KPC: Spesies Ikan Asli Sungai Ciliwung Hanya Tersisa Duapuluhan Jenis Saja

Dari 33 spesies ikan yang teridentifikasi hidup di sungai Ciliwung, maka spesies ikan asli di sungai Ciliwung saat ini hanya tinggal sekitar 20 jenis saja.  Jenis ikan yang sudah hilang dari sungai Ciliwung diantaranya adalah ikan gobi seperti yang dilaporkan pada literatur Smithsonian 1907, dan jenis ikan yang semakin sulit dijumpai seperti ikan arelot, ikan soro, ikan berot hingga ikan belida yang sekarang dilaporkan hanya dapat ditemukan di sungai Cisadane saja.

Ruby Vidia Kusumah, aktivis Komunitas Peduli Ciliwung (KPC-Bogor) sekaligus peneliti pada Balai Riset Budidaya Ikan Hias (BRBIH-Depok), menyampaikan kepada Mongabay.co.id (15/9) bahwa data ini diperoleh dari sampling pengkoleksian yang dilakukan oleh KPC dan BRBIH selama periode 2009 – 2011 di 18 titik pengamatan di sepanjang sungai Ciliwung

Jumlah ini jauh menurun drastis dari data yang pernah dihimpun oleh Biologi LIPI yang menyebutkan pada era 1910-an jumlah ikan spesies ikan yang hidup di sungai Ciliwung diperkirakan mencapai 187 jenis.

Berdasarkan hasil wawancara tambahan dengan warga, jumlah spesies ikan dapat bertambah dengan jenis ikan gobi kecil atau menga, ikan bawal, ikan patin, ikan gehed (sejenis ikan mas), sili, baung lilin, baung kuning, gurame dan buntal air tawar.  Adapun ikan bawal (Colossoma macropopum) merupakan salah satu spesies asing yang diintroduksikan ke sungai Ciliwung.

Keberadaan ikan-ikan asing ini akan menyebabkan kompetisi di habitat dengan ikan-ikan alami yang ada.  Kompetisi yang terjadi adalah dalam kompetesi sumberdaya untuk mencari makanan dan tempat hidup, potensi penyebaran penyakit, menjadi predator ikan maupun telur ikan asli.

Demikian pula, salah satu spesies ikan asing, seperti ikan sapu-sapu (Pterygoplichtys pardalis) membuat ancaman erosi karena kesenangannya membuat lubang-lubang sepanjang pinggiran bantaran sungai. Spesies ikan lainnya seperti gapi liar, yang dulu digunakan untuk mengusir nyamuk dan ikan hias, sekarang  menjadi ikan predator yang memakan telur-telur ikan asli.

Menurut Ruby, saat ini belum banyak ikan-ikan asli Ciliwung yang sebenarnya dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk dapat memberikan nilai tambah  ekonomi maupun menjadi spesies khas dari sungai ini. Beberapa jenis yang dapat dikembangkan baik untuk olahraga memancing maupun untuk ikan konsumsi diantaranya senggal (Hemibagrus cf. nemurus), soro (Tor soro), beunteur (Puntius binotatus), paray (Rasbora aprotaenia), berot (Macrognathus maculatus), betok (Anabas testudineus), bogo (Channa striata), hampal (Hampala macrolepidota), hingga ikan lubang (Anguila bicolor).

Di luar sebagai potensi konsumsi, maka jenis-jenis ikan seperti paray, beunteur dan cupang dapat dikembangkan sebagai ikan hias yang potensial.

Berdasarkan kagetorinya, identifikasi jenis ikan yang masih hidup di Ciliwung dapat digolongkan menjadi famili Cyprinidae (24,2%), Cichlidae (12,1%), Poeciliidae (9,1%) dan Osphronemidae (9,1%).  Sedangkan ikan asing yang terintroduksi ke sungai Ciliwung berasal dari famili Cichlidae (4 spesies), Cyprinidae (3 spesies), Poeciliidae (3 spesies), Osphronemidae (1 spesies) serta Loricariidae (1 spesies).

Ikan berot (Macrognathus maculatus), salah satu ikan asli sungai Ciliwung yang hidup di bawah permukaan batu sungai. Berot merupakan jenis ikan yang semakin sulit ditemukan. Foto: Ridzki R. Sigit

Ancaman ekologis kerusakan sungai Ciliwung

Daerah aliran sungai Ciliwung, yang mengalir dari daerah Puncak di Jawa Barat hingga bermuara di Jakarta, saat ini mengalami ancaman yang sangat nyata.  Kondisi lingkungan kualitas air yang menurun diakibatkan oleh pencemaran limbah domestik dan industri dan siklus hidrologis yang fluktuatif.

Padatnya pemukiman dan peruntukan industri di sepanjang aliran sungai ini, telah menyebabkan saat ini sangat sulit dijumpai lokasi-lokasi bagi sungai untuk melakukan sistem pulih dirinya sendiri.  Salah satu lokasi ‘sistem pulih diri’ sungai Ciliwung adalah ketika aliran sungai melintas di Kebun Raya Bogor.  Lokasi ‘sistem pulih diri’ ini sekaligus merupakan lokasi reservat yang baik yang secara layak dapat menjadi habitat bagi spesies-spesies biota yang ada di Ciliwung.

Kondisi memburuknya kondisi sungai ini, telah mendorong KPC secara swadaya untuk membuat upaya penyelamatan secara eks situ (di luar habitat aslinya).  Upaya ini dilakukan dengan cara mengambil ikan-ikan asli dari sungai Ciliwung untuk kemudian diselamatkan dan dipijahkan.  Salah satunya adalah upaya eks situ untuk menyelamatkan ikan beunteur (Puntius binotatus), yang merupakan kerjasama KPC dengan swadaya masyarakat lainnya dan Balai Riset Benih Ikan Hias di Depok.

Kedepannya kelompok ini berupaya untuk mengangkat agar ikan-ikan asli itu dapat menjadi andalan komoditas lokal yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.  Diantaranya untuk  spesies ikan baung dan ikan soro yang secara potensial dapat dikembangkan sebagai ikan konsumsi.

“Ikan soro (Tor soro), sejenis ikan yang masih sekeluarga dengan ikan batak, merupakan spesies asli yang merupakan spesies potensial untuk dikembangkan sebagai komoditas konsumsi, namun keberadaan ikan tersebut semakin sulit dan rentan terhadap kematian dalam upaya budidayanya” demikian Ruby menambahkan.

Dengan memperkenalkan berbagai jenis spesies biota asli sungai Ciliwung termasuk jenis-jenis ikan asli ini, KPC berharap hal ini akan menggugah kepedulian warga, agar kedepannya warga semakin peduli terhadap potensi dan keanekaragaman hayati yang ada di sungai Ciliwung ini.

Artikel yang diterbitkan oleh
, , , , , , , , , ,