,

Jalani Operasi Katarak, Induk Orangutan Kini Bisa Menatap Anak Kembarnya

Penyakit katarak yang membutakan, tak hanya bisa menyerang manusia, namun juga orangutan. Induk orangutan bernama Gober yang mengalami penyakit katarak ini, menurut perkiraan para ahli di Sumatran Orangutan Conservation Programme (SOCP) memang sudah renta, usianya diperkirakan sekitar 40 tahun. Gober adalah orangutan betina yang diselamatkan oleh SOCP tahun 2008 silam dari wilayah campuran antara hutan alami dan perkebunan karet. Hal ini diungkapkan oleh drh Yenny Saraswati, dari SOCP. Gober kini ditaruh di pusat karantina orangutan milik SOCP di Medan, Sumatera Utara. Gober adalah ibu dari dua anak kembar orangutan berusia 18 bulan.

Selain si Gober tersebut, si ayah anak orangutan kembar ini juga buta akibat terkena 62 tembakan di tubuhnya oleh manusia, dua peluru bersarang di salah satu matanya dan 1 peluru di mata yang lain. Akibatnya, si ayah pun menjadi buta.

Mata Gober yang tengah menjalani operasi katarak. Foto: Alain Compost

Sumatran Orangutan Conservation Programme dan PanEco Foundation akhirnya berinisiatif memperbaiki penglihatan Gober dengan menjalankan operasi katarak bagi induk orangutan ini. Operasi yang telah dijalankan tanggal 27 Agustus 2012 silam ini adalah operasi katarak mata orangutan pertama yang pernah dijalankan di Indonesia.

“Anak kembar orangutan itu bukan sesuatu yang baru,” jelas Dr. Ian Singleton, Direktur Konservasi PanEco Foundation dan kepala SOCP,” Saya sudah mendengar soal itu 10 atau 15 kali sepanjang karier saya, namun anak orangtan kembar dari kedua orangtua yang buta itu baru terjadi.”

Suasana operasi katarak untuk induk bernama Gober. Foto: Alain Compost

Operasi ini sendiri sudah berjalan dengan sukses tanggal 27 Agustus 2012 silam. Operasi ini dipimpin oleh dr. R. Arie UMboh, seorang spesialis mata manusia dari Samarinda, dengan asistennya JUliana Sasambe, serta dokter hewan dari SOCP drh Yenny dan drh Rachmad Wahyudi. Operasi ini berlangsung selama 40 menit dan semuanya nampak lancar saat hal itu dilakukan.

Dokter Arie Umboh dan tim sedang menangani operasi katarak untuk Gober. Foto: Alain Compost

“Kami tidak menemukan adanya tanda-tanda kerusakan pada retina pada kedua mata Gober dan kami berharap Gober bisa kembali mendapatkan penglihatannya semaksimal mungkin, artinya ada kesempatan baginya untuk bisa melihat kedua anak kembarnya untuk pertamakalinya sesegera mungkin,” komentar dr. Umboh.

“Hal ini adalah sesuatu yang fantastis kami akhirnya bisa melakukan hal ini kepada Gober. Kami harus menunggu agar kedua anaknya cukup besar dan bisa dipisahkan dari ibu mereka dan kami berhasil melakukannya, segalanya kini sudah berubah bagi hidup Gober maupu kedua anaknya. Kami juga sangat berterimakasih kepada dokter Umboh dan juga Yayasan Orang-Utans in Not dari Jerman yang telah menanggung semua biaya logistik dari upaya ini,” tulis media rilis di dalam SOCP.

Proses operasi mata Gober dari jarak dekat. Foto: Alain Compost

Operasi katarak, hingga saat ini bukanlah sesuatu yang umum dilakukan terhadap orangutan, hal ini adalah operasi pertama yang pernah dilakukan di Indonesia.

Orangutan di Indonesia, hingga kini masih menghadapi tekanan akibat terus musnahnya habitat mereka untuk keperluan perkebunan sawit, hutan tanaman industri dan ekspansi wilayah manusia. Berbagai kasus orangutan yang cedera hingga mati setelah memasuki kawasan manusia terus terjadi. Peristiwa terakhir terjadi di Kalimantan Barat, setelah seekor orangutan mati akibat mengalami komplikasi setelah sebagian tubuhnya terbakar akibat memasuki wilayah manusia.

Induk orangutan bernama Gober dengan dua anaknya yang berusia 18 bulan sebelum menjalani operasi katarak. Foto: Sumatran Orangutan Conservation Programme
Artikel yang diterbitkan oleh
, , , , , , , ,