Luka Kaki dan Kedinginan, Cenderawasih Sitaan Mati di PPS Sibolangit

 

Pada 10 Agustus 2017, Balai Karantina Pertanian Kelas II Medan, berhasil menggagalkan upaya penyelundupan empat cenderawasih lalu titip ke Pusat Penyelamatan Satwa (PPS) Sibolangit,  BBKSDA Sumut. Sayangnya, satu cenderawasih mati diduga karena luka di kaki dan kedinginan.

Kematian cenderawasih jantan ini diketahui setelah ada informasi dari Komunitas Endemik Satwa Indonesia. Kala konfirmasi ke Samuel Siahaan, Kepala Resort Konservasi CA–TWA Sibolangit, Pengendali Ekosistem Hutan (PEH) Pertama, mengatakan, cenderawasih mati karena ada luka di kaki, ditambah terjadi hipotermia (kedinginan). Curah hujan cukup tinggi, katanya, membuat daya tahan burung ini terus menurun.

Baca juga: Upaya Selundupkan Cenderawasih Lewat Pesawat Udara Terbongkar di Kualanamu

Tim dokter hewan di PPS mencoba mengobati luka kaki dan memberikan obat buat hipotermia ini. Pada 15 Agustus 2017, mereka juga meminta batuan tim medis Sumatran Orangutan Conservation Program (SOCP) mengingat kondisi sudah parah.

Namun, katanya,  16 Agustus 2017, dokter hewan BBKSDA Sumut melihat cenderawasih sudah mati. “Kondisi cukup parah memang karena luka di kaki ditambah hipotermia. Kami sudah berusaha semaksimal mungkin,” kata Samuel seraya bilang, tiga cenderawasih lainnya masih hidup dan kesehatan terus dipantau.

Hingga Selasa sore (12/9/17), ketiga cenderawasih dalam kondisi sehat. Selain makanan, mereka juga mendapat asupan nutrisi agar kondisi kesehatan stabil.

 

Burung yang mati, langsung dibawa ke Kantor BBKSDA Sumut, untuk disimpan dalam pendingin lalu titip ke Galeri Rahmadsyah guna pengawetan untuk tujuan pendidikan.

Dokter hewan Wagimin, Kepala Seksi Karantina Hewan, Balai Karantina Pertanian Kelas II Medan, ketika dikonfirmasi terkejut mendengar satu cenderawasih mati.

Namun dia tak ingin berkomentar banyak, dengan alasan berkas acara kematian belum mereka terima dari BBKSDA Sumut.

“Saya baru tahu dari anda ini. Kami belum menerima surat berita acara kematian. Jadi saya belum bisa berkomentar, ” katanya, sembari menegaskan kasus ini terus jalan untuk mengetahui penyelundup melalui jalur udara dari Surabaya ke Sumut.

Halasan Tulus, Kepala Balai Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Gakum LHK) Sumatera, setelah mendapat kabar langsung mendalami penyebab utama kematian cenderawasih, apakah ada faktor kelalaian atau tidak. “Kita dalami dulu. Jika ada faktor kesengajaan, akan ada proses hukum.”

Empat cendrawasih ini hasil sitaan di area kargo Bandara Kualanamu International Airport (KNIA) Deli Serdang.

Hafni Zahra, Kepala Balai karantina Pertanian Kelas II Medan, kepada Mongabay mengatakan, petugas karantina mencurigai kargo yang dibawa Lion Air JT 979 tujuan Surabaya–Medan. Ia berisi satu kotak tak dilengkapi dokumen sesuai persyaratan karantina dan ketika dicek berisi cenderawasih.

 

Cenderawasih sitaan dari Bandara Kualanamu mati satu diduga karena luka kaki dan kedinginan. Foto: Ayat S Karokaro/ Mongabay Indonesia

 

 

Artikel yang diterbitkan oleh
, , , , , ,