Habitat Berkurang, Orangutan Kembali Masuki Wilayah Manusia

Sejumlah orangutan kembali memasuki wilayah manusia untuk mencari makan. Berkurangnya area hutan akibat konversi lahan untuk keperluan pertanian, industri dan tempat tinggal, terus menekan populasi orangutan yang hidup di kawasan alam liar.

Peristiwa terakhir terjadi di Kalimantan Tengah, saat Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kabupaten Kotawaringin Timur Provinsi Kalimantan Tengah mengevakuasi satu orangutan liar dari area wilayah manusia.

“Orangutan tersebut kami evakuasi dari areal perkebunan kelapa sawit Tunas Agro Subur Kencana (PT TASK) III di Desa Jemaras, Kecamatan Cempaga, Kabupaten Kotim pada Jumat (1/6) lalu,” kata Kepala Seksi Konservasi Wilayah II, Hartono SP melalui Koordinator Tumbuhan dan Satwa Liar Kabupaten Kotim, Ian Septiawan di Sampit kepada Harian Kompas. Sampai sekarang tim dari BKSDA bersama pihak perusahaan masih berada di lokasi karena diperkirakan ada beberapa orangutan (Pongo Pygmaeus Morio) yang belum tertangkap.

Orangutan yang berhasil dievakuasi tersebut berjenis kelamin betina dengan berat badan 42 kilogram, diperkirakan berumur 12 tahun dan dalam kondisi sehat. Setelah dilakukan pemeriksaan kesehatan, orangutan tersebut langsung dibawa ke Suaka Margasatwa Lamadau untuk dilepasliarkan.

Menurut Ian, orangutan yang baru ditangkap tersebut tidak perlu direhabilitasi dan layak untuk langsung dilepasliarkan karena sejak awal hewan tersebut memang berasal dari alam liar. Evakuasi sekaligus pemindahan tempat orangutan tersebut dilakukan untuk menghindari adanya pembantaian.

“Untuk menghindari terjadinya pembantaian orangutan, kami harap masyarakat maupun pihak perusahaan perkebunan kelapa sawit melaporkan ke BKSDA apabila menemukan atau mengetahui orangutan yang masuk ke pemukiman atau perkebunan,” katanya.

Sepanjang 2011 BKSDA Kabupaten Kotim berhasil mengamankan dan mengevakuasi sedikitnya lima ekor orangutan dan satu ekor beruang madu. Sedangkan pada 2012, dua ekor orangutan dan satu ekor uwa-uwa berhasil diamankan.

Deforestasi di pulau Kalimantan, terutama Kalimantan Tengah adalah yang tertinggi di Indonesia berdasarkan laporan Potret Keadaan Hutan Indonesia yang dirilis pada bulan Juli 2011 lalu, Forest Watch Indonesia telah melaporkan bahwa Kalimantan Tengah adalah provinsi dengan tingkat deforestasi terbesar di Indonesia. Setidaknya hutan-hutan di provinsi ini telah hilang sebesar 2 juta hektar pada periode tahun 2000 hingga 2009. Kehilangan hutan ini terjadi di hampir seluruh tipe ekosistem hutan, termasuk diantaranya 490 ribu hektar hutan yang berada di atas ekosistem gambut.

Laporan ICW dan Save Our Borneo baru-baru ini juga menyatakan, kerugian akibat illegal logging di Pulau Kalimantan kini mencapai Rp 321 triliun sepanjang 2011 silam. Kerugian terbesar, dialami di propinsi Kalimantan Tengah, senilai Rp 158 triliun. Tekanan yang besar ini, kini terus menekan habitat orangutan, dan membuat mereka memasuki wilayah manusia.

Artikel yang diterbitkan oleh
, , , , ,