,

Menyelamatkan Surga Dunia Sierra Caral Guatemala

Limabelas organisasi konservasi di Amerika Utara dan Tengah bekerjasama untuk menyelamatkan area hutan primer seluas 2.400 hektar di Guatemala. Hutan ini adalah rumah bagi berbagai amfibi yang terancam dan ular berbisa Merendon (Bothriechis thalassinus). Loaksi baru yang diberi nama Sierra Caral Amphibian Reserve ini membentang antara wilayah Guatemala dan perbatasan Honduras. Area ini dianggap sebagai wilayah konservasi yang terpenting di Guatemala.

“Pengambilalihan tanah ini telah melepaskan masalah bagi pemerintah Guatemala untuk mendeklarasikan wilayah ini sebagai Wilayah Perlindungan Alam Liar Nasional, satu hal yang telah lama dinanti oleh penduduk lokal dan para pekerja lingkungan sejak tahun 2000,” ungkap Marco Cerezo, Kepala FUNDAECO, dalam rilis medianya. FUNDAECO, sebuah kelompok konservasi bekerja untuk menyelamatkan hutan dan alam liar dari konversi menjadi daerah peternakan.

Merendon Palm-pitviper (Bothriechis thalassinus). Foto: Robin Moore/robindmoore.com.

Dengan bermitra dengan Global Wildlife Conservation, FUNDAECO berhasil menggalang bantuan dari lebih 12 kelompok konservasi lain untuk mendapatkan pendanaan untuk menyelamatkan hutan. Pemerintah Guatemala sendiri sebelumnya telah berniat melindungi hutan ini namun terkendala masalah dana.

“Kisah sukses ini memperlihatkan bagaimana aliansi internasional dan lokal serta kepemimpinan konservasi nasional bisa berhasil dan melindungi spesies unik dan habitat untuk dinikmati generasi mendatang,” ungkap Claude Gascon, wakil ketua IUCN/SSC Amphibian Specialist Group.

Great Curassow (Crax rubra). Foto: Greg Homel.

Tak hanya rumah bagi reptil dan amfibi, taman nasional ini juga rumah bagi spesies burung yang terancam. Sierra Caral Amphibian Reserve juga terkenal sebagai area burung guan dataran tinggi (Penelopina nigra), great currasow (Crax rubra) dan burung Motmo berparuh lunas (Electron carinatum), ketiganyamasuk dalam kategori ‘rentan’ dalam daftar merah IUCN. Hutan ini juga merupakan area perhentian bagi ratusan spesies burung migran.Salah satu speses yang paling menarik di hutan ini adalah ular berbisa Merendon yang tidak terkenal. Ular berwarna biru kehijauan ini ditemukan tahun 2000. Area konservasi ini juga rumah bagi tiga spesies salamander yang hanya ditemukan di pegunungan Sierra Caral. Yang terpenting dan harus mendapat perhatian adalah nyaris setengah (5 dari 12) spesies amfibi di area ini sudah masuk kategori ‘resiko tinggi’ atau kritis dalam IUCN Red List.

Air terjun di dalam area hutan Sierra Caral. Foto: Robin Moore/robindmoore.com.

“Sierra Caral tak hanya penting bagi spesies yang terancam dan langka serta unik di wilayah ini, namun juga sebagai koridor bagi hewan-hewan yang hidup di antara benua,” jelas Brian Sheth, Pimpinan Global Wildlife Conservation.

Dengan demikian, area konservasi ini juga merupakan bagian penting dalam ‘Jaguar Corridor Project’ yang bertujuan melindungi habitat jaguar dan mamalia lain dari Mexico dan Argentina. Para aktivis lingkungan mencatat bahwa masih sedikit riset terhadap hutan ini dan masih banyak spesies yang belum diketahui. Dalam dekade terakhir telah ditemukan berbagai spesies serangga dan amfibi di pegunungan ini, selain penemuan ular berbisa Merendon tadi.

Spesies yang masuk kategori 'kritis' oleh IUCN: Red-eyed Stream Frog (Duellmanohyla uranochroa). Foto: Robin Moore/robindmoore.com.

“Ini adalah sukses nyata bagi planet ini -para konservasionis di sepanjang Amerika Tengah dan Utara bekerja sama untuk menyelematkan warisa terakhir yang unik dari hutan hujan tropis,” ungkap Paul Salaman pimpinan World Land Trust-US.

Dukungan terhadap wilayah konservasi ini juga datang dari Neotropical Migratory Bird Conservation Act (USFWS), International Conservation Fund of Canada (ICFC), American Bird Conservancy(ABC), Conservation International (CI), and banyak lagi.

Kanopi hutan Sierra Caral Amphibian Reserve. Foto: Robin Moore/robindmoore.com.
Artikel yang diterbitkan oleh
, , , , , , , ,