Ada Teriakan Darurat dari Laut di SOS Escape Room Ini. Kenapakah?

 

Ingat peristiwa hancurnya hamparan karang di KKP Nusa Penida, Bali karena buang jangkar kapal sembarangan atau rusaknya lebih dari 1500 meter terumbu karang di Raja Ampat, Papua oleh kapal wisata asal Inggris? Keduanya terjadi tahun ini. Padahal karang habitat ikan ini sangat lambat pertumbuhannya, namun mudah hancur dalam sekejap .

Sejumlah video satu menit tentang kondisi terkini laut menjadi pemandu pemain untuk merespon teriakan minta tolong dari laut. Di tengah warna-warni kehidupan bawah laut makin banyak masalah seperti jeratan sampah plastik yang membunuh satwa.

Coral Triangle Center (CTC), lembaga konservasi global yang bermarkas di Bali meluncurkan wahana permainan edukasi bertajuk Escape Room: SOS From The Deep, tengah Desember ini. Ruangan yang terinsipirasi dari permainan memacu adrenalin bertema escape room di sejumlah negara ini disebut wahana escape room bertema lingkungan pertama di Indonesia.

Escape Room CTC yang berlokasi di pusat wisata Sanur ini menjadi bagian dari kompleks besar CTC Center for Marine Conservation yang sudah dibangun sejak 2016 dan selesai bertahap. Dalam master plan, pusat edukasi dan pelatihan ini akan dibangun sejumlah fasilitas lain seperti biodiversity wall, coral wall, The Coral Triangle 3D Model, dan lainnya.

Setelah ruang dan kolam latihan selam selesai dibangun, kini escape room hadir bertiket Rp100 ribu per orang. Dalam sejam, pengunjung ditantang bermain menyelesaikan teka-teki misi yang jawabannya tersembunyi diantara petunjuk yang terserak.

Tiap tim berjumlah 2- 6 orang menyesuaikan luas ruangan. Jika mampu menyelesaikan teka-teki di ruangan pertama baru bisa lanjut ke tantangan lainnya. Laiknya review film, pengunjung dilarang menceritakan jawaban misteri cerita agar tetap menjadi teka-teki bagi yang lain.

Umumnya pengunjung yang pertama kali bermain, perlu lebih cermat mencari jawaban pembuka gembok. Banyaknya informasi dalam diorama ruang yang menarik dan kerumitan petunjuknya bisa menghabiskan waktu jika terlena hanya melihat-lihat.

 

Shark cage untuk memulai petualangan pertama di wahana edukasi Escape Room CTC, yang berlokasi di kawasan wisata Sanur, Bali. Foto: Luh De Suriyani/Mongabay Indonesia

 

Permainan berbatas waktu sehingga memacu adrenalin. Pemain berkesempatan menelpon 4 kali jika mentok, dan pengelola akan memberikan sejumlah petunjuk. Tipsnya, bebaskan pikiran dan bagi tugas dengan tim agar lebih mudah mencari rangkaian angka dan huruf sebagai kunci pembuka gembok. Jika tak kerjasama dengan pemain lain, permainan yang idealnya menyenangkan berisiko membuat stres.

Permainan ini mengenalkan pengunjung kepada terumbu karang, ukuran ikan yang bisa ditangkap, sampai membersihkan sampah plastik dari laut. Informasi teknis yang padat dalam sebuah wahana. Pengalaman pengunjung yang sudah mencoba sangat penting ditampung agar niat CTC untuk menjadikan wahana ini sebagai pelatihan menyenangkan sekaligus mendorong kesadaran mencintai laut terwujud.

 

Penyadartahuan Konservasi

Direktur Eksekutif CTC, Rili Djohani menyebut permainan ini untuk usia di atas 14 tahun, anak-anak memungkinkan jika didampingi orang dewasa. Escape Room SOS from the Deep didesain oleh CTC bekerja sama dengan desainer merk asal Belanda Aram Leeuw dan pakar ruang permainan Escape Room Frank Kastelein.

“Ini upaya konservasi untuk generasi muda. Sinyal darurat dari laut tentang perubahan iklim, perikanan destruktif, dan marine debris,” kata perempuan ini. Inti permainan ini menurutnya harus kerjasama tim jika ingin menyelesaikan semua tantangan.

Tim desainer escape room memanfaatkan konten CTC dari kegiatan konservasi laut di sejumlah tempat di Indonesia. Keanekaragaman hayati ini didesain menjadi teka-teki agar mengalir.

“Escape room sangat populer di Belanda. Ini peluang mengangkat isu konservasi dengan game,” tambah Rili. Konservasi laut menurutnya tak bisa dikerjakan parsial karena perairan dunia terhubung. Misalnya soal penanganan sampah laut. Solusi atas ancaman-ancaman dari laut ini akan didiskusikan di forum global Our Ocean Conference yang akan dihelat di Bali pada Oktober 2018 nanti.

 

Sebagian fasilitas ruang dan kolam latihan menyelam di conservation center CTC, kawasan Sanur, Bali. Foto: Luh De Suriyani/Mongabay Indonesia

 

Dalam tujuan ke-14 Sustainable Develompment Goals (SDG) menyebutkan Live Below Water yang di antaranya memastikan kehidupan yang lebih baik dengan menangani persoalan mendasar di laut agar masyarakat pesisir dan sumber pangan dunia terlindungi. Escape room ini diharapkan bisa jadi komponen pelatihan untuk penyadaran akan persoalan di laut.

Konsep escape room banyak ditawarkan di kota-kota besar dan di luar negeri, mengambil beragam topik. Sebagian mengeksplorasi unsur suspense dan horror untuk menghasilkan semangat dan kehebohan melalui efek dan desain ruang.

Edukasi permainan mendorong pengunjung lebih peduli persoalan di laut yang makin banyak. Salah satu upaya perubahan perilaku diharapkan muncul misalnya melalui strategi pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan (KKP). Di Bali, sudah ditetapkan KKP Nusa Penida dengan pengaturan zonasi di sejumlah pulau kecil di Kabupaten Klungkung.

Hesti Widodo, bidang pelatihan dan pembelajaran di CTC menyebut pihaknya terus berupaya membuat pembelajaran yang atraktif untuk makin menarik minat anak muda. Misalnya di KKP Nusa Penida tujuannya memastikan terumbu karang terus terjaga, dan satwa laut langka terus muncul. “Mola-mola masih terus ada dan Pari Manta masih masih rajin spa,” katanya tentang daerah yang disukai sebagai cleaning station Manta Ray ini.

Ia menyebut untuk 176 KKP membutuhkan sekitar 2500 pengelola sementara kapasitas masih lemah. “Masih ada yang resistensi, kalau menjadi KKP takut warga tak boleh masuk. Padahal ada zona pengaturannya,” ujar Hesti. Sejauh ini pihaknya menyebut sudah melakukan 152 sesi pelatihan dengan diikuti lebih dari 3300 orang ini.

Indonesia menargetkan 20 juta hektar luas area KKP pada 2019. Saat ini ada persoalan birokrasi terkait bergesernya kewenangan pengelolaan laut dari kabupaten kembali ke provinsi. UPT KKP Nusa Penida yang dulunya di bawah kabupaten kini harus ke provinsi sementara sumberdaya manusia dan prasarana lain belum siap.

CTC mendukung kegiatan konservasi di lapangan melalui kegiatan kampanye dan pembelajaran di Nusa Penida, Bali, dan Kepulauan Banda, Maluku. CTC bertujuan memperluas jangkauan dan pengaruhnya melalui pembangunan Pusat Konservasi Laut di Bali ini.

 

Artikel yang diterbitkan oleh
, , , ,