,

Global Tiger Day 29 Juli, Ratusan Jerat Harimau Tertangkap Petugas

Terkait peringatan Hari Harimau Internasional atau Global Tiger Day setiap tanggal 29 Juli, sejumlah ancaman masih terus muncul bagi spesies harimau Sumatera yang kini tinggal tersisa 400 ekor (menurut penelitian terkini tinggal 600 ekor).

Namun berapa pun jumlahnya, hal itu kini bukan menjadi sebuah soal. Inti masalah tetap sama, harimau Sumatera terus kehilangan habitat mereka akibat alihfungsi hutan menjadi perumahan dan perkebunan, dan menurunkan kemampuan hewan besar ini untuk berkembangbiak. Ancaman lain, seperti perdagangan ilegal bagian tubuh harimau ke beberapa negara juga masih terus mengintai.

Salah satu hal yang paling nyata adalah maraknya jerat harimau yang dipasang oleh warga untuk menangkap mamalia ini di pedalaman Sumatera. Dalam laporan yang ditulis oleh Gatra, para pemasang jerat biasanya mulai marak memasang jerat harimau ini memasuki bulan Ramadhan. Hal ini diperkuat oleh pernyataan dari Dian Risdianto, Kepala Program Pelestarian Harimau Sumatera (PHS) dari Balai Besar Taman Nasional Kerinci Seblat di Jambi.

“Selama Juni dan Juli kita meningkatkan intensitas patroli rimba, karena biasanya menjelang bulan puasa banyak jerat harimau yang dipasang para pemburu liar, itu yang menjadi target pembersihan kita,” kata Kepala PHS TNKS, Risdiyanto di Jambi 7 Juni 2012 silam kepada Gatra.com.

Patroli rimba yang sebelumnya rutin digelar PHS, semakin ditingkatkan intensitas dan kualitasnya dengan melibatkan masyarakat dan pihak pers sehingga diharapkan dapat menjadi momen untuk memberikan terapi kejut dan tekanan kepada para pemburu harimau sumatera.

Patroli tersebut, digelar dengan menyisir semua sisi kawasan yang selama ini terindikasi kuat sebagai tempat beraksinya para pemburu harimau.

Dari hasil patroli yang telah berjalan mulai tanggal 30 Juni 2012 hingga 15 Juli 2012 lalu, tim ini akhirnya sukses mengangkat 100 jerat harimau Sumatera . Dalam operasi yang bernama Operasi Ramadan Sapu Hutan Juli 2012 ini, tim berhasil menyisir wilayah-wilayah yang dicurigai banyak memiliki jerat.

“Ada empat wilayah operasi yang merupakan blok-blok teritorial harimau Sumatera seperti di Muko-Muko provinsi Bengkulu, Pesisir Selatan dan Solok Sumbar, Sipirok kabupaten Merangin, Kerinci, dan Bungo di provinsi Jambi,” ujar Dian Risdianto kepada AntaraNews.com tanggal 28 Juli 2012.

Setiap wilayah, disapu oleh satu tim beranggotakan lima orang dari PHS- TNKS serta anggota tim dari media massa yang tahun ini adalah pertama kali dilibatkan secara langsung.

“Sedikitnya 100 unit jerat harimau yang dipasang para pemburu liar dalam kawasan hutan TNKS telah kita lumpuhkan, kita sita dan selanjutnya dimusnahkan,” sambungnya.

Operasi tahap kedua penyisiran jerat harimau Sumatera ini akan dilakukan tanggal 3-6 Agustus 2012 mendatang di wilayah operasi Bungo dan Merangin.

Harimau Sumatera, tak berdaya terjerat senar besi pemburu. Foto: Dian Risdianto/TNKS
Artikel yang diterbitkan oleh
, , , , , ,