Mongabay Travel: Menikmati Indahnya Puncak Gunung Seulawah Agam

Gunung Seulawah Agam yang terletak di Kabupaten Aceh dan Kabupaten Pidie, Aceh, ini  memiliki keindahan alami. Penat akan hilang begitu kita tiba di puncaknya di ketinggian 1.800 meter di atas permukaan laut (m dpl), meski harus menempuh sembilan jam perjalanan.

Semua sangat alami. Udara bersih tanpa polusi, pepohonan rimbun, kicauan merdu berbagai jenis burung, dan pastinya tiada sampah plastik di gunung yang memiliki sebutan lain: solawa agam, solawaik agam, selawadjanten, dan goldberb ini.

Seulawah Agam terbentuk diperkirakan akibat pertemuan lempeng Indo-Australia yang bergerak ke utara dan menghujam lempeng kerak Eurasia. Akibat kejadian tersebut, terjadilah peleburan kerak Samudera Indo-Australia menjadi magma yang kemudian membentuk gunung ini.

Perjalanan menuju puncak Seulawah Agam. Foto: Junaidi Hanafiah
Perjalanan menuju puncak Seulawah Agam. Foto: Junaidi Hanafiah

Menggapai puncak Seulawah Agam tidak sesulit gunung lain yang ada di Aceh seperti Burni Telong, Peut Sagoe, atau Puncak Leuser. Di area ini, kemiringan paling ekstrim hanya 70 derajat, itu juga tidak sampai 500 meter. Bagi pendaki gunung di Aceh, khususnya mahasiswa, mereka belum dianggap pendaki jika belum menapakkan kaki di puncak Seulawah Agam.

Mendaki Seulawah, bisa dimulai dari perkampungan penduduk Saree, Aceh Besar. Bagi wisatawan yang belum pernah mendaki, disarankan memulainya pukul 07.00 WIB, tujuannya, agar banyak waktu istirahat dan tidak kemalaman di hutan. Suhu minimum wilayah ini adalah 19 derajat Celcius dan maksimal 25 derajat Celcius.

Menikmati keindahan alam di Pintu Angin. Foto: Junaidi Hanafiah
Menikmati keindahan alam di Pintu Angin. Foto: Junaidi Hanafiah

Memasuki daerah Pintu Rimba, pendaki akan melewati jalur pepohonan lurus dan besar. Di sini tanahnya basah dan berlumut, yang sekitar tiga jam harus dilalui. Pintu Angin, adalah wilayah jelajah berikutnya yang telah menanti dengan pemandangan hutan hijau dan barisan pohon bertajuk unik.

Dari sini, pendakian dengan kemiringan 70 derajat dimulai yang menandakan kita telah memasuki daerah Beringin Tujuh. Ada tujuh pohon beringin besar usia ratusan tahun di sini. Selanjutnya ada daerah bernama Batu Gajah, karena ada pohon yang dibalut lumut, bentuknya persis belalai gajah. Dari sini, puncak Gunung Seulawah sudah dekat dan suhunya semakin dingin.

Malam yang dingin di puncak Seulawah Agam. Foto: Junaidi Hanafiah
Malam yang dingin di puncak Seulawah Agam. Foto: Junaidi Hanafiah

Sebuah tugu bertuliskan P.137 Gunung Seulawah Agam menandakan kita telah mencapai puncaknya. Di puncak gunung ini, wisatawan akan merasakan nuansa alam yang jauh dari hiruk-pikuk peradaban manusia. “Saya sudah lebih 30 kali bermalam di puncak gunung ini. Tiada pernah bosan, setiap saat saya ingin kembali,” ungkap Syahrol Rizal.

Pria yang kerap disapa Yahwa ini tidak hanya berpergian untuk menghilangkan lelah, tapi juga menemani wisatawan yang ingin menikmati indahnya Seulawah Agam. “Jangankan menemani wisatawan yang ingin liburan, teman yang foto prewedding juga pernah saya bawa,” ujar lelaki pencinta fotografi ini.

Gunung berapi Peut Sagoe di Kabupaten Pidie, Aceh. Foto: Junaidi Hanafiah
Gunung berapi Peut Sagoe di Kabupaten Pidie, Aceh. Foto: Junaidi Hanafiah

Umar, wisatawan yang pernah mendaki puncak Seulawah Agam mengaku, pengalaman luar biasa dirasakan saat berada di gunung ini. Menurutnya, lelah saat mendaki seakan sirna begitu tiba di puncaknya. “Saya baru pertama kali mendaki gunung. Setelah tiba di puncak Seulawah, saya ingin lebih lama di sana,” ujarnya.

Artikel yang diterbitkan oleh
, , ,