Satuan Tugas Badak Terbentuk

TAHUN badak Internasional sudah dicanangkan. Kini, dibentuk juga satuan tugas badak (rhino task force). Ia terdiri dari para ahli dari dalam dan luar negeri, organisasi konservasi, dan masyarakat.

Gugus ini ada untuk memperkuat perlindungan badak, memastikan ada pengawasan intensif dan berkala bagi populasi badak yang tersisa di Indonesia.

Efransjah, CEO WWF-Indonesia memberikan dukungan penuh pada komitmen pencanangan tahun badak internasional. “Juga siap mendukung pembentukan gugus tugas  dan implementasi konkrit di lapangan,” katanya awal Mei 2012.

Saat ini, kata Efransjah, sudah mendesak untuk mengurangi tekanan terhadap habitat badak Sumatera dan segera menetapkan habitat kedua bagi populasi badak Jawa di lokasi yang tepat dan aman.

“Keduanya tugas berat yang memerlukan kepemimpinan dan arahan dari pemerintah serta kerja sama parapihak termasuk para pakar, organisasi lingkungan, dan masyarakat luas.”

Pencanangan tahun Badak Internasional 5 Juni lalu, merupakan gagasan lembaga konservasi dunia International Union for Conservation of Nature (IUCN) didukung negara-negara yang menjadi sebaran badak dunia. Yakni, Indonesia, Mozambique, Kenya, Bhutan, Nepal, Malaysia, Namibia, Zimbabwe, Botswana, Afrika Selatan, dan India.

Indonesia memiliki peran penting karena memiliki dua di antara lima jenis badak yang masih ada di dunia. Badak Sumatra (Dicerorhinus sumatrensis) dan badak Jawa (Rhinoceros sondaicus),  dua spesies ini masih kategori sangat terancam punah. Populasi mereka turun drastis dalam tiga dekade terakhir.

Saat pencanangan Menteri Kehutanan, Zulkifli Hasan mengatakan, salah satu program kerja Kementerian Kehutanan adalah perlindungan satwa langka seperti badak, harimau, gajah dan orang-utan. Badak, satwa yang paling terancam. Terlebih, populasi badak Jawa hanya ada di Indonesia, setelah di Vietnam punah tahun lau.

“Diharapkan tahun badak ini dapat menjadi momentum penggalangan dukungan dari masyarakat dan semua pihak untuk bekerja sama menyelamatkan badak,” kata Zulkifli.

Kepada seluruh negara yang memiliki badak baik di Afrika maupun Asia juga diharapkan bergabung bersama Indonesia memberikan perhatian bagi penyelamatan populasi badak.

“Diharapkan kampanye ini mendorong upaya pencegahan perburuan dan perdagangan liar, khusus perdagangan liar cula  badak, dan penegakan hukum.” “Juga ada kebutuhan mendesak segera mengurangi tekanan dan meningkatkan kualitas habitat badak.”

Sepasang badak hitam di Tanzania. Foto: WWF

Organisasi konservasi internasional untuk spesies langka atau Convention on International Trade in Endangered Species (CITES) mengharapkan negara lain yang menjadi sebaran badak segera berupaya melindungi badak.

“Pesan politis yang jelas dan kuat dari pimpinan tertinggi negara sangat dibutuhkan membasmi perburuan dan perdagangan liar satwa langka ini,” kata John E. Scanlon, Sekretaris Jenderal CITES.

Sudah ada contoh nyata, bahwa, konservasi efektif di Asia dan Afrika berhasil mengembalikan keberadaan badak putih (Ceratotherium simum simum), badak hitam (Diceros bicornis) dan badak India (Rhinoceros unicornis) dari ambang kepunahan.

Peningkatan populasi badak di negara-negara ini bisa menjadi pembelajaran bagi  upaya pelestarian badak Jawa dan Badak Sumatera.

Simon Stuart, Ketua Species Survival Commission International Union for Conservation of Nature (IUCN) berharap dukungan publik lebih meningkat dalam konservasi badak di dunia. Begitu juga keterlibatan pemerintah dan mitra lain.

Guna memastikan keefektifan upaya konservasi lima subspesies badak ini, IUCN akan membahas detil dalam Kongres IUCN untuk Koservasi Badak Dunia di Jeju, Republik Korea, pada 6-15 September 2012.

Artikel yang diterbitkan oleh
,