Miris.. Video Beruang Kutub Kurus Kering Kelaparan Ini Viral

Sebuah video dari seekor beruang kutub kurus kering kelaparan berkeliaran di sekitar tanah kering untuk mencari makanan telah menjadi viral.

Video yang diambil di Kepulauan Baffin, wilayah utara Kanada, memperlihatkan beruang kutub jantan kurus kelaparan yang menggeledah tempat sampah terdekat untuk mencari makanan. Saat dia tidak menemukan apa-apa, dia merosot ke tanah.

Fotografer Kanada Paul Nicklen, yang merekam adegan dengan kelompok konservasi Sea Legacy. “Kami berdiri di sana sambil menangis, syuting dengan air mata mengalir di pipi kami,” katanya.

 

View this post on Instagram

My entire @Sea_Legacy team was pushing through their tears and emotions while documenting this dying polar bear. It’s a soul-crushing scene that still haunts me, but I know we need to share both the beautiful and the heartbreaking if we are going to break down the walls of apathy. This is what starvation looks like. The muscles atrophy. No energy. It’s a slow, painful death. When scientists say polar bears will be extinct in the next 100 years, I think of the global population of 25,000 bears dying in this manner. There is no band aid solution. There was no saving this individual bear. People think that we can put platforms in the ocean or we can feed the odd starving bear. The simple truth is this—if the Earth continues to warm, we will lose bears and entire polar ecosystems. This large male bear was not old, and he certainly died within hours or days of this moment. But there are solutions. We must reduce our carbon footprint, eat the right food, stop cutting down our forests, and begin putting the Earth—our home—first. Please join us at @sea_legacy as we search for and implement solutions for the oceans and the animals that rely on them—including us humans. Thank you your support in keeping my @sea_legacy team in the field. With @CristinaMittermeier #turningthetide with @Sea_Legacy #bethechange #nature #naturelovers This video is exclusively managed by Caters News. To license or use in a commercial player please contact [email protected] or call +44 121 616 1100 / +1 646 380 1615”

A post shared by Paul Nicklen (@paulnicklen) on

“Beruang itu kemungkinan besar meninggal dalam beberapa jam atau hari ini,” lanjutnya. Dan tidak ada yang bisa dilakukan Nicklen untuk menyelamatkannya.

“Memberi makan beruang kutub liar ilegal di Kanada, dan kalaupun tidak, memberi makan beruang itu hanya akan memperpanjang kesengsaraannya, “ katanya kepada National Geographic.

“Ini adalah pemandangan yang menghancurkan jiwa yang masih menghantui saya, tapi saya tahu kita perlu berbagi yang indah dan yang memilukan jika kita akan menghancurkan dinding sikap apatis,” kata Nicklen dalam instagramnya.

“Ketika para ilmuwan mengatakan beruang kutub akan punah dalam 100 tahun ke depan, saya memikirkan populasi global dari 25.000 beruang yang sekarat dengan cara ini. Tidak ada solusi yang gampang. Tidak ada cadangan makanan untuk beruang ini,” lanjutnya.

“Orang berpikir bahwa kita bisa memasang platform di lautan atau kita bisa memberi makan beruang kelaparan yang aneh itu. Kebenaran yang sederhana adalah ini – jika Bumi terus menghangat, kita akan kehilangan beruang dan seluruh ekosistem kutub. Beruang jantan besar ini belum tua, dan dia pasti meninggal dalam hitungan jam atau hari saat ini,” tambahnya.

Komunitas itu menyebutkan sebuah penelitian tahun 2015 dari IUCN yang menempatkan perubahan iklim sebagai satu-satunya ancaman paling penting bagi 26.000 beruang kutub di dunia. Periset – yang menggambarkan beruang sebagai kenari di tambang batu bara – menemukan probabilitas tinggi bahwa populasinya akan turun 30% pada tahun 2050 karena perubahan habitat es di laut mereka.

 

 

Seiring perubahan iklim meningkatkan suhu Arktik, lapisan es laut – penting bagi beruang untuk berburu, beristirahat dan berkembang biak – mencair pada awal musim semi dan kemudian kembali di musim gugur. Penelitian IUCN itu menyebutkan semakin banyak hari keberadaan lapisan es, bisa mendorong spesies itu melewati titik kritis dengan kegagalan reproduksi dan kelaparan yang luas di beberapa daerah.

Data satelit yang diterbitkan tahun lalu mengungkapkan bahwa jumlah hari yang tertutup es di 19 wilayah Arktik yang dihuni oleh beruang kutub menurun pada tingkat tujuh sampai 19 hari per dekade antara tahun 1979 sampai 2014.

 

Artikel yang diterbitkan oleh
, , , , ,