,

Kisah Si Naga Komodo

Komodo adalah hewan khas Indonesia, hewan dengan nama latin Varanus komodoensis ini bisa dinikmati di Pulau Komodo Nusa Tenggara Timur. Hewan berbentuk seperti kadal raksasa ini hidup di daerah berbukit daerah hutan dataran rendah yang terbuka dan didominasi oleh ilalang dan pohon palem. Kendati kecil, pulau ini mendukung kehidupan keanekaragaman hayati  di wilayah ini.

Musim kawin komodo biasanya bulan Juni dan Juli, pada masa ini komodo jantan biasanya bertarung dengan sesamanya untuk mempertahankan wilayah mereka. Lima minggu setelah kawin, komodo betina menggali lubang di tempat yang hangat, lembut, dan memuat sekitar selusin telurnya. Jumlah telur dan ukurannya sangat bervariasi tergantung ukuran dan usia si komodo betina. Kemudian telur tersebut ditutupi dan ditinggal begitu saja tanpa pengawasan.

Anak komodo lahir delapan bulan kemudian, panjangnya sekitar 16 cm, dan masih rentan dari ancaman predator di sekelilingnya, baik itu ular maupun burung pemangsa yang banyak berkeliaran di Pulau Komodo. Pertumbuhan komodo sangat cepat, dalam lima tahun mereka akan mencapai ukuran sepanjang enam kaki atau sekitar 8 meter. Baik jantan maupun betina mulai bisa bereproduksi di usia enam tahun.

Komodo akan memakan apapun yang bisa mereka temukan dan taklukkan, termasuk komodo lainnya. Makanan favorit mereka adalah babi hutan, rusa dan kera. Komodo bisa memakan satu ekor rusa sendirian dan setelah itu beristirahat selama seminggu dari perburuan. Pergerakan komodo sangat cepat, namun dalam jarak yang sangat terbatas. Mereka melakukan perburuan mangsa dengan cara bersembunyi di balik kerimbunan sambil menunggu mangsa mereka. Komodo yang berusia lebih muda bergerak lebih banyak dibanding yang sudah berumur, dan mereka lebih aktif berburu mamalia kecil, anak-anak nurung dan serangga. Sekali tertangkap, mangsa akan mereka tangkap dan dicabik dengan gigi mereka yang tajam.

Komodo, seperti layaknya hewan berdarah dingin lainnya, juga tidur pada malam hari. Saat matahari terbit dan menghangatkan darah mereka akan langsung aktif, keluar dari sarang mereka di sela akar pohon dan bebatuan. Kendati berukuran sangat besar, hewan ini sangat lincah dan bisa bergerak di banyak medan. Mereka sesekali memanjat pohon, dengan mencengkeram dengan kuku mereka yang kuat. Mereka juga perenang yang baik, meluncur dengan cepat dengan bantuan ekor mereka.


Artikel yang diterbitkan oleh
, ,