,

Andatu, Si Bayi Badak yang Suka Main Air

RATU menangis. Menjerit-jerit.  Si ibu badak ini sesekali menaikkan kaki ke pohon-pohon yang ada di dekatnya. Sekitar dua jam kegelisahan terlihat dari sikap Ratu, subuh Sabtu (22/6/12).

Setelah itu, pelahan, sekitar pukul 0.45 WIB muncul si bayi jantan yang telah dinanti-nanti sejak lama. Lahir selamat! Ia bayi pertama setelah 124 tahun upaya breeding conservation dilakukan di Taman Nasional Way Kambas.

Bayi badak ini diberi nama Andatu. Menurut  Direktur Eksekutif Yayasan Badak Indonesia (Yabi),  Widodo Ramono, nama Andatu berarti dua hal. Pertama, gabungan nama kedua orangtuanya: Andalas dan Ratu.  Arti kedua, anugerah dari Tuhan.

Awalnya tiga nama diusulkan. Abadi, berarti kelahiran badak yang telah ditunggu-tunggu selama satu abad dan perkembangan diharapkan berlanjut lestari. Arjuna, kepanjangan dari Andalas dan Ratu yang dilahirkan Juni 2012. Lalu Andatu. Pilihan nama  Andatu oleh Menteri Kehutanan (Menhut), Zulkifli Hasan, Senin siang(25/6/12).

Andatu asik main air. Foto: Sapariah Saturi

Setelah lahir satu jam, kata Widodo, bayi badak harus minum  kolesterum. Dokter sudah menyiapkan kolesterum, berjaga-jaga jika Ratu tak bisa memberikan kepada Andatu. Ternyata, Ratu langsung menyusukan bayinya. Andatu pun mendapatkan kolesterum dari sang bunda.

Widodo mengatakan, baru lahir, Andatu sudah  berjalan-jalan, walau sang ibu masih terlihat lemah.  Saat berusia 1,5 hari, Andatu sudah bermain-main dengan si ibu. Ada lagi yang disenangi Andatu, yakni main air. “Dia suka sekali main dan berlama-lama di air.”

Andatu lahir dari ayah Andalas, berusia 11 tahun. Andalas lahir di kebun binatang Cincinati Amerika Serikat tahun 2001 dan datang ke Indonesia pada 2007. Sang ibu, Ratu, berusia 12 tahun. Ia asli dari Taman Nasional Way Kambas. “Ratu pernah mengandung dua kali, tapi keguguran,” kata Widodo.

Andatu bermain dengan Ratu. Foto Sapariah Saturi

Sejak datang ke negeri ini, Andalas langsung dipasangkan dengan Ratu. Selama masa kehamilan, 15 -16 bulan, sampai proses kehamilan, si ibu dan anak dimonitor intensif oleh tim perawat, dokter hewan dan pakar dari dalam dan luar negeri. “Andalas sampai sekarang belum tahu kalau Ratu sudah melahirkan. Sejak hamil, mereka hidup terpisah.”

Menhut, Zulkifli Hasan mengatakan, kelahiran Andatu telah lama dinanti. Dia berharap, Andatu-andatu lain akan lahir. Dalam konservasi badak ini, kata Menhut, peranan semua pihak diharapkan, baik masyarakat maupun swasta.

Badak, biasa tak lama memelihara anaknya. Rata-rata selama tiga tahun. Ratu diharapkan bisa melahirkan kembali. Untuk itu, ia akan dipisah ketika Andatu berusia dua tahun.

Menhut Zulkifli Hasan sedang bercerita tentang Ratu dan Andatu. Foto: Sapariah Saturi
Artikel yang diterbitkan oleh
, , ,