,

Cagar Alam Tangkoko Rawan Perburuan dan Penebangan

Keberadaan satwa di Kawasan Cagar Alam Tangkoko-Duasudara sampai saat ini masih terus terancam perburuan. Padahal para penghuni Cagar Alam Tangkoko-Duasudara ini telah dilindungi undang-undang untuk mempertahankan populasinya, namun sayang aturan tersebut tidak menjamin dari aksi perburuan.

Salah satunya adalah primata yang banyak dijumpai di lokasi tersebut, yaitu Macaca Nigra atau lebih dikenal dengan sebutan Yaki yang kini keberadaanya terus menjadi korban pemburuan hingga saat ini. Dimana dari laporan yang dirilis Pendidikan Konservasi Tangkoko, dalam dua bulan terakhir ini, Maret dan April 2012, kera hitam berjambul ini terus menjadi korban aktifitas perburuan. “Sampai saat ini, masyarakat begitu bebasnya memasang jerat atau perangkap dalam kawasan Cagar Alam Tangkoko-Duasudara. Akibatnya, tidak sedikit Yaki menjadi korban karena terkena jerat dari para pemburu,” kata Koordinator Pendidikan Konservasi Tangkoko, Mathilde Chanvin dan Victor Wodi dalam rilisnya.

Chanvin dan Wodi menyampaikan, tanggal 6 Maret, dua anggota Macaca Nigra Project, Pascal dan Agung mengikuti seekor Yaki jantan dari kelompok PB di pesisir pantai. Kemudian, seseorang mencoba menembak Yaki namun beruntung satwa tersebut berhasil kabur.

Petugas pun lalu menghancurkan perkemahan dan menyita material-material dan Macaca Nigra Project menyita jebakan-jebakan tikus, lalu menghancurkan jebakan-jebakan tersebut.

Macaca Nigra, dilindungi namun masih jadi target buruan manusia di sekitar Cagar Alam Tangkoko, Sulawesi Utara. Foto: Rhett A. Butler

Tak berhenti disitu, tanggal 8 Maret, seekor Yaki dari group Rambo 2 dibunuh untuk dimakan. Dan dengan kerjasama antara ilmuwan dari Macaca Nigra Project dan BKSDA, Cahanvin dan Wodi menyampaikan informasi tersebut kepada polisi Bitung serta investigasi sedang berjalan.

“Tanggal 14 Maret, seekor Yaki remaja dari group Rambo 1 jadi korban jebakan babi. Beruntung orang-orang dari Macaca Nigra Project melihat dan membantu hewan tersebut,” kataya. Kemudian tanggal 8 April, seekor Yaki betina berna Kata dari kelompok Rambo 2 terjebak jebakan babi hutan. Tapi Kata berhasil diselamatkan anggota Macaca Nigra Project dan dikembalikan ke kelompoknya.

“Tak hanya perburuan, namun aksi penebangan di kawasan Cagar Alam Tangkoko-Dusudara juga masih terjadi. Terbukti dengan temuan rekan-rekan dari Macaca Nigra Project tanggal 8 April yang mendapati cabang spesies pohon Vitex quinata yang dipotong,” katanya.

Pohon ini sendiri ditebang di bagian hutan yang terletak dekat dengan kebun penduduk desa, dan langsung diinformasi ke BKSDA. Dengan harapan BKSDA bisa mengantisipasi agar mengamankan kayu tersebut agar tidak digunakan.

“Tapi sayangnya, BKSDA lamban, karena nanti datang ke lokasi 2 hari setelah dilaporkan dan tidak mendapati lagi pohon yang telah ditebang karena sudah diolah dan telah dibawa keluar dari kawasan Cagar Alam Tangkoko-Duasudara,” katanya.

Sementara itu, dari data yang disampaikan Cahanvin dan Wodi, sepanjang bulan Maret  ada 48 jebakan burung, 15 jebakan babi hutan dan 10 jebakan tikus ditemukan dalam kawasan Cagar Alam Tangkoko-Duasudara. Bulan April  ada 5 jebakan babi hutan dan burung ditemukan dan semua jebakan ini ditemukan anggota Macaca Nigra Project yang rutin melakukan patroli

Artikel yang diterbitkan oleh
, , , ,