8 Mei Jadi Hari Terumbu Karang

TAHUN ini, kali ketiga rangkaian Coral Day berlangsung. Dimulai 8 Mei 2012, sekaligus mencanangkan hari itu menjadi hari Terumbu Karang (Coral Day). Kegiatan yang berlangsung hingga 13 Mei ini akan dipusatkan di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu. Mengapa 8 Mei menjadi Coral Day? Menurut Koordinator Coral Day, Ery Damayanti, awal Mei itu biasa para nelayan memulai aktivitas karena terkait cuaca. Penetapan hari ini penting sebagai penanda bagi upaya penyelamatan terumbu karang.

Meskipun pencanangan Coral Day 8 Mei, namun pemasangan instalasi stek karang “Jakarta Coral Garden” pada 11 Mei di Pulau Pramuka. Nanti, di Jakarta Coral Garden ini, akan ada ‘kebun’ karang yang di bagian tengah ada miniatur monas. Pada hari itu, juga ada pemasangan baliho apung di empat titik (SOSis — Save Our Seribu Islands).

Pada 12 Mei, di Pulau Pramuka, ada beragam acara, antara lain peresmian Jakarta Coral Garden dan penanaman karang adopsi secara simbolis. “Ada juga pendidikan tentang terumbu karang pada anak SMU.”

Adopsi Karang
Saat ini, siapa saja bisa berpartisipasi ikut menjaga kelestarian ekosistem terumbu karang melalui adopsi karang. Dengan sistem ini, karang bisa memiliki nilai ekonomi, sekaligus tetap berada di alam. “Anak-anak pulau Seribu ada yang rela mengumpulkan uang jajan mereka untuk ikut mengadopsi karang,” ucap Ery.

Adopsi karang ini, melibatkan masyarakat sekitar pulau. Bahkan, di antara mereka ada yang mantan pelaku perusakan karang. Setelah mendapatkan pengetahuan, kini mereka menjadi penjaga terumbu karang. Masyarakat, bisa menyisihkan sejumlah uang untuk membeli karang agar dipelihara. Dia mencontohkan, untuk perorangan, satu stek Rp175 ribu, lima stek Rp750 ribu. Lalu, perorangan yang ikut menyelam, satu stek Rp250 ribu. Bagi perusahaan atau lembaga, satu paket meja berisi enam sampai 20 stek, Rp7,5 juta.

Prisia Nasution,aktris dan diver mengatakan, bersedia ikut kegiatan ini karena sungguh-sungguh peduli karang. Model dan pemain sinetron yang biasa snorkling ini, begitu kagum akan keindahan karang bawah laut. Sayangnya, karang di negeri ini banyak mati. “Seperti di Kepulauan Seribu, jika tak dijaga, akan makin banyak yang mati.” Atika setuju dengan adanya adopsi karang. “Ayo, adopsi karang!”

Artikel yang diterbitkan oleh
, ,