Lepas Liar Tukik di Tengah Beragam Keterancaman

Pantai Samas, Kabupaten Bantul, Yogyakarta, siang itu panas terik. Anak-anak membawa pandan buto untuk ditanam di Pesisir Pantai Samas, bersama puluhan mahasiswa pecinta alam dan Lembaga Peduli Penyu Reispirasi. Hari itu,  mereka melepasliarkan 40 anak penyu (tukik) lekang.

Deni Widyanto, Koordinator Reispirasi mengumpulkan relawan pelepasliaran tukik. Mereka diberi arahan teknis.

“Letakkan tukik di pasir, biarkan mereka menuju tepian pantai,” katanya.

Penanaman pandan buto, katanya, perlu guna melindungi kawasan peneluran penyu ini. Reispirasi ingin mengembangkan tanaman sesuai habitat.  “Kami coba menyemai Pandanus odorifer atau masyarakat sekitar bilang pandan buto.”

Pandan buto, katanya, sebagai pelindung kawasan peneluran penyu. Tanaman ini,  bisa sebagai wind breaker dan light breaker saat tukik menetas hingga melangsungkan siklus hidup.

Pantai Samas, katanya, terancam abrasi dan tambak udang. Bukan itu saja, katanya, masih ada perburuan penyu karena rantai perdagangan telur dinilai menguntungkan.

Sedang ancaman kematian penyu terbesar, katanya,  karena sampah plastik. Penyu, memakan ubur-ubur menganggap plastik mengambang di laut sebagai makanan.

“Kebanyakan penyu mati karena plastik, tak lain pengguna plastik ini manusia,” katanya, seraya mengatakan, peduli penyu paling mudah dengan tak membuang sampah terutama plastik, ke sungai atau laut.

Rujito memeriksa telur Penyu yang gagal ditetaskan di kolam penetasan. Foto: Tommy Apriando
Rujito memeriksa telur Penyu yang gagal ditetaskan di kolam penetasan. Foto: Tommy Apriando

.

***

Rujito, baru pulang dari ladang, berjarak 500 meter dari pesisir pantai. Dia menanam cabai, terkadang bawang dan tomat. Dia dulu pemburu penyu. Saat tak melaut, bersama teman-teman, Rujito sering nongkrong di pinggir laut, menunggu penyu naik ke pantai untuk bertelur.

”Biasa kami tangkap penyu setelah bertelur. Daging kami ambil, kepala kami buang lagi ke laut.”

Itu dulu. Kini, Rujito sadar betapa penting menjaga populasi penyu. Sikap dia berubah ketika diajak berdiskusi dengan sejumlah pihak, termasuk Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Yogyakarta. Dia jadi tahu penyu dilindungi.

Pada 2002, dia membentuk Forum Konservasi Penyu Bantul (FKPB). Forum ini beranggotakan kelompok-kelompok nelayan di Pantai Samas, Bantul. Kegiatan tersibuk mereka kala itu ketika penyu mendarat dan bertelur pada Juni sampai September.

Mereka memindahkan telur-telur penyu untuk ditanam di tempat penetasan. Setelah tukik menetas akan dipindahkan ke kolam pembesaran. Barulah, jangka waktu tertentu tukik-tukik dilepaskan ke laut lepas.

Berkat aksi konservasi ini, pada 2007 dan 2016, pria ini menerima Kalpataru. Banyak penghargaan telah diterima. “Itu semua menyemangati saya membagikan ilmu kepada siapa saja tentang penyelamatan penyu,” katanya.

Sampai saat ini, sudah melepasliarkan 5.300 lebih tukik ke alam liar. Setiap pelepasliaran di pesisir Pantai Samas, selalu bersama BKSDA, Reispirasi dan elemen masyarakat lain.

Dia mengatakan, di Pantai Samas, sering menjadi tempat bertelur sejumlah penyu langka seperti penyu hijau, sisik, blimbing, dan penyu lekang. Di Samas juga ada vegetasi favorit penyu, seperti pandan, rumput, dan kacang-kacangan.

Sujiono dari BKSDA Bantul mengatakan, ancaman penyu banyak seperti pencurian telur dan tertangkap baik sengaja dan tidak, oleh jaring nelayan, kehilangan habitat atau habitat peneluran berubah. Juga banyak pesisir menjadi pemukiman atau fasilitas pariwisata dan reklamasi pantai.

“Masih ada masyarakat berburu penyu, terutama telur. Tugas kami sosialisasi dan penegakan hukum.”

Dia mengatakan, kesulitan pendanaan dan perawatan dalam kegiatan konservasi ini. “Dana terbatas. Ada Reisipirasi dan Pak Rujito ini memberi harapan, melindungi satwa bisa melalui apapun.”

Anak-anak di Pesisir Samas menanam pandan buto untuk melestarikan tanaman endemik di Pesisir Bantul. Foto: Tommy Apriando
Anak-anak di Pesisir Samas menanam pandan buto untuk melestarikan tanaman endemik di Pesisir Bantul. Foto: Tommy Apriando
Anak-anak ikut pelepasliaran tukik, sekaligus mereka belajar melestarikan Penyu di Pantai Samas. Foto: Tommy Apriando
Anak-anak ikut pelepasliaran tukik, sekaligus mereka belajar melestarikan Penyu di Pantai Samas. Foto: Tommy Apriando
Artikel yang diterbitkan oleh
, , , , , ,