Usia Belum Setahun, Anak Gajah Sumatera Ini Hidup Sebatang Kara

Nasib anak gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus) ini memprihatinkan. Kekurangan nutrisi dan mengalami dehidrasi, akibat terpisah dari induknya. Tim dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh pun, membawanya ke Pusat Konservasi Gajah (PKG) Saree, Kabupaten Aceh Besar, untuk mendapatkan perawatan intensif.

Anak gajah yang umurnya belum genap setahun itu, ditemukan sebatang kara di hutan oleh masyarakat Jambo Reuhat, Kecamatan Banda Alam, Kabupaten Aceh Timur, 13 Januari 2017. Awalnya, warga menduga, ia sakit akibat ditembak senapan pemburu.

“Setelah mendapat laporan masyarakat, kami menghubungi kawan-kawan di Forum Konservasi Leuser (FKL) agar menginformasikan ke BKSDA Aceh untuk segera melakukan penanganan,” ujar Komandan Polhut Kesatuan Pengelolaan Hutan 3 Provinsi Aceh, Bobby Edwar, Selasa (17/1/17)

Bobby mengatakan, berdasarkan keterangan warga, kondisi anak gajah tersebut sudah tidak sanggup berjalan. Tim yang datang ke lokasi juga melihat hal yang sama. “14 Januari, tim dari BKSDA Aceh tiba di Jambo Reuhat dan 15 Januari, anak gajah tersebut langsung diobati.”

Kepala BKSDA Aceh, Sapto Aji Prabowo menyebutkan, rencana awal, tim yang dikirim ke lokasi hanya ingin memberikan pertolongan medis. Jika tidak terluka parah atau sakit parah, anak gajah tersebut segera dilepas untuk bergabung dengan induk atau rombongannya.

“Terlebih laporan awal yang kami terima mengatakan, anak gajah tersebut tertembak di bagian leher. Tapi, setelah tim melihat langsung, ternyata mengalami dehidrasi dan malnutrisi. Kondisinya juga sangat lemas. Akhirnya diputuskan dirawat di PKG Saree.”

Ketika ditanya apakah anak gajah tersebut akan dilepaskan kembali ke kawanannya jika telah sehat, Sapto Aji Prabowo mengaku belum bisa memberikan kepastian. “Kami harus minta pendapat ahli gajah dan lembaga terkait lainnya. Yang penting, saat ini adalah menyelamatkan nyawanya,” tutur Sapto yang baru menjabat Kepala BKSDA Aceh.

Anak gajah sumatera ini, saat ditemukan pertama kali kondisinya lemah, dehidrasi dan kekurangan nutrisi. Foto: Junaidi Hanafiah
Anak gajah sumatera ini, saat ditemukan pertama kali kondisinya lemah, dehidrasi dan kekurangan nutrisi. Foto: Junaidi Hanafiah

Perawatan intensif

Dokter hewan di PKG Saree, Rosa menjelaskan, kesehatan anak gajah tersebut kondisinya sudah lebih baik. Namun, harus mendapatkan perawatan intensif karena kebutuhan nutrisinya belum terpenuhi dan masih stres.

“Infus masih dipasang dan diberikan obat penambah selera makan. Berat badannya hanya 350 kilogram, seharusnya diatas 500 kilogram.”

Rosa mengatakan, anak gajah ini masih menyusu pada induknya hingga dua tahun, sama seperti manusia. Kita tidak tahu mengapa ia terpisah dari induk atau kawanannya. Kondisi yang belum stabil akan membuat daya tahan tubuhnya menurun dan mudah terserang penyakit. Terutama virus Elephant Endorheliotropic Herpes atau herpes gajah. Virus ini belum ada obatnya dan banyak menyerang gajah muda di Asia. “Tim dari PKG Saree, akan merawat maksimal anak gajah ini agar segera sembuh,” paparnya.

Inilah bangkai gajah yang ditemukan di areal PT. Dwi Kencana Jamborehat, Kecamatan Banda Alam, Kabupaten Aceh Timur, sebelumnya pada Minggu (7/9/2014). Gadingnya sudah hilang. Foto: Imran Ali Muhammad
Inilah bangkai gajah yang ditemukan di areal PT. Dwi Kencana Jamborehat, Kecamatan Banda Alam, Kabupaten Aceh Timur, sebelumnya pada Minggu (7/9/2014). Gadingnya sudah hilang. Foto: Imran Ali Muhammad

Bangkai gajah

Di saat bersamaan, tim dari BKSDA juga menemukan satu bangkai gajah jantan dewasa akibat ditembak pada bagian kaki, punggung, dan leher. Gadingnya hilang.

Gajah tersebut ditemukan di wilayah HGU PT. Dwi Kencana Semesta, Desa Jambo Reuhat, Kecamatan Banda Alam, Kabupaten Aceh Timur, 14 Januari 2017. BKSDA Aceh menilai, kematian gajah tersebut ada unsur kesengajaan.

Baca: Dua Bangkai Gajah Sumatera Kembali Ditemukan di PT. DKS Aceh Timur. Dua Karyawan Ditetapkan Tersangka

“Saat melakukan pencarian anak gajah yang sakit, tim mencium bau bangkai. Penasaran, tim mendekati bau tersebut dan ternyata bangkai gajah,” tutur Sapto Aji Prabowo.

Tim melakukan visum, untuk memastikan kematian gajah yang diperkirakan berumur 30 tahun itu. Namun, proyektil pelurunya tidak ditemukan. “BKSDA Aceh sedang membuat laporan dan akan melaporkan ke polisi. Harapannya, kasus ini segera dituntaskan,” tegasnya.

Artikel yang diterbitkan oleh
, , , , ,