Benarkah Foto-foto Thunderbird Ini Nyata?

Pertengahan 1960-an, sebuah foto yang diklaim berasal dari medio 1800-an, muncul di beberapa  halaman majalah di Amerika dan Kanada. Foto itu kontan menimbulkan kehebohan luar biasa di kalangan publik. Foto yang menampilkan bangkai burung monster raksasa, dipajang di suatu tempat di pedesaan Amerika Utara.

Entah mengapa, kehebohan tersebut tak berlangsung lama, karena dalam waktu relatif singkat, foto tersebut menghilang dari peredaran. Belum lama ini, foto tersebut, dan foto lainnya, kembali menghiasi media, termasuk di Indonesia, yang memicu perdebatan mengenai keasliannya.

 

 

Burung yang ditampilkan itu adalah Thunderbird, yang dalam mitologi Suku Indian dipercaya mampu mendatangkan petir dan hujan lebat. Menurut Ken Gerhard, seorang pemerhati budaya Indian dari Texas, Thunderbird dikisahkan seperti elang raksasa yang sangat sering muncul dari kisah-kisah asli Suku Indian, menjadi makhluk yang secara spiritual mewakili banyak Suku Indian.

Dinamakan Thunderbird (Burung Petir) karena dipercaya menghasilkan suara keras saat mengepakkan sayapnya yang panjang dan besar. Ken Gerhard menuturkan, sebagaimana dikutip dari Mysterious Universe.org, hingga kini burung ini dipercaya masih hidup dan konon mempunyai panjang sayap sepanjang pesawat terbang ukuran kecil.

 

Thunderbird. Sumber: frontiersofzoology.blogspot.co.id

 

Sebenarnya, foto yang dipajang itu sudah dipastikan editan. Meski sudah banyak penjelasan mengenai hal tersebut, masih saja ada yang membagikannya ke publik.

Foto-foto hoax tersebut bisa jadi merujuk pada dua burung prasejarah raksasa, yakni Argentavis magnificens dan burung yang lebih besar, Pelagornis sandersiArgentavis magnificens merupakan burung terbesar yang pernah ada. Burung raksasa ini kadang disebut teratorn raksasa, yang dipercaya sudah punah sekitar enam juta tahun lalu di Argentina bagian tengah dan barat laut melalui penelitian yang dilakukan di tiga situs penggalian. Sampel fosilnya yang terkubur itu, saat ditemukan cukup utuh.

 

Argentavis magnificens. Sumber: planetsave.com

 

Spesies ini memiliki kaki yang kuat dan lebar yang memungkinkannya berjalan dengan mudah. Bentuk burung raksasa ini sekilas mirip dengan pesawat kecil ringan. Burung ini memiliki berat hampir 80 kg dengan otot yang seharusnya tidak cukup kuat untuk mendorong sayapnya terbang di angkasa. Apa yang membuat burung ini bisa terbang menyisakan misteri hingga para peneliti menemukan jawabannya.

Menurut hasil laporan investigasi yang dipublikasikan oleh peneliti asal Amerika beberapa tahun lalu, sebenarnya burung prasejarah ini merupakan seekor hewan yang ahli meluncur di udara dan paham bagaimana caranya terbang dengan memanfaatkan arus udara di angkasa.

 

Argentavis magnificens. Sumber: dinoanimals.com

 

Sementara foto lain mungkin merujuk pada Pelagornis sandersi, burung prasejarah raksasa yang ukurannya melampaui Argentavis Magnificens. Bentuknya mirip camar raksasa yang hidup di sekitar laut berburu ikan. Burung raksasa yang diidentifikasi oleh para ilmuwan dari fosil yang digali di South Carolina (Amerika) yang hidup 25 sampai 28 juta tahun lalu itu,  dianggap sebagai  burung terbesar dalam sejarah. Bentang sayapnya hingga 7,5 meter.

Bukan hanya ukurannya yang membuat burung ini unik. Ia juga punya rahang panjang bertulang seperti gigi yang membantunya menangkap ikan dan cumi di sepanjang pesisir pantai.

 

Pelagornis sandersi. Sumber: cdn.sci-news.com

 

Dengan kakinya yang pendek dan kekar, burung ini mungkin tidak terlalu cekatan di darat, tapi sayapnya yang panjang dan ramping membuatnya bisa terbang dengan sangat efisien. Ia mampu bertahan di udara dalam jangka waktu yang lama. Burung ini diyakini sudah punah sekitar 3 hingga 4 juta tahun silam.

 

 

Artikel yang diterbitkan oleh
,