,

WWF Bertemu SBY: Minta Pemerintah Siapkan Lahan Sawit Bersih Konflik

Delegasi WWF dipimpin Executive Board WWF Indonesia Kemal Stamboel, didampingi Direktur Jenderal WWF Internasional, Jim Leape Kamis(13/9/12) melakukan kunjungan kehormatan kepada Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono, di Istana Negara, Jakarta.

“WWF menyadari peran Indonesia sebagai negara kunci dalam mendorong agenda pembangunan berkelanjutan pasca Rio+20. Jaringan WWF Network di seluruh dunia siap membantu menjalankan peran ini, termasuk mendukung inisiatif konservasi lintas negara seperti Heart of Borneo dan the Coral Triangle yang dicanangkan SBY,” kata Leape dalam rilis kepada media.

Kedua inisiatif ini, menterjemahkan konsep ekonomi hijau bagi kesejahteraan masyarakat dan kesetaraan sosial, sekaligus memperkuat ketahanan pangan di kawasan itu. Dalam pengembangan kebun sawit di Indonesia, kata Leape, harus diarahkan ke lahan telantar. Pemerintah, hendaknya dapat memfasilitasi proses ini hingga lahan telantar yang ‘ bersih’ konflik sosial dan siap pakai tersedia.

Kunjungan ini juga dihadiri para CEO WWF dari beberapa negara yaitu Indonesia, Singapura, Malaysia, Fillipina, India, Pakistan, Mexico dan Russia, dan Direktur WWF Asia Pacific.

Dalam pertemuan ini SBY didampingi Menteri Luar Negeri, Menteri Kehutanan, Menteri Lingkungan Hidup, Menteri Sekretaris Negara, dan Ketua UKP4.

Ini tak hanya kunjungan kehormatan perayaan 50 tahun WWF di Indonesia. Pertemuan ini, juga memberi masukan dalam memperkuat peranan Presiden SBY memimpin pertemuan High Level Panel of Eminent Person for Post Rio+ 20 pertengahan September ini di New York.

Sekjen PBB Ban Ki-Moon menunjuk SBY menjadi co-chair High Level Panel of Eminent Person for Post Rio+ 20. Ini sebuah pertemuan tingkat tinggi menindaklanjuti hasil Konferensi PBB tentang pembangunan berkelanjutan di Rio de Jeneiro (Rio+20) Juni lalu.

Dari seluruh dunia hanya tiga pimpinan negara diundang menjadi bagian dalam pertemuan PBB ini, yaitu Perdana Menteri Inggris David Cameron, Presiden Liberia Johnson-Sirleaf, dan Presiden SBY.

Efransjah CEO WWF Indonesia mengatakan, WWF mendukung upaya pemerintah Indonesia mengimplementasikan konsep ekonomi hijau. “Hingga upaya mendorong pertumbuhan ekonomi berjalan seimbang dengan prinsip keberlanjutan dan kesetaraan.” Hingga pembangunan yang dirumuskan mencakup, sosial, dan lingkungan.

Menurut Efransjah, peranan negara-negara dengan ekonomi yang terus meningkat (emerging economies) dari Selatan (biasa disebut sebagai BRIIC+ (Brazil, Russia, India, Indonesia) dan South Africa, banyak disoroti WWF. Bukan hanya karena potensi signifikan bagi kesejahteraan dan kesetaraan, tetapi risiko bagi kehancuran sumber daya alam.

Konflik perusahaan sawit dan warga Desa Seruat II, Kabupaten Kubu Raya

Artikel yang diterbitkan oleh
, ,