,

Kebakaran Taman Nasional Danau Sentarum Kini Dekati Pemukiman Warga

Kebakaran di Taman Nasional Danau Sentarum, Kalimantan Barat kini semakin parah. Kebakaran yang sudah menjadi peringatan Siaga I sejak 12 Juni 2012 silam ini, kini masih belum berhasil dipadamkan, dan terus memakan areal hutan di taman nasional tersebut.

“Untuk TNDS sendiri memang sudah ditetapkan Siaga I sejak 12 Juni 2012 yang lalu, sejak terpantau dua titik api oleh NOA di wilayah TNDS. Hingga kini status tersebut belum kita cabut, sampai api benar-benar bisa dipadamkan oleh petugas yang dibantu TNI,POLRI dan juga pemkab Kapuas Hulu,” kata Taqiudin, Kepala Daerah Operasi Taman Nasional Danau Sentarum kepada trbunnews.com.

Kebakaran ini sendiri sudah memakan areal seluas 45.5 hektar pada tanggal 23 Juni 2012 silam. Sementara pada tanggal 21 Jui 2012, Pengendali Ekosistem Hutan TNDS, Agus Priyanto menyatakan, kebakaran memakan areal sekitar 34.5 hektar. Cepatnya api menjalar membuat pihak yang berwenang kini menurunkan bantuan dari pihak TNI/ Polri.

“Kalau peyebab kebakaran, sampai sekarang belum diketahui. Apakah itu sebab alami atau yang lainnya. Pasalnya wilayah ini juga sering dijadikan warga untuk mencari ikan,” ungkap Agus Triyanto lebih lanjut.

Kebakaran yang melanda kawasan Taman Nasional Danau Sentarum (TNDS) dan sekitarnya kini sudah mengancam pemukiman warga Desa Sepandan, Kecamatan Batang Lupar, Kabupaten Kapuas Hulu.

Setelah lebih dari sepekan terakhir tak berhasil dipadamkan, kebakaran tersebut hingga saat ini masih menjalar kemana-mana. Diperkirakan jarak sumber api sekitar 1 Km lagi dari pemukiman warga Sepandan yang titik api bersumber dari Lubuk Sila.

Menurut Muhammad Yusuf, warga Lanjak Kecamatan Batang Lupar menuturkan bahwa sumber titik api disekitar kawasan Danau Sentarum tidak hanya satu saja, melainkan banyak titik api yang tersebar diberbagai penjuru.

“Kita memang kesulitan karena Danau Sentarum saat ini menjadi daratan sehingga rawan terbakar apa lagi lokasi kebakaran jauh dari sumber air, sedangkan Desa Senpadan saat ini terancam,” tuturnya saat dilokasi kebakaran di Danau Sentarum, Minggu 24 Juni 2012 silam.

“Memang yang kita khawatirkan api menjalar kepemukiman warga, untuk itu tim akan dibagi dua kewilayah Timur dan Barat, yang kita prioritaskan, yaitu jangan sampai api menjalar kepemukiman warga dan perkebunan sawit, makanya Pemkab Kapuas Hulu menyatakan tanggap darurat,” ungkap Gunawan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kapuas Hulu.

Untuk menanggulangi api yang semakin meluas, sebanyak 300 personel tim tanggap darurat dari TNI dan kelompok masyarakat telah dikirim untuk membantu upaya pemadaman kebakaran hutan di sekitar kawasan Taman Nasional Danau Sentarum (TNDS).

“Minggu kemarin (24 Juni 2012) kita telah melepaskan 300 personel yang merupakan gabungan tim tanggap darurat penanggulangan kebakaran hutan di TNDS. Dalam upaya pemadaman api tersebut, kami akan mencoba beberapa strategi khusus, mengingat ini merupakan sebagian misi dari prajurit TNI yang harus diselesaikan dengan baik,” kata Letnan Kolonel Infanteri Jayusman, Komandan Kodim 1206/PSB Sanggau, saat dihubungi dari Pontianak, Kalimantan Barat.

Dandim menjelaskan tim akan dibagi dua. Pasalnya ada dua titik api yang terus menyebar di sekitar kawasan TNDS, yaitu di sebelah barat dan timur.

“Hasil peninjauan medan sangat sulit, danau kering dan air minim. Bahkan airnya bau, karena banyak bangkai ikan yang kering,” tuturnya.

Taman Nasional Danau Sentarum merupakan perwakilan ekosistem lahan basah danau, hutan rawa air tawar dan hutan hujan tropik di Kalimantan.

Danau Sentarum sebagai danau musiman yang berada di taman nasional ini terletak pada sebelah cekungan sungai Kapuas, yaitu sekitar 700 km dari muara yang menuju laut Cina Selatan. Dibatasi oleh bukit-bukit dan dataran tinggi yang mengelilinginya, Danau Sentarum merupakan daerah tangkapan air dan sekaligus sebagai pengatur tata air bagi Daerah Aliran Sungai Kapuas. Dengan demikian, daerah-daerah yang terletak di hilir Sungai Kapuas sangat tergantung pada fluktuasi jumlah air yang tertampung di danau tersebut.

Taman Nasional Danau Sentarum memiliki tumbuhan khas dan asli yaitu tembesu/tengkawang (Shorea beccariana). Selain itu juga terdapat tumbuhan hutan dataran rendah seperti jelutung (Dyera costulata), ramin (Gonystylus bancanus), meranti (Shorea sp.), keruing (Dipterocarpus sp.), dan kayu ulin (Eusideroxylon zwageri).

Sistem perairan dari danau air tawar dan hutan tergenang ini menjadikan Danau Sentarum tidak seperti danau-danau lainnya. Airnya bewarna hitam kemerah-merahan karena mengandung tannin yang berasal dari hutan gambut di sekitarnya. Pada saat musim hujan, kedalaman air danau tersebut dapat mencapai 6-8 meter dan menyebabkan tergenangnya hutan sekitarnya. Tetapi, pada saat musim kemarau, dimana tinggi air di Sungai Kapuas berangsur-angsur turun, air dari Danau Sentarum akan mengalir ke Sungai Kapuas sehingga debit air di sungai tersebut relatif stabil. Akhirnya pada saat puncak musim kemarau, keadaan Danau Sentarum dan daerah sekitarnya akan menjadi hamparan tanah yang luas. Ikan-ikan yang tadinya berada di danau, akan terlihat di kolam-kolam kecil.

Artikel yang diterbitkan oleh
, ,