Organisasi Lingkungan Menyasar Para Pembeli Cula Badak

Tahun lalu nyaris 450 badak dibunuh demi mengambil cula mereka di Afrika Selatan, lokasi yang kini menjadi pusat perburuan cula badak global. Nasib badak kini semakin di ujung tanduk akibat permintaan cula mereka yang tinggi dari Asia, terutama untuk memenuhi kebutuhan sebagai bahan obat tradisional Cina, kendati hasil penelitian dari para ilmuwan sudah menunjukkan bahwa cula badak tidak memiliki khasiat apa pun. Kini, dua organisasi, African Wilidlife Foundation (AWF) an Wildaid telah mengumumkan kerjasama mereka untuk memerangi anti perburuan dan melawan konsumsi terhadap cula badak Afrika.

“Meski aksi di lapangan terus kami lakukan, kami juga perlu untuk memberi penjelasan kepada para pembeli cula badak dan memperlihatkan pada mereka, bagaimana kerusakan yang sudah mereka timbulkan akibat perilaku mereka. Kerjasama ini menggabungkan keahlian African Wildlife Foundation dalam konservasi badak dan jaringan Wildaid dan pengalaman mereka beroperasi di Asia untuk mengakhiri permintaan terhadap cula badak,” Kata Patrick bergin, Kepala AWF dalam siaran pers mereka.

AWF dan Wildaid berencana untuk membuat sebuah iklan layanan masyarakat yang dibintangi oleh bintang terkenal dari Cina, untuk meningkatkan kesadaran tentang perburuan cula badak dan mengaitkannya dengan perdagangan ilegal cula badak di negara itu. Kampanye ini juga menyasar orang-orang Cina yang tinggal dan bekerja di Afrika.

Kelima spesies badak yang ada di dunia dalam kondisi terancam, dengan tiga dari lima dimasukkan dalam daftar merah IUCN alias nyaris punah. Namun perburuan badak tidak hanya memakan korban sang badak itu sendiri, namun juga nyawa manusia. Para pemburu seringkali terbunuh dalam perburuan, sementara para jagawana yang melindungi para badak juga terbunuh dalam tugas.

Artikel yang diterbitkan oleh
, ,