,

50 Persen Terumbu Karang Indonesia Rusak Parah

TERUMBU karang di Indonesia, mencapai 60 ribu kilometer (km) atau 18 persen dari total di dunia. Ia sebagian besar berada di Indonesia bagian tengah, Sulawesi, Bali, Lombok, Papua, Jawa dan Kepulauan Riau dan pantai barat serta barat daya Sumatera. Mirisnya, 50 persen karang dalam kondisi rusak parah, 15 persen berpotensi hilang dalam 10-20 tahun mendatang. “Hanya lima persen dalam kondisi sangat bagus,” kata Koordinator Coral Day, Ery Damayanti usai dialog di Green Radio, Jakarta, Selasa(8/5).

Dia mengatakan, banyak faktor penyebab kerusakan ini, antara lain nelayan (penangkap ikan) yang menggunakan bom, karang jadi material konstruksi pengganti semen, suhu air meningkat atau permukaan air laut menurun, penambangan pasir sampai ombak yang keras. “Karang ini rentan, karena alam saja bisa rusak apalagi ada campur tangan manusia,” ujar dia.

Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Sarwono Kusumaatmaja melihat, kondisi terumbu karang di Indonesia memprihatinkan karena pengetahuan ekosistem laut masyarakat masih rendah. “Banyak yang masih menyangka kalau karang itu batu, padahal mahluk hidup,” katanya.

Mereka tak menyadari pentingnya menjaga ekosistem di terumbu karang. Jika ekosistem rusak, ucap Sarwono, akan berdampak ekonomi cukup besar. “Mengapa? Salah satu, nelayan akan sulit mencari ikan.”

Untuk itu, dia memandang perlu pemberian pengetahuan mengenai terumbu karang sejak dini. Salah satu dengan memasukkan materi ini dalam mata pelajaran muatan lokal. Dia tak setuju jika urusan menyadarkan masyarakat hanya menjadi tugas pemerintah. Pemerintah bisa mendukung dengan kebijakan dan edukasi. “Bagaimana diri sendiri dulu. Dimulai dari masyarakat, dari hal-hal kecil, seperti membuang sampah. Prinsipnya, jangan menyisakan sampai ke luar lingkungan,” ucap Sarwono.

Pakar Kelautan Institut Pertanian Bogor, Neviaty P Zamani mengatakan, terumbu karang mudah stres antara lain oleh sampah dan erosi dari sungai. Namun, katanya, banyak orang tak menyadari jika kelestarian karang tergantung juga oleh orang yang hidup jauh dari laut. Contoh, orang yang membuang sampah di sungai di Bogor. Sampah ini akan mengganggu terumbu karang, karena air sungai akan berakhir di laut. “Ini merusak ekosistem di terumbu karang. Penyu mati makan sampah plastik, penyu bagian ekosistem di sana.”

Terumbu karang, ucap Neviaty, merupakan pelindung pantai karena akan menahan dan memecah energi gelombang. Ia juga rumah bagi banyak jenis mahluk hidup di laut. Banyak hewan dan tumbuhan berkumpul di karang, baik mencari makan, hidup dan berlindung.

Artikel yang diterbitkan oleh
,