,

Hadiah Terindah Untuk Sofi di Hari Bumi

Usianya 14 tahun. Tangkas. Berat badannya 56 kilogram. Rambutnya panjang, coklat kemerahan, dengan sorot mata tajam.

Dialah Sofi, profil sempurna orangutan betina yang siap menghuni rumah nyaman barunya di Hutan Lindung Bukit Batikap, Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah. Sembilan tahun berada di pusat rehabilitasi, tidak membuat sifat liarnya hilang. Ia tetap memperlihatkan karakter aslinya sebagai individu yang mandiri, hidup bebas di alam liar.

Sofi-1024x768

15 November 2006 adalah hari paling mencekam bagi Sofi. Saat itu, usianya 4,5 tahun dengan berat badan 8 kilogram. Ia diselamatkan oleh tim rescue BOSF Nyaru Menteng dan BKSDA Kalimantan Tengah saat berada di areal konsesi perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah.

Kondisinya memprihatinkan. Luka bakar serius memapar di kedua pergelangan tangan dan kakinya. Tangannya juga bengkak, tidak berfungi baik sebagaimana mestinya. Alasan penyembuhan inilah yang membuat Sofi harus menjalani karantina. Meski terluka, tidak sedikit juga Sofi menunjukkan rasa ketergantungannya pada manusia. Ia terus menjalani hidup hingga kesehatannya benar-benar pulih.

Hari yang dinantikan Sofi pun tiba. Bersama 11 temannya: Belli, Nobri, Lomon, Suta, Olbert, Gina, Zakia, Olivia, Sule, Kevin, dan Ella, ia siap dilepasliarkan di titik-titik yang telah ditentukan di Hutan Lindung Bukit Batikap. Keseluruhan, orangutan rehabilitan ini terdiri dari 9 betina dan 3 jantan.

Pemberangkatan dari Nyaru Menteng ini dilakukan dalam dua tahapan, 11 dan 20 April 2016. Trip awal ada delapan individu yang dibawa menuju kandang transit di PT. Bumi Barito Mineral (Cokal Ltd.), Batu Ampar. Di sini, empat individu akan diinapkan dua malam guna pemulihan kondisi, sementara empat lainnya berangkat keesokannya. Sedangkan trip kedua, langsung menuju Hutan Lindung Bukit Batikap tanpa harus singgah di Batu Ampar.

Kevin-1024x768

Untuk pelepasliaran, dipastikan dilakukan dalam tiga kesempatan berbeda yaitu pada 15, 18, serta 22 April yang kita peringati sebagai Hari Bumi. Dalam setiap pelepasan tersebut, empat orangutan akan dilepasliarkan terlebih dahulu, termasuk Sofi juga.

Jamartin Sihite, CEO Yayasan BOS (Borneo Orangutan Survival Foundation) mengatakan, pelepasliaran 12 orangutan ini berkaitan erat dengan peringatan Hari Bumi dan  25 tahun BOSF berkiprah dalam pelestarian hutan dan penyelamatan orangutan. “Saat ini, sekitar 500 individu orangutan masih berada di pusat rehabilitasi kami.”

Sejak September 2015, akibat kebakaran hutan dan lahan, BOSF telah menerima 25 individu orangutan baru yang belum tahu kapan akan dilepaskan kembali. Mengingat, untuk orangutan yang dirilis kali ini saja rata-rata membutuhkan waktu lebih dari 7 tahun. “Komitmen pemerintah menyediakan habitat orangutan yang layak, serta penegakan hukum bagi perusak habitat sangat kami harapkan,” papar Jamartin dalam pernyataan tertulisnya, Senin (11/04/2016).

Tim dan delapan orangutan menuju Batu Ampar. Foto: BOSF
Tim dan delapan orangutan menuju Batu Ampar. Foto: BOSF

Rumah nyaman

Terhitung sejak 2012 hingga pelepasliaran kali ini, BOS Foundation Nyaru Menteng telah melepasliarkan sebanyak 167 individu orangutan di Hutan Lindung Bukit Batikap.

Denny Kurniawan, Manajer Program Nyaru Menteng menuturkan, BOSF terus berupaya melepasliarkan orangutan yang direhabilitasi kembali ke habitatnya. Alasannya jelas, orangutan merupakan kebanggaan kita bersama, karena itu harus kita jaga kelestariannya. “Beratnya perjalanan kali ini, melalui jalan darat yang dilanjutkan mengarungi sungai, membuat orangutan harus dipulihkan dahulu kondisinya sebelum dilepasliarkan,” ujar Denny.

Senada, Kepala Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah, Nandang Prihadi, menuturkan orangutan merupakan primata yang saat ini terancam populasinya. Ini disebabkan hilangnya habitat alami mereka, serta ulah manusia yang menangkapnya untuk dipelihara maupun diperjualbelikan.

Menurut Nandang, pelepasliaran orangutan hasil kerja sama BKSDA Kalimantan Tengah dengan Yayasan BOS ini merupakan upaya menggembirakan guna meningkatkan populasi orangutan. “Hutan harus kita jaga beserta makhluk yang ada di dalamnya, sehingga keseimbangan ekosistem terjaga.”

Berdasarkan Strategi dan Rencana Aksi Konservasi (SRAK) Orangutan Indonesia, seharusnya pada 2015, seluruh orangutan yang ada di pusat rehabilitasi dikembalikan ke alam. Target utama yang akan dicapai dari rencana aksi ini adalah menstabilkan populasi orangutan dan habitatnya sejak dicanangkan 2007 hingga 2017. Namun, hal ini belum terwujud sempurna, mengingat jumlah orangutan yang berada di pusat rehabilitasi saat ini jumlahnya sekitar 700 individu.

Menuju titik pelepasan. Foto: BOSF
Menuju titik pelepasan. Foto: BOSF
Terhitung 2012 hingga sekarang, BOSF telah melepasliarkan 167 individu orangutan di Hutan Lindung Bukit Batikap
Terhitung 2012 hingga sekarang, BOSF telah melepasliarkan 167 individu orangutan di Hutan Lindung Bukit Batikap. Foto: BOSF
Artikel yang diterbitkan oleh
, , , , ,