,

Ibu dan Bayi Orangutan Diselamatkan dari Kebun Sawit

Orangutan Sumatera sangat terancam, tanpa langkah cepat bisa menjadi salah satu spesies kera besar yang akan hilang. Jadi, penting melindungi setiap orangutan.

PADA, Rabu(16/5/12), tim respon penanggulangan konflik manusia dan orangutan (the Human and Orangutan Conflict Rescue Unit/HOCRU) dari Pusat Informasi Orangutan (the Orangutan Information Centre/OIC) membantu penyelamatan orangutan betina yang diperkirakan berusia 16 tahun dan bayinya sekitar lima tahun.

Orangutan ini terisolasi di hutan kecil di antara perkebunan sawit yang dimiliki Sisirau di Desa Rimba Sawang, Aceh Tamiang. HOCRU dibantu SOCP dan Badan Pengelola Kawasan Ekositem Lauser(BPKEL) serta Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA).

Tim juga menyelamatkan orangutan di area yang sama 10- hari lalu. HOCRU dan BPKEL kembali. Mereka menyadari masih ada orangutan yang memerlukan bantuan. Ibu dan anak orangutan pun terlihat di hutan pada 14 Mei.

Panut Hadisiswoyo, pendiri dan direktur Pusat Informasi Orangutan mengatakan, orangutan itu bergerak cepat. “Tim sempat kehilangan jejak mereka sejak sore dan menemukan mereka lagi sehari kemudian setelah pencarian panjang dan sulit,” katanya dalam pernyataan pers.

Ibu dan anak orangutan telah berhasil dilepas kembali ke dalam Taman Nasional Gunung Lauser, hanya empat kolimeter dari perkebunan di hari itu juga.

Panut mengatakan, pada pukul 16.15, HOCRU dan anggota Ketapel, kelompok tani lokal melepas orangutan di hutan restorasi OIC di Besitang. Kepala Ketapel, Hasan Basri, yang juga membantu pelepasliaran mengatakan, orangutan sangat sehat dan bergerak cepat untuk memanjat pohon ketika dilepas. “Orangutan pasti sangat bahagia kembali ke hutan yang asli.”

Meskipun penyelamatan ini kabar baik, tetapi masih banyak orangutan yang memerlukan bantuan segera.

Menurut Panut, masih ada sedikit orangutan terisolasi di perkebunan Sisirau dan mereka perlu diselamatkan untuk dikembalikan ke Taman Nasional Gunung Lauser.

Konflik antara manusia dan orangutan makin meningkat. Helen Buckland, Direktur SOS Inggris mengatakan, selama hutan dialihfungsi menjadi perkebunan sawit, akan banyak oranghutan terisolasi di hutan kecil.

“Mereka berada dalam risiko jika ada di dalam perkebunan mencari makanan. Dalam 2010, kami membentuk tim respon konflik manusia dan orangutan dengan OIC, rekan di Sumatera, telah menemukan masalah ini.” “Tim telah menyelamatkam 11 orangutan, delapan dalam tahun ini.”

“Ini sangat penting menyelamatkan orangutan yang terisolasi. Jika tidak, akan banyak orangutan yang terbunuh atau tertangkap untuk diperdagangkan,” ucap Panut.

Artikel yang diterbitkan oleh
,