Gajah Afrika Ternyata hanya Tidur Dua Jam Sehari

 

 

Penelitian yang dilakukan oleh Paul R. Manger dan kolega dari School of Anatomical Sciences, Faculty of Health Sciences, University of the Witwatersrand, Johannesburg, Afrika Selatan, menunjukkan bila gajah afrika (Loxodonta africana) tidak membutuhkan waktu yang lama untuk tidur. Dalam sehari hanya dua jam.

Riset yang telah diterbitkan di Jurnal Ilmiah Plos One, edisi 1 Maret 2017 itu didasarkan pada pemantauan dua gajah afrika betina di alam liar, sekitar satu bulan lebih. Dari penelitian tersebut diketahui, bukan hanya tidurnya yang singkat, gajah ini juga dalam pengembaraannya sering tidak tidur hingga 46 jam. Perjalanan jauh yang ditempuh sampai 30 kilometer (19 mil) itu dilakukan untuk menyelamatkan dirinya dari ancaman pemburu dan gangguan lainnya.

Dalam laporan berjudul “Inactivity/sleep in two wild free-roaming African elephant matriarchs – Does large body size make elephants the shortest mammalian sleepers?” dituliskan bila dua gajah tersebut tidur antara pukul 02.00 – 06.00 waktu setempat dengan maksimal istirahat dua jam. Waktu tidur harian ini tercatat sebagai tidur terpendek ukuran mamalia di bumi.

Sebagai perbandingan, paus abu-abu membutuhkan waktu tidur sekitar 9 jam sehari. Jerapah di penangkaran tidur selama 4,6 jam sehari, sedangkan kuda domestik tidur sekitar 2 jam 53 menit. Minimnya waktu tidur gajah afrika memang bisa dipengaruhi oleh cara tidurnya sendiri, termasuk juga ukuran tubuh, kondisi lingkungan, hingga sejarah kekerabatannya.

Dalam studi ini, gajah dipantau dari jarak jauh menggunakan alat yang telah dipasang di tubuhnya, seperti kalung yang dipasang di lehar yang dilengkapi dengan sistem GPS (Global Positioning System) dan giroskop. Tujuannya, untuk mengetahui dimana keberadaan gajah tersebut dan bagaimana posisinya tiap kali tidur.

“Gajah tersebut tidak butuh tidur yang panjang, dan ini tampaknya terkait ukuran tubuhnya yang besar. Konfirmasi ini memang sudah lama diselidiki oleh para peneliti yang melakukan studi perbandingan tidur satwa,” tutur Paul Manger.

Sebelum mempelajari pola tidur gajah, Manger telah menghabiskan waktu bertahun meneliti struktur otak gajah. “Selama ini, kami menemukan beberapa aspek yang tidak biasa terkait sistem yang mengontrol pola tidur gajah. Penelitian kali ini menunjukkan, gajah pun harus tidur meski dalam waktu singkat,” tutur Manger sebagaimana diberitakan di Live Science.

 

Gajah afrika di Taman Nasional Kruger, Afrika Selatan. Foto: Rhett A. Butler

 

Studi sebelumnya memang ada yang menjelaskan tentang pola tidur gajah, akan tetapi ada kekurangannya, terutama gajah di penangkarana yang memiliki jadwal tidur berbeda dengan gajah liar. “Dampaknya, sulit diketahui secara konsisten kapan gajah istirahat dan kapan tidur,” tutur Manger. Untuk mendapatkan hasil yang akurat, Manger dan rekan-rekannya pun melakukan penelitian pada dua gajah afrika bentina di Taman Nasional Chobe, Botswana.

Peneliti ini juga menemukan adanya gerakan mata cepat (rapid eye movement/REM), yang juga dikenal sebagai tidur bermimpi. Kondidi yang terjadi hanya pada tiga hingga empat malam. “Tidur REM sering dikaitkan dengan konsolidasi kenangan. Namun, kita tahu gajah tidak memiliki kenangan hidup yang indah. Temuan ini tentunya bertentangan dengan salah satu hipotesis pusat fungsi tidur REM yang ada. Terlebih, tidur dan bangunnya gajah tidak berhubungan dengan cahaya, melainkan pada kondisi lingkungan seperti suhu dan kelembaban.”

Riset penting ini menunjukkan jika tidurnya gajah liar lebih singkat ketimbang gajah di penangkaran antara 4 – 6 jam per hari. “Dengan demikian, beranjak dari penelitian ini, gagasan untuk mempelajari cara tidur satwa di alam liar pelu dipelajari, jika kita benar-benar memahaminya,” tutur Manger.

Sebagai gambaran, gajah afrika ukuran tubuhnya dari bahu hingga ujung kaki sekitar 2,5 – 4 meter. Beratnya mencapai 2.268 – 6.350 kilogram. Sementara gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus), yang merupakan anak jenis gajah asia, beratnya mulai dari 2,25 ton hingga 5,5 ton per individu. Ukuran tubuhnya, dari pundak ke kaki sekitar 3 meter, yang bagi gajah dewasa dapat mengonsumsi makanan sebanyak 136 kilogram berupa akar-akaran, rerumputan, buah, maupun kulit pohon. (Berbagai sumber)

 

 

Artikel yang diterbitkan oleh
, ,