Bayi Orangutan Kritis Terserang Tipus dan Malaria

BAYI orangutan jenis Pongo Pygmaeus Wurmbii berumur dua tahun itu dalam kondisi kritis. Ia diserahkan oleh warga yang memelihara di Kabupaten Sambas, ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kota Singkawang.

Anyin, begitu nama pemberian Said, si pemelihara, kepada bayi orangutan ini. Kala tiba ke BKSDA, Anyin sudah koma. Adi Irawan, Manajer International Animal Rescue di Ketapang mengatakan, peluang hidup Anyin tipis. Tak hanya terkena demam, tipus dan malaria, mal nutrisi.

Anyin juga sudah berobat ke dokter hewan setempat. Dokter menyarankan menyerahkan Anyin kepada BKSDA, karena merupakan hewan dilindungi. “Ini sering terjadi, ketika sakit baru hewan-hewan langka ini diserahkan,” kata Adi.

Warga sudah banyak tahu, orangutan termasuk hewan dilindungi. Namun mereka beranggapan, dengan memelihara, termasuk tindakan pelestarian. Padahal, tempat terbaik hewan-hewan ini di habitat asli mereka.

Anyin dibeli Said dari warga Desa Kartiasa Rp1,150 juta. Warga mengaku menemukan Anyin di Hutan Senuju, saat hendak berburu. Hutan Senuju memang habitat orangutan. Ada beberapa populasi orangutan dalam jumlah kecil di sana. Belakangan, habitat orangutan ini makin terdesak karena pengembangan kebun sawit.

Koordinator Pengendali Ekosistem BKSDA Kalbar, Niken Wuri Handayani, mengatakan, Anyin akan dirawat Yayasan International Animal Rescue di Kabupaten Ketapang. “Ia sudah diterbangkan dari Pontianak ke Ketapang.”

Data BKSDA Kalbar 2004, mentatat orangutan pada blok habitat pulau Kalimantan mencapai 5.4567 ekor dari berbagai spesies. Antara lain, Pongo Pygmaeus Wurmbii , Pongo Pygmaeus Morio ,dan Pongo Pygmaeus. Semua, masih tersebar dari Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Barat.

Artikel yang diterbitkan oleh
, , , ,