,

PKG Seblat: Terancam, Namun Akan Tetap Kembangkan Ekowisata

Kendati masih terancam alih fungsi lahan akibat dikeluarkannya keputusan baru dari Menteri Kehutanan terhadap beberapa wilayah hutan di Bengkulu berdasar Keputusan Menteri Kehutanan Nomor SK.643/Menhut-II/2011 tentang Perubahan Peruntukan Kawasan Hutan Menjadi Bukan Kawasan Hutan Seluas 2.192 hektar, Perubahan Antarfungsi Kawasan Hutan Seluas 31.013 Hektar, dan Penunjukkan Bukan Kawasan Hutan Menjadi Kawasan Hutan Seluas 101 Hektar di Propinsi Bengkulu yang dirilis tanggal 10 Nopember 2011, namun Badan Konservasi Sumber Daya Alam Bengkulu tetap berencana mengembangkan potensi Taman Wisata Alam Pusat Konservasi Gajah Seblat Kabupaten Bengkulu sebagai salah satu kawasan ekowisata karena memiliki habitat Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatrae), Harimau Sumatera (Phantera tigris sumatrae) dan bunga Rafflesia (Rafflesia arnoldii).

Berbekal peraturan baru dari Kementerian Kehutanan ini, terbuka kemungkinan habitat gajah Sumatera yang ada di kawasan hutan tersebut juga akan terimbas. Salah satunya menjadi kawasan hutan produksi yang bisa dikonversi. Namun, Koordinator Pusat Konservasi Gajah Seblat, Erni Suyanti Musabine menyatakan, pihaknya justru akan memperbaiki fasilitas lainnya untuk mendukung PKG Seblat sabagi salah satu tujuan wisata di Bengkulu.

“Tahun ini ada kegiatan pemugaran `rung` atau tempat melatih gajah dan perbaikan sejumlah tempat penginapan untuk mendukung PKG Seblat sebagai salah satu tujuan ekowisata,” kata Koordinator PKG Seblat, Erni Suyanti Musabine di Bengkulu, Senin kepada Antara News.

Erni juga mengatakan kawasan seluas lebih 7.000 hektar itu memiliki potensi sumberdaya alam keanekaragaman flora fauna yang tinggi, bentang alam yang indah dari sebagian ekosistem asli hutan hujan dataran rendah yang masih tersisa di Provinsi Bengkulu.”Kami sedang membenahi internal, termasuk menyediakan informasi selengkap-lengkapnya tentang kawasan ini dan akan menjalin kerjasama dengan biro perjalanan wisata,” tambahnya.

Menurutnya, pembenahan ini menjadi pentinh untuk menggali potensi TWA PKG Seblat sebagai obyek wisata alam diharapkan akan mengubah persepsi masyarakat yang menganggap keberadaan hutan sebagai penghalang pembangunan.

Sebelumnya Asosiasi Biro Perjalanan dan Wisata Indonesia (ASITA) Provinsi Bengkulu memilih potensi ekowisata di antaranya PKG Seblat sebagai habitat gajah sumatra untuk dikenalkan dalam promosi wisata di Jerman, selain keunikan flora rafflesia arnoldii. “Kami memilih habitat flora dan fauna langka dunia yang masih dapat ditemui di hutan tropis Sumatra, yakni habitat gajah dan bunga rafflesia,” kata Ketua ASITA Provinsi Bengkulu Kurnia Lesandri Adnan.

Lesandri juga mengatakan bahwa kawasan PKG Seblat juga terhubung langsung dengan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) yang saat ini belum tersentuh.

Artikel yang diterbitkan oleh
, , , ,