,

BKSDA Jambi: Dua Anak Harimau Diselamatkan Warga Dari Tepi Jalan

BKSDA Jambi berhasil menyelamatkan dua bayi harimau berusia sekitar dua bulan yang ditemukan warga desa Ladang Panjang di Dusun Pancoran, Kabupaten Bayung Lincir, Sumatera Selatan.

Kedua anak harimau ini ditemukan oleh empat warga Ladang Panjang tersebut saat hendak berangkat ke kebun tanggal 2 September 2012, sekitar pukul 14.00 siang dalam kondisi tidak berdaya. Keempat warga ini kemudian membawa kedua anak harimau ini ke desa dan melaporkan temuan ini ke kepala desa setempat. Kedua anak harimau ini sempat diberi makan ayam dan susu oleh warga dan kemudian diserahkan ke pihak BKSDA tanggal 3 September 2012 pagi.

Proses evakuasi kedua anak harimau ke Taman Rimba Jambi. Foto: BKSDA Jambi

Setelah melalui pemeriksaan oleh dokter hewan, kedua anak harimau ini dititipkan di Taman Rimba Jambi. Dua anak harimau berusia antara dua hingga tiga bulan ini menurut pemeriksaan dokter mengalami dehidrasi, akibat tidak makan dan minum selama beberapa hari. Dari rilis yang dikirim BKSDA Jambi kepada Mongabay Indonesia, salah satunya bahkan mengalami penurunan suhu badan, atau hypothermia, pernapasan berat dan perut kembung. Saat ini dokter mengatasi kondisi keduanya dengan menyuntikkan infus untuk mengembalikan metabolisme tubuh dua bayi harimau ini.

Dalam beberapa hari ke depan, pihak Taman Rimba dan BKSDA Jambi berharap kondisi keduanya bisa pulih seperti sediakala sebelum menjalani rehabilitasi lebih lanjut.Kasus ditemukannya dua bayi harimau di jalan oleh warga desa ini adalah yang pertamakali terjadi. Seiring dengan semakin hilangnya habitat harimau Sumatera, berbagai konflik wilayah antara harimau dewasa memang seringkali terjadi. Biasanya harimau menyerang warga karena merasa terdesak, atau takut. Namun jarang sekali dua bayi harimau bisa lepas ke wilayah manusia.

Forum Harimau Kita yang terdiri dari peneliti dan pemerhati harimau Sumatera melaporkan, setidaknya 563 konflik tercatat semenjak tahun 1998 – 2011. Angka tersebut dikompilasi dari laporan lapangan Wildlife Conservation Society (WCS),Leuser International Foundation (LIF), Fauna and Flora International (FFI), Zoological Society of London (ZSL) dan World Wildlife Fund (WWF) dan PHKA. Dari sekian konflik yang terjadi, tercatat 46 ekor harimau terbunuh. Di lain pihak, sebanyak 57 orang meninggal dalam rentang waktu yang sama. Sementara di Jambi kawasan sekitar TNKS lah yang memiliki jumlah konflik  paling banyak, TNKS mencatat dari tahun 2009 hingga April 2012 telah terjadi 59 konflik.

Dua anak harimau ini kini dititipkan sementara di Taman Rimba Jambi usai menjalani pemeriksaan kondisi kesehatan. Foto: BKSDA Jambi

Habitat harimau Sumatera sendiri, menurut tulisan dalam jurnal Environmental Research Letters yang diterbitkan akhir Agustus lalu menyusut sekitar 40% dalam kurun waktu 20 tahun terakhir, sementara secara keseluruhan hutan di Indonesia sudah musnah sekitar 36%,

Kajian ini, dilakukan oleh tim yang dipimpin oleh Belinda Arunarwati Margono dari South Dakota State University dan Kementerian Kehutanan Republik Indonesia, menemukan fakta yang mengerikan dari hutan Sumatera yang dulu sangat lebat. Secara umum, Sumatera telah kehilangan 7,5 juta hektar hutan antara tahun 1990 hingga 2010, dan sekitar 2.6 juta hektar diantaranya adalah hutan primer. Sebagian besar hutan yang hilang adalah hutan sekunder yang habis akibat penebangan liar. Hanya 8% hutan perawan yang tersisa di Sumatera.

Tabel Penurunan Jumlah Harimau Sumatera. Data: Margono et.al 2012

Seiring dengan musnahnya habitat, jumlah harimau Sumatera juga semakin menurun drastis dari dekade ke dekade. Berdasarkan survey melalui kuesioner yang dilakukan oleh Borner pada tahun 1978 populasi harimau Sumatra masih sekitar 1000 ekor. Pada tahun 1985 Santiapillai dan Ramono mencatat setidaknya  800 ekor tersebar di 26 kawasan lindung. Pada tahun 1992, Tilson et. Al. memperkirakan antara 400 – 500 ekor yang hidup di 5 Taman Nasional dan 2 kawasan lindung.

Dan di tahun 2007, Kementerian Kehutanan Indonesia memperkirakan minimal 250 individu harimau Sumatera hidup di 8 dari 18 habitat harimau Sumatera. Angka-angka ini memang bukan angka yang mutlak namun angka-angka ini merupakan sebuah gambaran betapa drastisnya penurunan populasi harimau Sumatra.

Tabel Penurunan Luas Hutan di Sumatera Antara 1990-2010

Untuk daerah Jambi sendiri Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) dan Taman Nasional Berbak adalah dua kawasan yang memiliki kepadatan populasi harimau yang cukup tinggi. “Di Taman Nasional Berbak masih terdapat sekitar 30 harimau” ungkap Nurazman Nurdin, Kepala Seksi Wilayah III BKSDA Jambi. Sedangkan perkiraan populasi harimau di kawasan TNKS berdasarkan data yang dirilis oleh pihak Balai TNKS adalah 166 harimau.

Artikel yang diterbitkan oleh
, , , , ,