,

Jurnalis Lingkungan Kamboja Dibunuh Terkait Investigasi Penebangan Liar

Kurang dari lima bulan setelah terbunuhnya aktivis lingkungan Kamboja, Chut Wutty, kini seorang jurnalis lingkungan bernama Serei Oudom ditemukan tewas terbantai di bagasi mobilnya, dengan kemungkinan dibunuh dengan kapak, seperti dilaporkan oleh AFP. Oudom, yang bekerja untuk koran lokal Vorakchun Khmer Daily, dikenal sebagai penulis isu penebangan liar yang marak terjadi di Kamboja, dan seringkali mengaitkan kejahatan lingkungan ini dengan sejumlah pebisnis dan politisi. Mobil dan jenazah Oudom ditemukan ditengah perkebunan kacang mede di propinsi Ratanakiri, seubah area yang marak dengan ilegal logging.

“Sebelum dia dibunuh, jurnalis lain sudah mengingatkannya agar tidak menulis terlalu kritis tentang kejahatan kehutanan,” ungkap Pen Bonnar dari Asosiasi Hak Asasi Manusia dan Pembangunan Kamboja (Adhoc), kepada AFP. Oudom, jurnalis berusia 44 tahun juga menulis terkait kecelakaan lalu lintas dan protokolnya, menurut editornya.

Oudom terakhir kali bertemu istrinya hari Minggu, 8 September 2012 saat meminta izin untuk rapat dan akan kembali secepatnya. Dia ditemukan hari Selasa dengan luka di kepala, dan menurut keterangan polisi dia diserang dengan menggunakan kapak. Proses penyelidikan atas kasus ini kini terus dilakukan, dan polisi telah meminta keterangan dari anggota Polisi Militer bernama An Bunheng. Dan masih sekitar sepuluh orang lainnya akan ditanyai seputar kasus ini.

“Banyak sekali uang yang terlibat dalam kasus ini. Mereka adalah orang-orang yang diperlengkapi dengan baik dan didanai dengan besar,” ungkap Ou Virak, Presiden Adhoc, kepada Australian Broadcasting Corporation (ABC). “Para penebang liar ini akan melakukan apapun untuk melindungi kepentingan mereka, termasuk membunuh para aktivis yang menghalangi mereka.”

Kelompok jurnalis international bernama Reporters Without Borders, telah memento pihak kepolisian untuk mengusut tuntas kasus ini, terutama jika pembunuhan ini terkait dengan peliputan Oudom atas kasus penebangan liar. Kematian Oudom memiliki banyak kesamaan dengan kematian Chut Wutty lima bulan sebelumnya. Wutty sedang menemani dua jurnalis di area yang terkenal akan penebangan liar. Keduanya juga menghabiskan waktu mereka untuk secara khusus menyoroti kasus penebangan liar yang menggunduli hutan tropis di Kamboja dan merampok kehidupan masyarakat adat. Kematian Chut Wuty hingga kini masih berselimut misteri dengan berbagai isu yang lalu lalang tanpa penyelidikan resmi; banyak orang mengkhawatirkan bahwa kematian Oudom juga akan membeku.

Peran ekonomi konsesi lahan dalam lenyapnya hutan tropis Kamboja

Antara tahun 1990 hingga 2010, Kamboja kehilangan nyaris seperempat (22 persen) tutupan hutan mereka, luas ini bahkan lebih besar dari negara Haiti. Hingga tahun 2010, sekitar 57% luas negara ini masih tertutup hutan, namun hanya 3.2% hutan primer. Namun tidak semua hilangnya hutan ini terkait penebangan liar; deforestasi di Kamboja adalah kesalahan negara ini sendiri.

Pemerintah Kamboja baru-baru ini memberikan banyak ‘konsesi ekonomi lahan’ kepada berbagai perusahaan asing, dan membuat mereka berhak untuk menebang hutan untuk keperluan pertanian, bahkan di wilayah yang dilindungi. Berbagai protes yang muncul terkait praktek ini, dan juga kematian Chut Wutty, memaksa Perdana Menteri Hun Sen menghentikan sementara pemberian konsesi. Secara keseluruhan, menurut data dari Adhoc, sekitar 2 juta hektar hutan atau sekitar 10% dari luas negara Kamboja- telah diserahkan kepada perusahaan asing untuk keperluan penebangan, pertambangan, pertanian dan pembangunan lainn melalui kebijakan konsesi ekonomi lahan ini.

Salah satu contoh adalah Virachey National Park di Ratanakiri, dimana Oudum ditemukan tewas. Daerah kawasan lindung ini kini diserbu penebangan dan pertambangan, dan telah berkurang 9.000 hektar untuk perkebunan karet. Menurut seorang penulis bernama Greg McCann, VIrachey diabaikan oleh banyak kelompok konservasi kendati memiliki pemandangan yang sangat indah dan menjadi rumah bagi berbagai spesies penting dunia seperti harimau.

Artikel yang diterbitkan oleh
, , , , , , ,