Paus Ditemukan Mati Terdampar di Lombok dan Bali

Seekor paus sperma betina atau sperm whale (Physeter macrocephalus), terdampar di sebuah pesisir pulau kecil di Gili Batu, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat dan laporan tentang itu diterima Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut KKP Denpasar Bali pada Kamis (12/01/2017) siang. Paus sudah mati, masih ada genangan darah di air sekitarnya, dan ada sebagian gigi terpotong.

“Sudah ada warga yang memotong sebagian giginya. Ada kepercayaan gigi dan minyaknya untuk obat,” kata Lalu Adrajatun Koordinator Balai BPSPL Denpasar yang juga mewilayahi NTB di Lombok.

BPSPL dengan instansi terkait sampai di lokasi paus terdampar sekitar 14.00 WITA kemudian melakukan identifikasi. Masyarakat mengerumuni mamalia ini. Setelah berkoordinasi, ditawarkan  penanganan dengan cara dikubur atau ditenggelamkan. “Sebelumnya diambil sampel daging di perut dan mulut untuk uji lab,” lanjut Adrajatun.

Para petugas dan instansi terkait memutuskan paus sperma dengan bobot 4-5 ton ini ditenggelamkan jelang tengah malam. Usaha ini memerlukan waktu 2 jam sampai Jumat (13/01/2017) dini hari.

Penenggelaman ini menunggu air pasang sekitar pukul 9 malam. Kemudian pukul 11, petugas terkait tiba di lokasi membawa alat-alat sederhana seperti tali tambang, karung-karung pasir yang diikatkan di ekor, perut, dada, dan kepala paus dengan panjang sekitar 8,5 meter ini.

Seekor paus sperma betina atau sperm whale (Physeter macrocephalus), terdampar dan mati di sebuah pesisir pulau kecil di Gili Batu, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat pada pada Kamis (12/01/2017). Petugas dari BPSPL KKP Denpasar Bali dan petugas setempat dibantu masyarakat kemudian menenggelamkan bangkai paus di tengah laut. Foto : BPSPL Denpasar wilayah NTB
Seekor paus sperma betina atau sperm whale (Physeter macrocephalus), terdampar dan mati di sebuah pesisir pulau kecil di Gili Batu, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat pada pada Kamis (12/01/2017). Petugas dari BPSPL KKP Denpasar Bali dan petugas setempat dibantu masyarakat kemudian menenggelamkan bangkai paus di tengah laut. Foto : BPSPL Denpasar wilayah NTB

Apabila dikuburkan lokasi ada tapi sarana prasarana tak memadai. Untuk menguburkan paus perlu alat berat untuk menarik ke daratan dan menggali. Keputusannya ditenggelamkan. Jelang tengah malam ketika air pasang, petugas  mendorong ke tengah berjarak 1 mil dari teluk ke laut lepas.

Mereka menggunakan 4 perahu, 3 perahu nelayan dan satu milik Pemda. Alat yang digunakan adalah tali tambang, satu buah jangkar, 15 karung pasir dikalungkan untuk memperberat. Prosesnya sampai lewat tengah malam. Petugas menunggu satu jam siapa tahu mengambang lagi, sampai dipastikan tenggelam.

“Ada kepercayaan masyarakat ini rejeki kenapa diabaikan? Ada juga kepercayaan dagingnya lebih enak dari daging kambing. Kalau dimakan satu kampung juga tak akan habis,” Adrajatun mengingat tawar menawar dengan warga. Ia mengaku berusaha memberi pemahaman kalau paus sudah membusuk dagingnya, bisa ada virus sehingga tak sehat bila dikonsumsi.

Petugas mengambil sampel daging di perut dan mulut dari bangkai seekor paus sperma betina (Physeter macrocephalus), yang terdampar di sebuah pesisir pulau kecil di Gili Batu, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat pada pada Kamis (12/01/2017). Petugas dari BPSPL KKP Denpasar Bali dan petugas setempat dibantu masyarakat kemudian menenggelamkan bangkai paus di tengah laut. Foto : BPSPL Denpasar wilayah NTB
Petugas mengambil sampel daging di perut dan mulut dari bangkai seekor paus sperma betina (Physeter macrocephalus), yang terdampar di sebuah pesisir pulau kecil di Gili Batu, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat pada pada Kamis (12/01/2017). Petugas dari BPSPL KKP Denpasar Bali dan petugas setempat dibantu masyarakat kemudian menenggelamkan bangkai paus di tengah laut. Foto : BPSPL Denpasar wilayah NTB

Terdampar di Lombok Timur dan Buleleng

Kasus sebelumnya mamalia terdampar pada 2016, ada lumba-lumba dan paus terdampar di Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat. Saat itu disebut sudah sulit diidentifikasi karena petugas terlambat mendapat informasi dan tubuh paus sudah sebagian dipotong-potong oleh warga.

Lombok Timur dikenal sebagai jalur migrasi mamalia. Lokasi ini ada beberapa atol, pulau-pulau kecil yang kaya biodiversitas karang. Salah satu tangkapan adalah ikan-ikan karang dan lobster.

Laut Lombok Timur juga disebut sebagai salah satu lokasi pengerukan pasir untuk rencana reklamasi di Teluk Benoa. Sejumlah warga sudah bereaksi menolak pengerukan ini. “Belum terjadi pengerukan, risikonya bukan hanya mengancam biota juga pulau-pulau kecil di wilayah selatan bisa tergerus abrasi,” sebut Adrajatun.

Kasus terdampar lain adalah hiu paus atau whale shark (Rhincodon typus) dengan panjang sekitar 4,5 meter di perairan Bangsal, Sumberkima, Gerokgak, Kabupaten Buleleng, Bali. Letda Laut (P) Agus Toha Tohid, Komandan Pos TNI AL Celukan Bawang mengatakan hiu paus ini ditemukan nelayan di pinggir pantai sedang berputar-putar pada Rabu (11/01/2017) kemudian keesokan harinya sudah menghilang.

Seekor hiu paus atau whale shark (Rhincodon typus) terdampar dan mati di perairan Bangsal, Sumberkima, Gerokgak, Kabupaten Buleleng, Bali. Petugas akhirnya mengubur bangkai hiu paus itu. Foto : Letda Laut (P) Agus Toha Tohid/Pos TNI AL Celukan Bawang
Seekor hiu paus atau whale shark (Rhincodon typus) terdampar dan mati di perairan Bangsal, Sumberkima, Gerokgak, Kabupaten Buleleng, Bali. Petugas akhirnya mengubur bangkai hiu paus itu. Foto : Letda Laut (P) Agus Toha Tohid/Pos TNI AL Celukan Bawang

Terdampar lagi dan terlihat nelayan pada Kamis (12/01/2017) petang. “Berusaha dievakuasi, ditarik kapal ke tengah laut tapi 2-3 jam kemudian balik lagi ke posisi awal tapi kemudian tak terlihat lagi,” jelasnya. Mamalia laut terbesar ini tak bisa ditarik ke pesisir karena air surut.

Ia menyebut nelayan melihat sirip kirinya robek seperti bekas gigitan. Kemungkinan ini yang mempengruhi keseimbangannya. Pada Jumat (13/01/2017) pagi hewan malang ini sudah ditemukan mati di pantai Bangsal. “Opsinya dikubur karena arus lemah khawatir kembali dan bisa jadi penyakit, di kawasan ini ada budidaya kerapu,” lanjutnya. Sampel sirip, dokumentasi foto dan video sudah diambil untuk diidentifikasi.

Penyebab terdamparnya mamalia laut (paus dan lumba-lumba) belum diketahui secara pasti, beberapa di antaranya penggunaan sonar bawah laut dan polusi suara (seismik) yang mengganggu sistem navigasi, perburuan mangsa sampai ke perairan yang dangkal, karena terluka atau sakit.

Sirip kiri yang robek dari seekor hiu paus atau whale shark (Rhincodon typus) yang terdampar dan mati di perairan Bangsal, Sumberkima, Gerokgak, Kabupaten Buleleng, Bali. Petugas akhirnya mengubur bangkai hiu paus itu. Foto : Letda Laut (P) Agus Toha Tohid/Pos TNI AL Celukan Bawang
Sirip kiri yang robek dari seekor hiu paus atau whale shark (Rhincodon typus) yang terdampar dan mati di perairan Bangsal, Sumberkima, Gerokgak, Kabupaten Buleleng, Bali. Petugas akhirnya mengubur bangkai hiu paus itu. Foto : Letda Laut (P) Agus Toha Tohid/Pos TNI AL Celukan Bawang

Direktorat Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Kementerian Kelautan dan Perikanan pada 2012 menerbitkan Pedoman Penanganan Mamalia Laut.

Kejadian pendamparan mamalia laut di perairan Indonesia cukup sering terjadi, dalam modul ini disebutkan luasnya perairan Indonesia dan minimnya pengetahuan masyarakat dan pemerintah daerah tentang mekanisme penanganan mamalia terdampar menyebabkan lambannya kegiatan penanganannya dan bahkan tidak jarang berakhir dengan kematian.

Pedoman ini menjelaskan langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam upaya penyelamatan mamalia laut yang terindikasi terdampar dan maupun yang sudah terdampar sehingga dapat digiring kembali ke perairan dalam kondisi hidup, termasuk langkah-langkah penanganan dalam kondisi mati.

Seekor hiu paus atau whale shark (Rhincodon typus) terdampar dan mati di perairan Bangsal, Sumberkima, Gerokgak, Kabupaten Buleleng, Bali. Petugas akhirnya mengubur bangkai hiu paus itu. Foto : WWF-Indonesia
Seekor hiu paus atau whale shark (Rhincodon typus) terdampar dan mati di perairan Bangsal, Sumberkima, Gerokgak, Kabupaten Buleleng, Bali. Petugas akhirnya mengubur bangkai hiu paus itu. Foto : WWF-Indonesia

Sejumlah langkah awal yang disarankan adalah lakukan pengamatan dengan menggunakan binokuler untuk mengamati pola pergerakan, tanda-tanda mamalia laut, dan bila memungkinkan lakukan identifikasi awal. Kemudian dokumentasikan dengan menggunakan kamera digital atau video kamera. Berikutnya lakukan pencatatan awal (spesies, panjang, jumlah, lokasi). Kemudian gunakan media sosial (misal facebook, twitter, blog) untuk menyampaikan informasi pertama kepada para penolong pertama dan update informasi serta kontak instansi terkait.

Jenis mamalia laut yang sering terdampar di Indonesia menurut dokumen ini (data 1987-2013) di antaranya lumba-lumba irrawaddy (Orcaella brevirostris),  paus sperma cebol (Kogia sima), paus paruh Blainville (Mesoplodon densirostris), lumba-lumba spinner (Stenella longirostris), dan lainnya.

Artikel yang diterbitkan oleh
, , , , , , , ,