Sang Surya Akan Sinari Kemegahan Borobudur Sepanjang Hari…

Berlokasi di taman Lumbini, Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Sabtu malam, 13 Oktober 2012, Greenpeace memulai pemasangan sistem penerangan tenaga surya di candi warisan dunia ini. Dalam rilis yang diterima Mongabay Indonesia, ini adalah upaya mendesak pemerintah Indonesia agar segera melakukan implementasi energi terbarukan dan mengurangi ketergantungan terhadap sumber energi kotor seperti batubara. Proyek energi terbarukan Greenpeace ini  dinamakan Berani, yang juga berarti menyerukan kepada seluruh masyarakat Indoenesia agar ikut menjadi bagian pergerakan ini dan menjadi pemenang dalam solusi energi yang bersih dan aman.

Arif Fiyanto, sebagai  Team Leader Kampanye Iklim dan Energi Greenpeace Indonesia kepada Mongabay Indonesia mengatakan, Greenpeace menyinari Borobudur untuk memberikan pencerahan bagi Indonesia tentang visi kami mengenai energi yang bersih dan aman untuk masa depan. “Kami ingin mengingatkan masyarakat Indonesia, terutama kepada pemerintah Indonesia agar dapat bekerjasama dalam mengembangkan dan menggunakan energi terbarukan yang lebih bersih demi masa depan Indonesia yang lebih baik,” kata Arif Fiyanto.

Cimate Rescue Station yang masih dalam proses pembangunan. Foto: Aji Wihardandi

Selain itu, menurut Hindun Mulaika, Jurukampanye Iklim dan Energi Greenpeace Indonesia dalam sambutannya mengatakan Pemenuhan kebutuhan energi Indonesia selama ini masih bergantung pada bahan bakar fosil, dimana bahan bakar fosil ini mengisi 95% dari total pasokan energi Indonesia. Pemerintah harus beralih kepada energi terbarukan, bukan hanya untuk melindungi masyarakat dari bahaya lingkungan dan kesehatan karena terpapar polusi batubara, namun juga sebagai bagian dari upaya untuk mencegah dampak perubahan iklim menjadi lebih buruk.

“Kami menyerukan kepada seluruh masyarakat Indonesia agar ikut menjadi bagian solusi dan bergabung dengan pergerakan ini dengan mengunjungi Climate Rescue Station di Borobudur, atau kunjungi website kami,” kata Hindun.

Upcara simbolis mulainya pemanfaatan energi surya untuk menerangi Borobudur. Foto: Aji Wihardandi

Sangat mungkin untuk pengembangan energi terbarukan yang aman dan bersih di Indonesia. Potensi energi terbarukan sangat melimpah di Indonesia, potensi kelimpahan energi panas bumi mencapai 40% dari total cadangan di dunia. Namun, data pemerintah menunjukkan bahwa penggunaan energi terbarukan di Indonesia baru mencapai angka 5% (atau setara dengan 1,345 megawatt) dari keseluruhan sumber energi total di Negara ini.

“Kami memberikan apresiasi kepada Greenpeace yang mempelopori penggunaan energi tenaga surya untuk penerangan Borobudur di malam hari, harapan kami adalah agar masyarakat semakin sadar bahwa penggunaan tenaga surya sebagai sumber energy semakin familiar, sehingga mengurangi ketergantungan kita terhadap energy fosil,” kata Marsis Sutopo, Kepala Balai Konservasi Peninggalan Borobudur.

Penandatanganan kerjasama Greenpeace dan Aliansi Masyarakat Adat Nusantara. tentang komunitas adat berbasis energi terbarukan. Foto: Aji Wihardandi

Pada kesempatan kali ini, Greenpeace juga bekerjasama dengan Aliansi Mayarakat Adat Nusantara (AMAN), dengan adanya penandatanganan nota kesepahaman tentang Komunitas Adat Berbasis Energi Terbarukan. “Kerjasama ini merupakan upaya promosi solusi pemenuhan kebutuhan energi dengan energi terbarukan bagi masyarakat Indonesia, khususnya komunitas adat yang hidup di pedalaman yang belum mendapatkan pasokan listrik,” kata Arif menambahkan.

Selama dua minggu ke depan, Greenpeace mengadakan berbagai kegiatan seperti pameran, workshop, dan atraksi panggung di Climate Rescue Station, serta kegiatan solidaritas bersama untuk mempromosikan energy terbarukan di beberapa kota.  Selain itu,Climate Rescue Station akan berada di Candi Borobudur hingga sistem penerangan solar panel yang juga kami harapkan akan selesai dan mulai bisa digunakan pada Minggu, 28 Oktober 2012, sekaligus sebagai hari terakhir dari rangkaian kegiatan ini.

Relawan Greenpeace yang ikut merayakan penggunaan energi terbarukan bagi Borobudur. Foto: Aji Wihardandi
Artikel yang diterbitkan oleh
, , , , , , ,