Warga Jambi Berlebaran Bersama Kabut Asap Kebakaran Lahan

Akibat pembakaran lahan yang terus terjadi hingga menjelang hari raya Idul Fitri, warga Jambi mendapat kiriman hadiah lebaran berupa asap pekat tanpa henti sejak awal bulan ini. Gangguan akibat asap ini bahkan sempat mengganggu penerbangan sejak tanggal 12 Agustus silam, setelah Pesawat Lion Air bernomor penerbangan JT 0601 tujuan Jakarta-Jambi, gagal mendarat di landasan Bandara Sultan Thaha, Kota Jambi.

Pesawat tersebut dijadwalkan mendarat pukul 07.20 WIB, namun, jarak pandang di bawah 2 km membuat pesawat terpaksa mendarat di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II, Palembang, Sumatra Selatan. Pesawat yang padat penumpang mudik ke Jambi terbang kembali ke Jambi agak siang, setelah landasan bandara Sultan Thaha Jambi bebas dari kabut asap di atas pukul 09.00 WIB.

Akibat pekatnya kabut asap ini, Dinas Kesehatan Kota Jambi menyiapkan sedikitnya 70 ribu masker untuk pengendara mudik lebaran bersamaan kabut asap saat musim kemarau. Masker tersebut nantinya bisa juga diberikan kepada para pemudik saat musim lebaran. Mengingat, gangguan asap menjadi salah satu penyebab terjadinya infeksi saluran pernafasan atas atau ISPA. “Apalagi masker sangat berguna bagi warga yang sedang diluar rumah. Khususnya adalah para pemudik,” ujar Kasi Pemberantasan Penyakit Menular, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Jambi, Kemas Azmi di Jambi kepada Republika.co.id.

Dari pantauan ANTARA, kondisi asap di Jambi terlihat tebal saat pagi hari antara pukul 06.00-09.00 WIB. Akibat kondisi asap tersebut bahkan pihak Bandara Sultan Thaha Syaifuddin (STS) Jambi terpaksa menunda pendaratan pesawat saat pagi hari.

Kondisi ini terus berjalan hingga menjelang hari raya Idul Fitri. Dari pantauan VivaNews.com, kota Jambi dihujani debu yang diduga bekas kebakaran hutan sejak malam takbiran, Sabtu 18 Agustus 2012. Masyarakat di sana resah, karena debu berterbangan cukup banyak hingga Minggu 19 Agustus.

Kabid Pengendalian Hama dan Kebakaran Hutan Dinas Kehutanan Provinsi Jambi Sucipto mengakui debu yang berterbangan di Kota Jambi diperkirakan berasal dari kebakaran lahan atau hutan. “Belum bisa kami pastikan di mana lokasi kebakaran ini, tapi pasti tidak jauh dari Kota Jambi,” kata Sucipto kepada Vivanews Minggu 19 Agustus 2012.

Sedangkan mengenai titik panas atau hot spot diketahuinya baru terjadi pada satu titik, yaitu  di Kabupaten Tebo.  “Kami akan terus memantau aksi pembakaran hutan di musim kemarau ini,” katanya. Namun berdasarkan pantauan satelit NOAA di Dinas Kehutanan Provinsi Jambi, jumlah titik api di Provinsi Jambi hingga Selasa hari ini tercatat 30 titik. Paling banyak berada di Kabupaten Sarolangun yakni mencapai 16 titik api.

Berdasarkan pantauan BMKG Provinsi Jambi, kondisi cuaca di Kota Jambi dalam keadaan berasap. Jarak pandang pada pagi hari hanya bisa menembus 2.000 meter, dengan arah angin dari Selatan dan kecepatan angin 05 knot. “Tapi pada pukul 08.00 WIB tadi jarak pandang sudah bisa menembus 3.500 meter,” kata Kurnianingsih, Prakirawan BMKG Provinsi Jambi.

Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Provinsi Jambi ketika dihubungi masih belum mengetahui Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) di Kota Jambi. “Sebagian pegawai kami masih libur Lebaran,” kata Resmanysah, Staf BLHD Provinsi Jambi.

Sementara itu, Kurnia Ningsih, Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jambi, menjelaskan, kabut asap kemungkinan masih akan terus  menyelimuti karena kemarau di Jambi akan terus berlanjut hingga Oktober 2012. Dan pada Agustus 2012 ini merupakan puncak kemarau di Jambi. “Kalau tidak ada hujan sampai Oktober, maka titik panas di Jambi diperkirakan akan terus bertambah,” jelasnya kepada Waspada.co.id.

Artikel yang diterbitkan oleh
,