Bupati Manggarai, Drs. Christian Rotok mengritik rencana pemerintah pusat menukarkan Komodo dengan Panda dari Cina. Ia mengatakan, setelah tukar Komodo dengan Panda dari Cina, tidak lama lagi tukar orang kulit hitam dari Manggarai dengan kulit putih dari Cina.
Pernyataan Christian ini untuk menanggapi rencana pemerintah pusat beberapa waktu lalu untuk menukarkan binatang Komodo dari Pulau Komodo dan Rinca, Kabupaten Manggarai Barat (Mabar) dengan Panda dari Cina. Penukaran itu sebagai bagian dari nota kesepahaman antara Pemerintah Indonesia dan Cina, dalam kunjungan Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono ke Cina pada Maret 2012.
Salah satu kesepakatan antara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Cina, Hu Jiantao, yakni akan saling tukar satwa langka antara kedua negara. Indonesia akan menyerahkan Komodo kepada Cina, dan Cina akan menyerahkan Panda kepada Indonesia. Belum sempat rencana itu direalisasikan, keberatan disampaikan Bupati Manggarai Barat, Drs.Agustinus Ch.Dulla.
Chris mengatakan, habitat hewan Komodo tidak bisa dipindahkan. Di Taman Safari Bali, Komodo yang dipindahkan dari Pulau Komodo tidak seperti aslinya. “Saya lihat di Taman Safari di Bali, warna kulit Komodo yang dipindahkan itu tidak sama dengan yang hidup di Komodo. Habitatnya berbeda-beda,” ujarnya.

Chris mengaku tak tahu persis konsep pemerintah pusat menukarkan Komodo dengan Panda. “Tuhan sudah beri seperti itu, jangan diubah-ubah lagi. Mereka itu sembarangan. Komodo mau ditukar dengan Panda. Tulis begitu,” kritik Chris.
“Kita dari sini bisa ke Cina menyaksikan Panda yang ada di sana. Begitu pula turis yang datang daru Eropa, Asia dan Amerika bisa datang ke Indonesia lihat Komodo,” kata Chris.
Sementara itu pegiat lingkungan hidup, Rofino Kant justru mengritik penolakan menukar Komodo dengan Panda. Menurut dia, yang paling penting tidak mengambil Komodo dari cagar alam biosphere Taman Nasional Komodo. Komodo itu bisa diambil dari Taman Nasional Gembira Loka Yogyakarta dan Kebun Binatang Surabaya. “Toh Komodo yang ada di sana populasinya sangat banyak, sedangkan di cagar biosphere tidak boleh ada komodo yang masuk dan keluar,” kata Rofino, dihubungi Pos Kupang, Rabu (16/5/2012).

Menurut dia, wisatawan asal Cina jarang mengunjungi Taman Nasional Pulau Komodo. Kehadiran Komodo yang kelak menghuni kebun kebun binatang di Cina justru bisa menarik penduduk di sana mempelajari Komodo dan menarik mereka datang ke Komodo.