Ada Piramida Misterius di Kutub Selatan, Siapa Pembuatnya?

 

Baru-baru ini, media sosial kembali dihebohkan dengan sebuah foto luar biasa dari Kutub Selatan. Sebuah “piramida misterius” ditemukan terkubur di belantara es Kutub Selatan. Seorang netizen memposting foto dari Google Earth tersebut untuk mendukung teorinya.

Foto itu serta merta populer. Sebuah gunung yang sangat mirip piramida ini mengundang ribuan komentar yang mengemukakan teori mengenai asal muasal piramida tersebut. Beberapa komentar meyakini bahwa peradaban purba telah membangun struktur bebatuan mirip piramida ini, sebagian lain menyebut ada ‘campur tangan’ makhluk luar angkasa dalam menciptkan bangunan simetris tersebut.

 

Penemuan piramida di Kutub Selatan ini menimbulkan kehebohan di media sosial dan mengundang para ahli untuk menyelidikinya. Sumber: Google Earth
Penemuan piramida di Kutub Selatan ini menimbulkan kehebohan di media sosial dan mengundang para ahli untuk menyelidikinya. Sumber: Google Earth

 

Kehebohan di sosial media tersebut mengundang Eric Rignot, ahli sains sistem planet bumi dari University of California, Irvine, yang mengatakan bahwa ini hanyalah pegunungan yang berbentuk mirip piramida. “Bentuk-bentuk alam yang menyerupai piramida bukanlah hal mustahil. Banyak gunung di dunia yang sebagian mirip piramida, namun biasanya hanya di satu atau dua sisi saja, bukan empat sisi,” lanjutnya sebagaimana diberitakan Live Science.

Gunung ‘piramida’ yang belum diberi nama ini adalah satu dari banyak gunung dalam jajaran Pegunungan Ellsworth Antartika, yang pertama kali ditemukan oleh British Antarctic Expedition pada 1910-1913 , dan tak pernah dipublikasikan secara luas setelahnya. Para ahli yang meneliti Kutub Selatan seringkali menyebut gunung itu dengan “piramida” agar mudah diingat dan memudahkan penyebutan.

Secara spesifik, gunung ini terletak di koordinat 79°58’39.25″S 81°57’32.21″W — di selatan Pegunungan Ellsworth, sebuah kawasan yang disebut Heritage Range. Wilayah ini terkenal karena penemuan fosil-fosil purba luar biasa, seperti trilobit di Periode Cambrian sekitar 500 juta tahun lalu, sebagaimana laporan USGS pada 1972.

“Gunung itu memang tidaklah tinggi, hanya 1.265 meter. Namun, bentuknya yang begitu unik membuatnya istimewa,” kata Mauri Pelto, profesor sains lingkungan hidup dari  Nichols College in Dudley, Massachusetts.

Menurut Pelto, erosi es di gunung itu menyebabkan bentuknya lambat laun seperti piramida. Hal tersebut terjadi ketika salju atau air mengisi celah-celah dalam gunung pada siang hari. Ketika malam tiba dan suhu mulai turun, salju membeku dan mengembang, berubah menjadi es. “Es yang mengembang menyebabkan retakan makin besar,” paparnya.

Puncak-puncak gunung yang mirip piramida sebenarnya banyak bertebaran di planet bumi. Gunung Matterhorn di Pegunungan Alpen, juga Gunung Bulandstindur di Islandia adalah dua contoh yang populer.

 

Artikel yang diterbitkan oleh
, ,