Tesso Nilo Terbakar, Harimau Marak Keluar Hutan

 

 

Puluhan hektar hutan habitat harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) terus terbabat habis dan terbakar di Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN), Riau. Tekanan kepada “rumah” satwa dilindungi ini diyakini jadi penyebab sejumlah harimau muncul di perkampungan warga beberapa pekan terakhir.

Jumat (9/6/17), Supartono, Kepala Balai TNTN tengah bersemangat mensosialisasikan penyelamatan Tesso Nilo di hadapan masyarakat Desa Lubuk Kembang Bunga, Pelalawan.

“(Sosialisasi) Ini untuk membangkitkan kembali budaya masyarakat Melayu di dekat Taman Nasional Tesso Nilo yang lama hilang. Ini akan kita adakan puncakn di Festival Tesso Nilo 2017 Agustus nanti dengan tema penyelamatan budaya, selamatkan alam,” katanya kepada Mongabay, Senin (12/6/17).

Di saat ingin menumbuhkan harapan pada pelestarian hutan, Tesso Nilo justru membara. Menurut Badan Meteorologi Geofisika dan Klimatologi, hari itu sedikitnya 11 titik api terdeteksi di Riau, lima di Pelalawan, hutan Tesso Nilo berada.

Laporan itu membuat dia berang lantas mengirim tim mengecek ke lapangan. Laporan menyebutkan, setidaknya dua titik terbakar akhir pekan lalu. Jarak antardua lokasi kebakaran dan perambahan sekitar delapan kilometer. Baru satu tempat kejadian perkara ada garis polisi.

Lokasi pertama di Kecamatan Pangkalan Kuras, Pelalawan, luas kebakaran satu hektar. Di titik ini, tim patroli Balai TNTN pada Jumat (9/6/17) langsung melokalisir sebaran api agar tak merambat ke wilayah lain.

Meski demikian, lokasi ini tidak lagi berhutan dengan semak belukar dan sebagian ditanami bibit sawit. Umur sawit sekitar beberapa bulan hingga satu tahun.

Sepanjang perjalanan mendekati lokasi ini ada sejumlah gubuk-gubuk kosong tanpa penghuni.

“(Kita) sangat marah. Kok masyarakat ndak sadar-sadar gitu. Mereka ndak sadar, efek kebakaran ke masyarakat juga.”

Di lokasi kebakaran kedua berada di Langgam, sedikitnya 25 hektar terbakar. Bahkan masih terlihat kepulan asap dari balik semak dan tegakan kayu yang jarang.

Tim Patroli Gabungan Karhutla (kebakaran hutan dan lahan terdiri dari Balai TNTN, Kepolisian, Koramil dan Masyarakat Peduli Api langsung menyegel areal terbakar.

Satu gubuk kosong tepat di dekat lahan terbakar sudah dimusnahkan tim. Dalam gubuk itu ditemukan barang-barang seperti minyak dan parang diduga untuk membakar hutan.

“Telah dijumpai lahan sekitar 42 hektar sudah ditebas, sudah terbakar sekitar 25 hektar,” kata Kabid Humas Polda Riau, Kombes Pol Guntur Aryo Tejo, Minggu (11/6/17) seperti dikutip Antara.

Dalam foto dokumentasi kegiatan patroli yang dibagikan Balai TNTN ke Mongabay, tak terlihat lagi tegakan pohon sejauh mata memandang. Bahkan di satu foto ada kebun sawit dua atau tiga tahun tanam, tepat di dekat tempat perkara.

Menurut Supartono, ada satu jembatan menjelang ke lokasi kedua tampak baru diperbaiki. Ada jejak alat berat di sisi jembatan. Padahal jembatan itu rusak dan tak dapat dilalui beberapa waktu lalu saat tim Balai TNTN patroli di daerah itu.

Tahun ini,  Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah menetapkan TNTN sebagai salah satu proyek revitalisasi fungsi kawasan dan penegakan hukum. Ini langkah penting yang sedang dilakukan.

Soal perambah dan pembakar lahan, katanya,  BKSDA bersama kepolisian terus memburu dan meningkatkan patroli.

“Kesepakatan kita, patroli bersama. Kita siapkan kendaraan roda empat dan roda dua. Kita (juga) pengecekan lokasi (bekas terbakar),” katanya.

 

Harimau berkeliaran

Sementara itu warga Desa Siapi-api dan Desa Tendayun, Kecamatan Bandar Laksamana, Kabupaten Bengkalis, sepekan ini banyak menyaksikan jejak harimau dewasa di kebun-kebun karet mereka. Mereka was-was lantaran seekor anak harimau usia sekitar enam bulan mati akhir bulan lalu.

“Resahlah warga, yang jelas kemarin tu anaknya ketangkap, otomatis orang berpikir induk pasti mencari (anaknya). Ntah marah maka masyarakat resah, apalagi mata pencaharian warga berkebun karet,” kata Fadil, warga sekitar.

Akhir Mei lalu, di kebun karet, tak jauh dari pemukiman warga, Sadri (45) melihat anak harimau kurus berjalan lunglai. Dia ikuti berjalan kaki selama setengah jam ditangkap.

“Waktu bawa pulang ke rumah, harimau ditaruh di belakang  motor dan diikat tali rafia,” katanya.

Kemudian mereka memanggil dokter hewan terdekat berjarak sekitar satu jam. “Setelah dokter hewan datang, diinfus, agak lumayan dari kondisi awal.  Agak ada tenaga, bisa bersuara,” katanya. Naas bayi harimau jantan itu tewas.

 

Bayi harimau kritis yang sedang dirawat, Desa Siapi-Api, Bengkalis Riau. Foto: BBKSDA Riau

 

Drh Rini dari Balai Besar Konservasi Sumberdaya Alam (BKSDA) Riau yang memimpin penanganan mengatakan, kasat mata harimau mengalami dehidrasi tingkat tinggi, malnutrisi hingga terjadi komplikasi di beberapa bagian tubuh.

Saat ini bagian paru-paru, jantung, limpa, usus dan empedu dikirim ke laboratorium untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Harimau kedua muncul di Desa Pelangiran, Kabupaten Indragiri Hilir, Riau akhir Mei lalu. Seorang warga sempat mengabadikan video dari gawai berdurasi 2.37 detik. Video ini dibagikan BKSDA Riau melalui grup Whatsapp.

Dalam video itu terlihat seekor dewasa berkeliaran di perkebunan sawit warga, di Kanal 25 Simpang Kanan, Desa Tanjung Simpang, Kecamatan Pelangiran Kabupaten Indrigri Hilir.

Kehadiran harimau disambut salakan sahut-menyahut lebih dari satu anjing pemilik kebun. Bukan menjauh, harimau justru berbalik arah dan mondar-mandir selama 40 detik.

Kadang mendekat kadang menjauh beberapa meter. Bahkan ia sempat bergerak mendekati ayam yang berkeliaran empat meter dari harimau Sebelum menjadi dari rumah menuju dalam perkebunan.

Datuuuk, oh Datuk! Orang semua di sini, Datuk.! Gagah memang Datuk ya…. Besarnya badannya,” terdengar suara warga dalam video itu. Di bagian akhir video terdengar suara seperti anak perempuan berusia di bawah delapan tahun.

Bahkan harimau sempat menerkam Arbain (45), saat mencari kayu bersama istrinya. Istri Arbain berhasil menyelamatkan diri namun cakar harimau sempat mendarat di kaki Arbain sebelum berhasil lolos.

“Kedua suami istri dapat menyelamatkan diri, harimau hanya dapat mencakar kaki kiri Arbain. Kaki kiri luka sobek,” kata Kabid Humas Polda Riau.

Kemunculan harimau terbaru terjadi akhir pekan lalu. Seorang pekerja kontraktor di perkebunan akasia didatangi harimau dewasa. Dia yang sedang mengoperasikan alat berat lalu mengabadikan kejadian itu lalu diposting di akun sosial media.

Rekaman video gawai itu berdurasi 3, 57 detik. Situasi mencekam saat harimau berusaha mendekat ke alat berat. Si pekerja menyalakan mesin dan harimau menjauh tetapi mendekat ke seorang pekerja yang memegang chainsaw.

“Lokasinya ada di Distrik Sorek, di lansekap Tesso Nilo dan Kerumutan. Sekarang harimau itu sudah masuk lagi ke kawasan lindung Arara Abadi,” kata Mahfudz, Kepala Balai BKSDA Riau.

Febri Widodo, riset dan monitoring harimau dan gajah untuk WWF Central Sumatera mengatakan, banyaknya kejadian harimau muncul ke pemukiman warga karena aktivitas di hutan meningkat. Kegiatan itu bisa berupa pembalakan liar, kebakaran hutan dan lain-lain.

Sebenarnya, ada beberapa faktor harimau muncul, sepertii tekanan terhadap habitat asli, perubahan cuaca, penyakit dan perkembangan sosial media.

“Bisa saja dulu sering terjadi tetapi tidak ada yang share dan posting di sosial media. Sekarang bisa booming karena semua orang bisa membagikan informasi dan viral.”

 

 

Artikel yang diterbitkan oleh
, , , , , , , , , ,