,

Nusa Lembongan Tanami Karang Demi Ajarkan Konservasi Laut

Penduduk lokal di Pulau Nusa Lembongan, Bali semakin meningkatkan upaya mereka dalam konservasi terumbu karang untuk melindungi pesisir dan wilayah perairan mereka di tengah terpaan arus wisatawan yang semakin deras ke pulau tersebut.

Sebuah kelompok terpadu nelayan di Desa Nusa Lembongan, bersama dengan Coral Triangle Center (CTC), perwakilan pemerintah Kabupaten Klungkung, Kementerian Kelautan dan Perikanan  dan siswa-siswa dari Sekolah Internasional Bali menanam terumbu karang di perairan pulau tersebut pekan lalu.

Tak banyak terumbu karang tersisa di bagian utara pulau ini, hal ini diatasi dengan menaruh lima beton di tempat ini, yang kemudian akan menjadi lahan penanaman 120 kepingan karang di kedalaman sekitar 6 hingga 7 meter di bawah air. Penanaman karang ini dilakukan keping demi keping dengan cara menempel kepingan-kepingan ini di permukaan yang cocok untuk pertumbuhan karang, dan ditempatkan di lokasi-lokasi dimana mereka bisa tumbuh dan menyebar.

“Karang-karang di wilayah ini masih dalam proses perbaikan akibat dari jangkar kapal yang dilempar ke laut tanpa pelampung,” ungkap Marthen Welly, manager pelaksana CTC untuk wilayah perlindungan laut di Nusa Penida, dimana termasuk di dalamnya pulau Nusa Lembongan kepada Bali Daily.

Selain konservasi, penanaman karang ini adalah sebuah langkah kecil untuk menghidupkan kembali daerah tersebut, dengan harapan bahwa hal itu bisa menjadi tujuan snorkling baru. Dalam waktu 10 bulan, keping-keping karang akan tumbuh sebesar 5 cm.

“Dalam waktu dua tahun, tempat ini bisa lebih baik dari sebelumnya, dan bisa menawarkan pemandangan lebih indah karang bagi wisatawan yang ingin datang ke sini untuk snorkeling.”

Penanaman yang dilakukan pekan lalu, adalah sesi tanam kedua, yang pertama telah dilakukan tahun 2009 silam seat 125 keping-keping karang Acropora sp ditanam. Dalam kesempatan ini, giliran Pocilopora sp yang ditanam.

Program lain dalam jangka panjang yang merupakan bagian dari acara ini adalah “Mengadopsi Karang”, di mana setiap orang dapat berpartisipasi dalam penanaman karang untuk biaya sebesar Rp 100.000 (US $ 10,6) per orang. Uang tersebut digunakan untuk pemeliharaan karang dan untuk pendapatan nelayan setempat. Ada 19 orang dari Sekolah Internasional Bali yang telah berpartisipasi dalam adopsi karang hingga seat ini.

“Kami bekerja sama dengan agen perjalanan dan operator selam untuk menjual program adopsi karang di paket liburan mereka. Kami berharap ini bisa menjadi program berkelanjutan,” sambung Marthen kepada Bali Daily.

Made Suriada, ketua kelompok nelayan Celagi Buana Putra di Desa Lembongan mengatakan nelayan di pulau itu telah lama menyadari pentingnya karang, tidak hanya dalam hal ekonomi, tetapi juga ekologis.

“Pariwisata  di Lembongan berkembang sangat cepat. Dan akan tidak akan ada sektor pariwisata di sini jika kita tidak memiliki karang,” kata Suriada, yang juga memimpin kelompok masyarakat lokal yang secara teratur memantau situasi dan mencegah penangkapan ikan yang merusak yang dilakukan oleh nelayan dari luar pulau. “Penanaman karang juga merupakan cara untuk mengajarkan generasi muda tentang konservasi.”

Menurut kelompok nelayan, 85 persen karang di Nusa Lembongan mini berada dalam kondisi baik, tetapi mereka tetap menanami karang untuk membangun kesadaran di kalangan wisatawan, serta melindungi karang untuk masa depan. Dia mengatakan bahwa karang di Nusa Lembongan tumbuh lebih cepat daripada yang ditanam di tempat lain, seperti Serangan dan Buleleng, mungkin karena air di wilayah ini tidak terlalu tercemar dibanding tempat lain.

Artikel yang diterbitkan oleh
, , , , , ,