,

Ribuan Bangkai Ikan Kotori Pantai di Jayapura

RIBUAN ekor bangkai ikan mengotori sepanjang Pantai  Holtekamp, Tanjung Kasuari dan Pantai Hamadi, Jayapura, Papua. Dari pantauan Mongabay, sepanjang bibir Pantai Holtekamp sampai ke Tanjung Kasuari, penuh bangkai cakalang dan tuna ekor kuning. Bangkai-bangkai ikan itu bertebaran bersama sampah di sepanjang pantai.

Kepiting-kepiting terlihat berebutan memakan bangkai ini. Bau busuk menyengat di sepanjang bibir pantai sampai ke Tanjung Kasuari atau sekitar  delapan kilometer. Sebelah kanan pantai, lautan lepas Papua Neuw Guinea. Sebelah kiri, tampak rumah penduduk Kampung Enggros. Di tengah pantai juga ada rumah warga, disebut warga Holtekamp.

Warga Holtekamp menghitung bangkai cakalang dan tuna ekor kuning sebanyak 257 ekor. Sebagian terkubur di pasir. Diperkirakan, ikan-ikan itu sudah satu minggu berada di bibir pantai.  Warga Kampung Enggros, Yolanda Sanyi mengatakan, masyarakat tidak tahu jika ada bangkai ikan. Mereka baru tahu setelah cari kayu bakar di sekitar pantai Rabu(1/8/12). “Saya tahu  saat mencium bauh busuk dari arah pantai saat mencari kayu bakar,” katanya, Kamis(2/8/12).

Ketua Club Pecinta Alam, Gidion Sanyi baru mengetahui  hal ini dari Yolanda.  Jarak rumah warga Holtekamp cukup jauh dari bibir pantai. Kepala Dinas Perikanan Kota Jayapura, Else Rumbekwan mengatakan, bangkai-bangkai ikan itu tak hanya di sepanjang pantai Holtekamp.  Juga ditemukan di Pantai Hamadi.

Else menduga, ratusan bangkai ikan itu dibuang nelayan Jayapura karena sudah tak layak jual. Rata-rata ikan-ikan itu dibuang di sekitar perairan  Holtekamp dan Hamadi hingga terdampar ke pantai. “Ikan-ikan dijual tapi tidak laku, mereka putuskan buang ke laut.”

Mereka kerab barter ikan dengan barang di laut dengan nelayan dari Filipina, yang menangkap ikan di perairan Papua New Guinea.  Barang barteran itu antara lain rokok, minuman keras dan makanan. Nelayan Jayapura menggunakan kapal kayu.

Karena ikan cukup banyak hingga tak cukup disimpan di pendingin sementara, akhirnya membusuk. Else mengatakan, sudah menegur para nelayan nakal itu. Namun, masih terus berulah. Dia akan tegur lagi. Muhmudin, nelayan Jayapura membantah membuang ikan ke laut.  Menurut dia, sisa ikan yang ditukar dari nelayan Filipina atau tangkapan, tak dibuang ke laut. “Kami buang di tempat lain, tidak ke laut.”

Pada Juli 2012, ribuan ikan mati di perairan Teluk Youtefa, Jayapura, diduga bahan kimia. Para nelayan takut melaut. Mereka khawatir hasil tangkapan mengandung bahan berbahaya. Tak lama, ratusan burung pemakan bangkai ikan di perairan itu, mati.  Penelitian dilakukan instansi terkait dan Greenpeace, namun belum ada hasil.

Artikel yang diterbitkan oleh
, , ,