertemuan yang akan digelar pada Juli mendatang. Pertemuan tersebut bertajuk Regional Oceans Summit.

Artikel yang diterbitkan oleh
, , ,