Kejar Target, Pemerintah Gandeng CTC Dirikan Pusat Keunggulan Konservasi Laut

Sebuah Pusat Keunggulan atau Center of Exellence di bidang konservasi sumberdaya laut tropis akan didirikan oleh Pemerintah RI bersama  dengan Coral Triangle Center yang berpusat di Sanur Bali. Hal ini adalah sebuah upaya bersama sekaligus sebuah komitmen pemerintah RI melaksanakan Rencana Aksi Regional dan Nasional yang merupakan bagian dari komitmen atas Inisiatif Segitiga Karang (Coral Triangle Initiative).

Hal tersebut ditandai dengan ditandatanginya Kesepakatan Bersama antara Sekretaris Jenderal KKP, Gellwynn Jusuf dengan Direktur Eksekutif Coral Triangle Center (CTC), Safira Warili Hawari Djohani yang dilaksanakan hari Jumat tanggal 3 Agustus 2012 di kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta.

Lebih lanjut Gellwynn menjelaskan bahwa, pendirian Pusat Keunggulan (Center of Excellence) tersebut, dapat mempermudah dalam mengakses karya unggulan keilmuan agar dapat dimanfaatkan oleh tenaga pengelola KKP, para pemangku kepentingan, pengambil kebijakan dan keputusan. Pemerintah sejatinya terus berupaya untuk mengembangkan jejaring pembelajaran bagi pengelola dan praktisi kelautan. Untuk itulah, KKP mengambil langkah inisiatif dengan menggandeng sektor swasta dalam mendukung upaya pelestarian sumberdaya laut serta pengembangan pusat keunggulan tingkat regional

Seperti diketahui sebelumnya, bahwa Pemerintah Indonesia telah menetapkan target pencapaian kawasan konservasi perairan sebesar 20 juta hektar pada 2020. Sampai dengan pertengahan 2012, Indonesia telah berhasil menetapkan kawasan konservasi laut seluas 15,5 juta ha atau sebesar 77,5 persen. “pencapaian wilayah seluas 20 juta ha tersebut setidaknya membutuhkan sekitar 7.500 orang tenaga pengelola dan para pemangku kepentingan terkait,” ungkap Gellwyn dalam media rilis mereka.

Untuk mencapai target tersebut, dibutuhkan sebuah upaya-upaya pelatihan yang terpadu, perancangan kurikulum pelatihan berbasis kompetensi dan dukungan para ahli dalam menggapai pencapaian target wilayah. Ia memaparkan bahwa, Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia didaulat menjadi pusat Segitiga Karang Dunia (Coral Triangle). Sudah sepatutnya, Indonesia memiliki kepentingan yang tinggi untuk memastikan kelestarian sumber daya laut yang berkontribusi sebagai sumber penghidupan bagi lebih dari 100 juta jiwa penduduk yang tinggal di wilayah pesisir. “Pengelolaan kawasan yang efektif dan berdaya guna secara lestari dapat terwujud dengan tersedianya para pengelola wilayah yang handal serta memiliki kompetensi di bidangnya,” sambungnya.

Kawasan Segitiga Karang (Coral Triangle) merupakan wilayah perairan tropis yang mencakup seluas 5,7 kilometer persegi yang terbentang luas dari Indonesia, Malaysia, Papua Nugini, Filipina, Kepulauan Solomon hingga Timor Leste. Kawasan ini merupakan rumah bagi separuh dari seluruh spesies karang, ada sekitar 76 persen dari total jenis karang yang diketahui dan 37 persen dari jenis karang pembentuk terumbu yang dikenali.

Kawasan Segitiga Karang merupakan pusat keragaman hayati laut dunia. Selain itu, lokasinya yang berada di wilayah dengan pertumbuhan penduduk, pengembangan ekonomi dan perdagangan internasional yang cepat, sumberdaya di kawasan Segitiga Karang mengalami ancaman yang serius dari berbagai kegiatan manusia. “Hal ini merupakan prioritas tertinggi yang harus ditangani oleh pemerintah dari keenam negara yang terlibat dalam Inisiatif Segitiga Karang, organisasi-organisasi lingkungan dan organisasi penyumbang dana,” jelasnya.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Coral Triangle Center, Safira Warili Hawari Djohani, menambahkan, CTC tengah mengembangkan dirinya menjadi sebuah Pusat Pelatihan Regional yang unik dan menjadi Pusat Keunggulan (Center of Excellence) di bidang konservasi sumberdaya laut tropis sebagai bentuk dukungan bagi Pemerintah Indonesia. Di samping itu lanjut Rili, pendirian pusat pelatihan tersebut dapat menjadi contoh pembelajaran baik tingkat nasional maupun regional dalam menunjang pengembangan pengelolaan kawasan konservasi perairan.

“Center of Excellence yang sedang kami bangun akan menghubungkan lokasi pembelajaran di lapangan dan jejaring pembelajaran, serta bekerjasama dengan lembaga swadaya masyarakat di tingkat nasional dan internasional serta pihak universitas,” Imbuhnya. Hal tersebut, tak terlepas dari upaya peningkatan kapasitas sejak dini bagi para pengelola kawasan konservasi perairan, praktisi, maupun masyarakat pendukung di untuk memastikan keterlibatan penuh dan pencapaian cita-cita pengelolaan wilayah yang bermanfaat jangka panjang.

Sebagai informasi, saat ini CTC tengah menjalankan pengembangan berbagai program pelatihan dari 12 modul pelatihan di tingkat nasional maupun regional. Program pelatihan tersebut terkait penetapan dan pengembangan kawasan konservasi perairan (KKP). Adapun upaya dalam mendukung hal tersebut pemerintah bersama CTC berencana akan mendirikan sekolah pengelolaan konservasi sumber daya laut yang ditujukan untuk membangun serta mengembangkan lokasi-lokasi pembelajaran di Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Provinsi Bali dan Banda Neira, Kabupaten Banda, Provinsi Maluku Tenggara. Sejak berdirinya CTC 12 tahun silam, setidaknya lebih dari 100 sesi pelatihan telah dilakukan bersama mitra dari 2.000 praktisi regional.

Artikel yang diterbitkan oleh
, , , ,