Menyedihkan… Penyu Ini Mati Terperangkap Dalam Ban Mobil di Lautan

Pemandangan menyedihkan dan menyayat hati terjadi di lepas pantai Gabon, Afrika. Seekor penyu yang terancam punah, tubuhnya terjebak dalam ban, mengambang tidak bernyawa.

Gambar yang diambil pada hari Senin selama patroli oleh Sea Shepherd Conservation Society, bercerita tentang kondisi lautan yang terpolusi.

Peristiwa itu juga menjadi pertanda panggilan menjelang Hari Kebersihan Pesisir Internasional (International Coastal Clean-up Day) pada Sabtu mendatang.

Paul Watson, pendiri Sea Shepherd menjelaskan bermula saat awak kapal motor MV Bob Barker, melihat penyu itu mengambang di permukaan laut saat mereka membersihkan sampah di laut sambil berlabuh Neves.

“Penyu itu terperangkap di dalam ban mobil yang terbuang. Sulit untuk mengatakan berapa lama penyu menghabiskan waktu untuk membebaskan diri. Tapi sayangnya awak kami terlambat untuk membantu. setelah kura-kura dilepaskan dari ban. Ini peristiwa yang menyedihkan, ” kata Paul seperti dikutip dari iol.co.za.

Kapal MV Bob Barker sedang berpatroli keempat kalinya di wilayah tersebut pada saat melihat penyu mlaang itu. Patroli kapal itu sebagai bagian dari Operasi Albacore, Sao Tome dan Principe yang bekerjasama dengan pemerintah Gabon untuk menanggulangi pencurian ikan di Teluk Guinea.

Joan Porter, Direktur Pendidikan di uShaka Marine World di Durban, merasa ngeri mendapati pertanda panggilan itu berupa penyu yang  mati terperangkap ban mobil dan ia berharap itu akan menggugah orang untuk bertindak.

Joan mengatakan penyu itu menjadi contoh hewan yang menjadi kurban tentang dampak sampah di lautan.

“Ini adalah puncak gunung es. Sekarang telah disorot, orang dapat melihat gambar dan dapat berhubungan dengan itu. Biasanya masalah polusi tidak tersorot dari pandangan dan pikiran. Ada banyak sekali sampah di laut dan di dasar laut. Sampah itu tersapu selama selama badai. Kami tidak menyadari betapa banyak sampah di luar sana,” katanya.

Joan mengatakan telah banyak sampah yang terkumpul selama aksi pembersihan di sepanjang garis pantai KwaZulu-Natal setelah hujan deras baru-baru ini.

“Jumlah sampah yang berasal dari sungai di pantai menjadi kekhawatiran. Menjadi pemborosan sumber daya ketika barang-barang itu bisa di daur ulang. Masalahnya tidak akan hilang. Plastik tidak rusak. Ini akhirnya akan tertelan oleh makhluk hidup laut dengan konsekuensi yang mengerikan,” katanya.

Seringkali orang-orang mencari solusi besar, dengan pembersihan di pantai koleksi dengan bantuan dana pemerintah. Tapi menurutnya solusi terbaik adalah dengan membuang sampah di tempat sampah atau dikumpulkan untuk di daur ulang.

Chris Galliers, manajer senior untuk satwa liar dan konservasi Wildlife dan Lingkungan Masyarakat Afrika Selatan, mengatakan peristiwa penyu itu menjadi pengingat bagi orang-orang untuk lebih bertanggung jawab terhadap sampahnya. “Apa yang semakin kita lihat bahwa apa yang terjadi di darat akan berdampak pada ekosistem laut”.

Douw Steyn, ketua Forum Daur Ulang Nasional, mengatakan solusinya terletak pada pengelolaan sampah yang lebih baik dan menciptakan peluang daur ulang – “Jika tidak, limbah akan berakhir di laut”.

“Sampah di lautan dimulai dengan sampah di daratan,” kata Douw, yang juga direktur keberlanjutan di sebuah industry plastic di Afrika Selatan.

Artikel yang diterbitkan oleh
, , ,