Ternyata, Harimau Sumatera Masih Ada di Ogan Komering Ilir

Ternyata, keberadaan harimau sumatera di wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan, masih ada. Bahkan harimau ini muncul di kota Kayuagung. Kemunculan ini cukup mengejutkan, sebab sudah puluhan tahun masyarakat tidak melihat harimau yang menghilang sejalan habisnya hutan di kabupaten tersebut.

Kehadiran Panthera tigris sumatrae ini dinyatakan warga di Lingkungan 6, Kelurahan Kedaton, Kota Kayuagung. Harimau tersebut masuk perkebunan milik warga dalam sepekan terakhir.

Dikutip dari Sriwijaya Post, warga yang mendengar suara dan melihat harimau tersebut adalah Rasyik, warga Kedaton. Diceritakannya, bukan hanya dirinya yang melihat harimau tesrebut, juga beberapa warga lainnya. Harimau tersebut terlihat pada pagi hari, melintasi jalan yang biasa digunakan warga ke kebun karet dan sawah.

Meskipun belum mengganggu warga dan hewan ternak, kehadiran harimau ini membuat warga takut keluar rumah pada pagi atau sore hingga malam hari.

Dedy Kurniawan, Camat Kayuagung, mengatakan jika memang ada harimau, dia meminta warga untuk berhat-hati. “Waspada dan terutama anak-anak jangan dibiarkan main ke hutan,” katanya. Guna menghindari konflik antara harimau dengan masyarakat, dia akan berkoordinasi dengan Dinas Kehutanan OKI.

Dulu, masyarakat di sepanjang Sungai Ogan di Kabupaten OKI, mulai dari Kayuagung hingga ke Sirah Pulau Padang, memang dikenal sebagai wilayah harimau sumatera. Namun, sejalan habisnya hutan, baik untuk perkebunan, sawah dan pemukiman, serta pemburuan liar, harimau mulai menghilang. Diperkirakan mereka pindah jauh ke dalam hutan, mengarah ke wilayah pesisir yang sebagian besar habitat gajah sumatera.

Namun, aktivitas penebangan kayu, pengembangan perkebunan sawit dan hutan tanaman industri (HTI), serta pemburuan liar, kehidupan harimau sumatera ini pun terdesak. Jumlahnya berkurang. Sebagian masih bertahan di wilayah Banyuasin dan Musi Banyuasin, terutama di sekitar Air Sugihan, Taman Nasional Sembilang, dan Hutan Margasatwa Dangku.

Harimau Sumatera. Foto: Rhett A. Butler

Kandangkan hewan ternak

Yoan Dinata, Ketua Forum Harimau Kita, yang dihubungi Mongabay Indonesia, Kamis (14/07/2016) malam, mengatakan jika informasi tersebut benar, dia berharap masyarakat tidak panik. Dia percaya, jika tidak diganggu harimau tersebut tidak akan mengancam, dan pastinya akan pindah ke lokasi yang jauh dari kehidupan masyarakat.

Dinata pun menyarankan agar warga menghindari konflik. Misalnya, pergi ke kebun karet jangan pagi hari. “Berangkat ke kebun karet atau ke sawah sebaiknya setelah matahari naik. Harimau biasanya akan beristirahat di waktu tersebut. Selain itu, jangan sampai berada di kebun atau sawah hingga sore atau malam hari, sebab harimau akan bergerak mencari makan,” katanya.

“Dan yang lebih penting, kandangkan semua hewan ternak, baik sapi atau kambing. Jangan diliarkan, sehingga menjadi incaran harimau.”

Selain itu, warga maupun pemerintah di Kabupaten OKI juga berusaha melindungi keberadaan harimau sumatera yang kian langka tersebut. “Salah satunya dari incaran pemburu liar. Sebab, informasi hadirnya harimau tersebut merupakan informasi menarik para pemburu,” ujarnya.

“Kami sendiri akan melaporkan informasi tersebut ke BKSDA Sumsel, agar secepatnya turun ke lapangan. Menyelamatkan harimau tersebut, dan menenangkan warga.”

Dari mana harimau tersebut?

Dinata memperkirakan harimau yang muncul di Kedaton itu berasal dari Air Sugihan yang masuk wilayah Kabupaten Banyuasin. Ada dua kemungkinan. Pertama, harimau itu berusia muda, tengah mencari wilayah hidup. Kedua, harimau tersebut telah tua, tersingkirkan dari komunitasnya sehingga mencari lokasi yang aman untuk hidup. “Umumnya, harimau tua yang kalah pamor dengan harimau dewasa akan minggir. Itu hukum alam,” katanya.

Artikel yang diterbitkan oleh
, , , ,