, ,

Banjir Bandang Terjang Jambi, Inikah Biangkeroknya?

Banjir bandang kembali terjadi di Jambi. Kali ini melanda lebih 20 desa di dua kabupaten, yakni, Sarolangun dan Merangin. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jambi menyebutkan, banjir di dua kabupaten itu merendam ribuan rumah dan menghanyutkan 12 rumah warga.

Kepala BPBD Jambi Arif Munandar di Jambi, Jumat (29/4/16), mengatakan, banjir di Kecamatan Batang Asai, Pauh dan Limun, Sarolangun merusak fasilitas umum.

Dari data BPBD, di Batang Asai, banjir mengahanyutkan tiga rumah dan merendam 96 unit serta satu pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH). Satu jembatan rusak hingga tak bisa dilewati.

Di Kecamatan Limun, rumah rusak berat satu, terendam 569 unit, sarana pendidikan (6), tempat Ibadah (4), sarana kesehatan (1), PLTMH (2), sawah rusak 30 hektar dan dua ternak hilang.

BPBD, katanya, menerjunkan tim reaksi cepat (TRC) untuk evakuasi, penanganan darurat diikuti pendataan.

Kebutuhan mendesak untuk warga di Sarolangun terdampak banjir yakni, sandang, seragam sekolah dan sarung, perbaikan jembatan, jalan dan blockculvert, serta perbaikan PLTMH.

“Gubernur dan Bupati telah memberikan bantuan beras dan makanan siap saji. Air sudah surut, warga sudah kembali ke rumah masing-masing. Warga rumah hanyut ditampung di keluarga mereka,” katanya.

Banjir bandang di Jambi. Foto: BPBD Jambi
Banjir bandang di Jambi. Foto: BPBD Jambi

Banjir bandang Sarolangun, terjadi karena intensitas curah hujan tinggi sejak (21/4/16) di wilayah Sarolangun bagian Hulu, menyebabkan Sungai Batang Limun meluap ketinggian air antara 1-3 meter.

Untuk banjir bandang dan longsor di Kabupaten Merangin, satu orang terseret arus dan satu luka ringan dipatuk ular saat banjir. Rumah hanyut sembilan unit.

Banjir Selasa (26/4/16) itu merendam 2.820 rumah, 32 rusak berat dan tujuh rusak sedang serta 137 ternak hilang. Kabupaten Bungo juga dilanda banjir di Kecamatan Rantau Pandan terutama Desa Bedaro. Sebanyak 235 rumah terendam banjir.

Longsor juga terjadi di ruas jalan Sungai Penuh-Tapan (Sumbar) menyebabkan arus lalu lintas Sungai Penuh menuju Sumbar via Solok Selatan, lumpuh total.

Banjir bandang juga menelan korban pasangan suami istri di  Kabupaten Kerinci, tepatnya Desa Siulak Mukai Mudik, Siulak Mukai,  Sabtu (30/4/16).  Sidi Rahim (75) dan Umi Sariat (70),  berladang  dan menginap di sekitar Sungai Tuak. Kala akan pulang, sungai meluap dan menghanyutkan mereka berdua.

Dampak tambang ilegal?

Gubernur Jambi, Zumi Zola menyebutkan, penambangan emas ilegal marak menjadi salah satu penyebab banjir bandang. Dikutip dari Jambi Ekspres, Zola mengatakan, sudah koordinasi dengan aparat dan pemerintah kabupaten mengatasi masalah tambang ini.

Zola menyebutkan, penambang emas liar bukanlah orang Jambi semata, melainkan orang luar yang mengambil keuntungan dari Jambi. “Ini menguntungkan kelompok tertentu. Itu juga bukan asli Jambi.”

Direktur Eksekutif Walhi Jambi Musri Nauli menuding pemerintah tak tegas menangani tambang ini. Pemerintah,  seolah menutup mata dengan tambang ilegal yang makin menggila.  “Pasti pemerintah tahu, tapi tak ada tindakan tegas  dan upaya terpadu mengatasi.”

Penegakan hukum, dan pengamanan distribusi harus dilakukan. Dia menduga, tambag ilegal ini melibatkan oknum pejabat dan aparat.

Dari catatan KKI Warsi, kegiatan tambang ilegal ini sudah menelan korban jiwa. Setidaknya, pada 2015,14 orang tewas tertimbun. Penegakan hukum dan sanksi ringan bagi pelanggar, membuat tak ada efek jera pelaku.

Gubernur Jambi, Zumi Zola, kala meninjau kerusakan dan korban banjir bandang. Foto: BPBD Jambi
Gubernur Jambi, Zumi Zola, kala meninjau kerusakan dan korban banjir bandang. Foto: BPBD Jambi
Longsor ruang jalan di Jambi. Foto: BPBD Jambi
Longsor ruang jalan di Jambi. Foto: BPBD Jambi
Artikel yang diterbitkan oleh
, , , , , , ,