,

Saatnya Berhemat! Permintaan Kertas Terus Gunduli Hutan Tropis Dunia

Sebaiknya anda harus semakin berhemat kertas sejak saat ini. Jika anda masih ingin melihat hutan tropis Indonesia dan dunia tumbuh lebat, rasanya hal itu sudah harus dilakukan. Berdasarkan laporan terbaru dari Union of Concerned Scientist (UCS) tingginya tingkat permintaan kayu dan kertas berkontribusi signifikan dalam perusakan keragaman hayati yang tinggi hutan hujan tropis dan memperburuk perubahan iklim. Dalam laporan bertajuk, Wood for Good: Solutions for Deforestation-Free Wood Products menyatakan bahwa produk dari kayu yang tersertifikasi, produk kayu dan serat dari tanaman atau wilayah non-hutan dan kebijakan pemerintah untuk melakukan praktek-praktek yang menekan perusakan hutan adalah tiga upaya utama yang diyakini bisa menekan deforestasi dan degradasi hutan demi memenuhi kebutuhan kertas, wadah produk, furnitur dan bahan konstruksi.

“Permintaan kayu dari hutan tropis terus meningkat secara global, sementara di sisi lain hutan tropisnya terus lenyap dari waktu ke waktu,” ungkap Pipa Elias, konsultan UCS dan penulis laporan ini, dia menekankan bahwa perdagangan internasional dalam produk kayu diperkirakan mencapai 450 juta dollar setiap tahun hingga akhir dekade ini, meningkat dari angka 257 juta dollar di tahun 2005. “Ini adalah sebuah kemungkinan yang sangat besar untuk bisa memanen kayu di wilayah tropis secara menguntungkan dan berkelanjutan. Penghalang utamanya adalah lemahnya political will pemerintah. Para pebisnis dan konsumen harus kritis dalam permintaan mereka akan produk manufaktur kayu dengan memberikan pemerintah dan penghasil kayu insentif untuk meningkatkan upaya mereka untuk menghasilkan produk yang berkelanjutan.

Walau penebangan hutan di daerah tropis biasanya tidak melakukan tebang habis, serangkaian penelitian telah menunjukkan bahwa hal itu justru sering menyebabkan deforestasi langsung. Jalan logging memberikan akses kepada petani, pengelola peternakan dan orang lain untuk mengeksploitasi hutan. Pada saat yang sama, degradasi hutan terus terjadi akibat ditebangnya pohon-pohon paling berharga di hutan, agar bisa menghasilkan insentif keuangan yang tinggi dengan mengonversi hutan alami menjadi perkebunan kayu industri. Tidak ada tempat lain di dunia ini lebih terancam selain di Asia Tenggara untuk kasus ini, dimana jutaan hektar hutan telah ditebang untuk diubah menjadi perkebunan pulp and paper.

Kendati laporan ini mengutamakan sertifikasi dalam produk kayu sebagai upaya utama menekan deforestasi, namun laporan ini juga memuat bahwa standar yang sudah dijalankan saat ini tidak cukup kuat mencegah degradasi ekologi hutan, ucap beberapa ahli konservasi. Beberapa standar juga berbeda satu sama lainnya.

Sementara program ini tidak melarang menebang hutanyang telah tua, mereka adalah pilihan terbaik saat ini tersedia untuk menjaga profitabilitas industri kayu sekaligus melindungi hutan, “kata UCS dalam pernyataan mereka.

UCS mengatakan konsumen dapat melakukan kontribusi mereka dengan membuat keputusan yang lebih cerdas dalam memakai produk kayu.

“Konsumen pasti memiliki peran penting dalam menjaga hutan tropis,” kata Pipa Elias. “Hal-hal kecil dalam pilihan sehari-hari seperti produk daur ulang dan mengurangi permintaan kayu baru benar-benar membantu untuk melindungi hutan tropis.”

Wood for Good” adalah laporan ketiga UCS yang telah dirilis dalam beberapa bulan terakhir yang  terkait dengan deforestasi hutan hujan tropis. Yang pertama, “Recipes for Success,” laporan yang memfokuskan pada bahan baku untuk minyak nabati seperti minyak sawit dan kedelai. Yang kedua, “Grade A Choice?”  adalah laporan seputar daging sapi.

Artikel yang diterbitkan oleh
, , , ,